Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
Konten dari Pengguna
Saat Orang yang Kita Cintai Meninggal, Bolehkah Marah pada Tuhan?
9 Mei 2018 20:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari VITO.ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tuhan, mengapa Engkau ambil dia terlalu cepat? Apa salah dan dosaku, Tuhan?

Salah satu dari lima tahap kesedihan adalah kemarahan. Ketika seseorang telah meninggal, mereka yang ditinggali berputar melalui penolakan, kemarahan, tawar-menawar, depresi sampai akhirnya mereka mencapai penerimaan.
ADVERTISEMENT
Meskipun tidak menyenangkan, kemarahan adalah langkah penting dalam proses ini.
Kemarahan bisa diarahkan pada seseorang yang merasa gagal menyelamatkan kekasihnya. Seseorang yang kehilangan orang yang dicintai mungkin marah pada dokter yang dianggap tidak melakukan pekerjaannya jika orang yang dicintai meninggal karena penyakit.
Seseorang mungkin marah pada siapa pun yang mereka rasakan bertanggung jawab atas penyebab kematian.
Ini bisa dialami oleh seseorang yang terkait langsung dengan kematian orang yang dicintai. Misalnya kepada sopir truk yang menabrak mobil yang dikendarai orang yang dicintai. Bisa juga seseorang yang benar-benar tidak ada hubungannya dengan kematian orang yang dicintai. Seorang bos yang mengatur perjalanan bisnis, saat pesawat jatuh dan orang yang dicintai salah menjadi salah satu korban.
ADVERTISEMENT
Selengkapnya baca di sini...