Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Haji Lulung Sebut Romahurmuziy Munafik karena Dukung Ahok
28 Maret 2017 14:56 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
![Ketum PPP Romahurmuziy. (Foto: http://romahurmuziy.com)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1490668128/idzgnxntclawzu3nedhy.jpg)
Abraham Lunggana alias Haji Lulung mengkritik sikap Ketua Umum PPP Romahurmuziy yang pada akhirnya mendukung pasangan Ahok-Djarot di Pilgub DKI Jakarta putaran kedua. Lulung menyebut Romy munafik karena menyuruh Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) untuk mendeklarasikan dukungan pada paslon dengan nomor urut dua tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kemarin Romy (sapaan Romahurmuziy) malu-malu kucing. Jadi cabang-cabangnya yang disuruh deklarasi tapi mukanya enggak keluar. Malu-malu DPP-nya, malu-malu kan munafik, kalau munafik masuk golongan munafikin," ujar Lulung seusai mendampingi Anies Baswedan berkampanye di Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Selasa (28/3).
Meski elite PPP dari kubu Djan Faridz dan Romy memberi dukungan kepada Ahok-Djarot, ia tetap meminta seluruh kader untuk mendengarkan suara umat dan tidak mengikuti keputusan beberapa orang yang kebetulan dipilih menjadi pengurus. Ia mengajak sejumlah kader dan pengurus PPP untuk menyelamatkan PPP agar tidak makin tersandera.
"PPP itu milik umat, kembali ke umat. Teman-teman yang lain di kepengurusan hanya penyelenggara, hanya diberikan amanah menjadi pengurus. Maka, ayo kembali sadar, bangkit bahwa umat memerlukan kita," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lulung menyatakan optimismenya bahwa dukungan ke Ahok-Djarot hanya berlaku di tingkat elite. Sementara untuk kader yang berada di akar rumput akan memilih Anies-Sandi. "Kalau akar rumputnya pasti ikut Haji Lulung," katanya.
Ke depan, Lulung menegaskan bahwa ia tidak akan memilih pimpinan partai yang tersandera oleh kekuatan tertentu. Menurut dia, saat ini, baik Djan Faridz maupun Romy tersandera oleh kepentingan politik tertentu.
"Saya tak bisa mengatakan kalau pimpinan saya ada tekanan tapi yang jelas besok kita tidak lagi memilih pemimpin yang disandera," tuturnya.