Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
UMKM, Digitalisasi, dan Transformasi Ekonomi
31 Oktober 2022 16:26 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Muhammad Amir Nur Ridho tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi covid-19 telah memberikan dampak yang sangat besar kepada seluruh elemen masyarakat, hampir seluruh sisi kehidupan mengalami dampak yang ditimbulkan oleh pandemi baik langsung maupun tidak langsung. Beberapa contoh dampak yang bisa dilihat secara langsung seperti, masyarakat yang terpukul dengan banyaknya pemutusan hubungan kerja, dunia usaha terpukul akibat tidak adanya aktivitas bisnis, serta program-program pembangunan pemerintah yang terpaksa ditunda.
ADVERTISEMENT
Dampak yang sangat besar tersebut juga dialami oleh para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebagai akibat dari aktivitas masyarakat yang berhenti. Dampak terhadap UMKM yang paling mudah dilihat dari sisi penjualan, pelaku UMKM mengalami penurunan penjualan yang signifikan sehingga tingkat pendapatan mereka juga ikut menurun. Selain penjualan dan pendapatan yang menurun drastis, berbagai permasalahan yang menimpa UMKM akibat pandemi juga muncul seperti sulitnya memperoleh bahan baku, jalur distribusi produk yang terhambat, hingga kesulitan membayar gaji pekerja.
Memasuki masa-masa pemulihan seperti saat ini, para pelaku UMKM lambat laun bergerak untuk kembali aktif menjalankan usaha seiring dengan mulai aktifnya kegiatan masyarakat. Usaha-usaha yang saat pandemi terpaksa tutup mulai dibuka sehingga permintaan barang-barang hasil produksi UMKM mulai meningkat.
ADVERTISEMENT
Pandemi mengajarkan kepada pelaku UMKM untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan serta mencari solusi atas masalah yang datang tiba-tiba. Misalnya terhadap persoalan pemasaran yang timbul akibat pandemi, pelaku UMKM mau tidak mau harus untuk melakukan diversifikasi jalur pemasarannya dengan media digital seperti marketplace. Berbagai perubahan yang timbul akibat pandemi menuntut respons yang cepat sekaligus tepat, sehingga menuntut kecermatan para pelaku UMKM.
Memanfaatkan Peluang Digitalisasi
Seiring dengan surutnya pandemi, para pelaku UMKM menghadapi tantangan pasca pandemi yang tidak kalah menantang. Digitalisasi yang pada saat pandemi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam menjaga daya saing UMKM, diyakini akan tetap memainkan peran yang krusial dalam pengembangan bisnis UMKM.Sebenarnya, pemanfaatan teknologi informasi bagi UMKM sudah mulai digalakkan beberapa tahun sejak sebelum pandemi. Namun, pandemi yang datang secara tiba-tiba membuat adaptasi teknologi informasi menjadi lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Perubahan yang dialami UMKM dengan adanya digitalisasi ini akan mempengaruhi di hampir semua aspek operasional bisnis dari hulu sampai hilir. Dari sisi pemasaran, jelas ini akan mengubah pola penjualan produk yang awalnya didominasi pemasaran luring menjadi pemasaran secara daring dengan memanfaatkan platform marketplace maupun media sosial. Kehadiran beberapa platform marketplace sangat membantu transformasi digital UMKM karena memberikan ruang yang terbuka untuk mengakses jaringan pasar yang lebih luas dan beragam. Di samping itu, terdapat media sosial yang selain digunakan sebagai platform komunikasi publik dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana pemasaran bagi pelaku UMKM yang menjanjikan.
Selain sisi pemasaran, dari sisi pembiayaan UMKM juga sudah banyak yang melakukan adopsi teknologi informasi. Beberapa platform peer-to-peer lending menyediakan banyak variasi pembiayaan bagi pelaku UMKM, dan bahkan beberapa platform juga menyediakan pendampingannya sekaligus. Akses pembiayaan UMKM saat ini tidak hanya terbatas pada perbankan, tapi juga semakin banyak dengan hadirnya beberapa platform pembiayaan digital. Bahkan perbankan pun saat ini juga sudah mulai melakukan penetrasi bisnis untuk menggarap nasabah melalui platform digital.
ADVERTISEMENT
Di samping pemasaran dan pembiayaan, transformasi digital juga dapat mempengaruhi sisi produksi dan operasional bisnis UMKM. Pencatatan keuangan, rekap pembelian bahan baku, komunikasi dengan supplier dan buyer, bahkan presensi tenaga kerja adalah beberapa contoh bagian yang dapat berubah akibat pengaruh digitalisasi. Dalam beberapa tahun ke depan, aspek teknologi informasi akan tetap memegang peran penting untuk mendukung proses UMKM naik kelas.
Namun memang harus diakui bahwa tidak semua pelaku UMKM harus masuk dalam ekosistem digital, beberapa pelaku UMKM memang secara karakter tidak bisa atau tidak perlu diberikan intervensi melalui platform digital. Misalnya untuk beberapa pelaku UMKM yang sudah memiliki pasar luring yang mapan atau pelaku UMKM yang sudah berumur yang susah memahami teknologi. Pelaku UMKM dengan karakteristik seperti itu perlu diberikan intervensi lain agar tetap bisa naik kelas tanpa melalui ekosistem digital.
ADVERTISEMENT
Pada titik ini, perlu disadari bahwa arus digitalisasi yang begitu besar ini harus tetap dimanfaatkan oleh pelaku UMKM karena kesempatan yang disediakan untuk naik kelas terlalu besar untuk dilewatkan. Oleh karena itu, kebijakan untuk menyediakan infrastruktur teknologi yang memadai ke seluruh wilayah Indonesia serta afirmasi literasi digital kepada pelaku UMKM perlu terus menerus dilakukan karena merupakan bagian penting dalam mendukung kesempatan UMKM naik kelas melalui platform digital.
Menyambut Era Transformasi Ekonomi
Di samping laju digitalisasi yang begitu kencang, perubahan lain yang mesti dihadapi oleh UMKM di era pasca pandemi ini adalah transformasi ekonomi. Transformasi ekonomi dapat diartikan sebagai perubahan struktur perekonomian dari sektor yang memiliki produktivitas rendah ke sektor yang memiliki produktivitas tinggi. Untuk mencapai target menjadi negara berpendapatan menengah tinggi, Indonesia perlu melakukan transformasi ekonomi dengan menggeser tumpuan ke sektor ekonomi yang lebih produktif agar pertumbuhan ekonomi lebih berkualitas. Sektor pertanian yang selama ini produktivitas per tenaga kerjanya rendah perlu dialihkan ke sektor yang memiliki produktivitas tinggi seperti industri manufaktur.
ADVERTISEMENT
Tidak dapat dipungkiri memang industri manufaktur perlu menjadi fokus pengembangan untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih berkualitas. Gejala deindustrialisasi yang sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir harus segera diakhiri dan kembali menuju reindustrialisasi. Industri manufaktur, selain menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas, juga lebih mampu menyediakan lapangan kerja formal bagi masyarakat dibanding sektor pertanian.
Pertanyaannya adalah mengapa UMKM mesti berperan dalam transformasi ekonomi tersebut? Melihat dari data, jumlah unit usaha di Indonesia didominasi oleh usaha di skala mikro, kecil, dan menengah dengan persentase 99 persen, sedangkan jumlah usaha besar hanya 1 persen. Namun dengan jumlah porsi yang dominan tersebut, UMKM hanya berkontribusi hanya 60 persen kepada perekonomian sementara usaha besar yang secara populasi sangat sedikit mampu berkontribusi 40 persen terhadap perekonomian.
ADVERTISEMENT
Dari sini bisa dilihat bahwa UMKM memiliki persoalan produktivitas yang rendah. Oleh karena itu, UMKM perlu diarahkan untuk lebih produktif dengan masuk ke sektor-sektor yang memiliki produktivitas besar seperti industri manufaktur. Hal ini akan berdampak kepada produktivitas UMKM yang lebih besar, mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas, serta penyediaan tenaga kerja yang lebih banyak.
Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana UMKM diarahkan masuk dalam industri manufaktur? Keterlibatan UMKM dalam rantai nilai industri manufaktur perlu didorong melalui kemitraan inklusif dengan perusahaan industri besar. Pelaku UMKM perlu menjalin kemitraan dengan industri besar untuk menjamin produk yang dihasilkan mampu terserap oleh industri besar dengan harga stabil serta untuk mendapat pembinaan dan pendampingan intensif dari industri besar.
ADVERTISEMENT
Manfaat kemitraan ini juga memberikan kepastian pasokan barang mentah maupun barang setengah jadi bagi industri besar untuk memenuhi kebutuhan produksi. Dengan peran masing-masing dalam satu rantai nilai produksi, pelaku UMKM dan pelaku industri besar dapat saling mendukung untuk meningkatkan produktivitas sektor industri manufaktur.
Namun yang perlu digarisbawahi tidak semua UMKM harus beralih ke sektor industri manufaktur, tetap harus ada UMKM yang menjalankan usaha di sektor-sektor lain. Pelaku UMKM yang berada di sektor lain juga perlu didorong untuk lebih produktif dan naik kelas dengan caranya masing-masing. Tiap-tiap sektor dalam perekonomian perlu dipacu produktivitasnya dan UMKM harus mengambil peran di dalamnya.
Satu hal lagi yang juga penting dalam mendorong peran UMKM dalam menghadapi era setelah pandemi adalah mengubah pola pikir bertahan hidup (survival mindset) ke pola pikir bertumbuh (growth mindset). Jika pelaku UMKM bertahan dengan survival mindset, maka kesejahteraan tidak akan meningkat, tingkat produktivitas stagnan, dan kontribusi terhadap perekonomian tidak beranjak. Indonesia saat ini lebih butuh UMKM yang memiliki growth mindset dan mempunyai keinginan untuk naik kelas karena mampu mendorong kesejahteraan pelaku UMKM itu sendiri, menaikkan produktivitas, serta mampu menyediakan lapangan kerja.
ADVERTISEMENT
Di atas itu semua, pelaku UMKM harus terus didorong untuk mengambil peran aktif dalam post-pandemic era melalui pemanfaatan teknologi digital dan keterlibatan dalam transformasi ekonomi agar keberadaan UMKM menjadi relevan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Pemerintah harus terus menciptakan ekosistem yang ramah dan memungkinkan untuk UMKM tumbuh naik kelas melalui kebijakan yang tepat sasaran sesuai kondisi pelaku UMKM.