Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kemenangan Anies Tak Cukup Amankan Suara Prabowo di 2019
20 April 2017 14:56 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Partai Gerindra menegaskan kemenangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di Pilgub DKI Jakarta menjadi sebuah modal berharga bagi Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Namun, kemenangan ini dinilai hanya memberikan kemenangan psikologis sementara. Dikuasainya Ibu Kota oleh partai oposisi Joko Widodo tak cukup untuk mengamankan suara di 2019.
ADVERTISEMENT
"Kemenangan Anies jadi keuntungan psikologis saja untuk Prabowo. Perasaan senang bahwa jagoannya menang, perasaan untuk penebusan atas kekalahan di 2014. Mungkin juga perasaan kebanggaan atau keyakinan bahwa Anies akan lebih baik dari Ahok," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, ketika dihubungi kumparan (kumparan.com), Kamis (20/4).
Qodari menilai Prabowo tidak akan banyak menikmati keuntungan elektoral atas kemenangan Anies-Sandi di DKI bagi saat Pilpres 2019 nanti. Sebab, secara perolehan suara, DKI Jakarta tidak begitu banyak menyumbang dibandingkan Jawa Tengah, Jawa Barat, atau Jawa Timur. Menurut dia, untuk mengamankan 2019, maka Prabowo juga harus menguasai Jateng, Jabar dan Jatim.
Kemenangan Anies-Sandi, kata dia, seperti membangkitkan kembali posisi koalisi pendukung Prabowo di tengah kuatnya koalisi pendukung pemerintah sejak 2014 atau setelah Jokowi mengalahkan Prabowo.
ADVERTISEMENT
"Sesungguhnya Jakarta ini kalau dibandingkan Jateng, Jabar, dan Jatim tidak ada apa-apa. Secara jumlah penduduk, padanan Jakarta itu hanya Lampung. Jadi tetap harus menang di Jabar, Jatim, dan Jateng," ujarnya.
Namun, ia memastikan pada Pilpres 2019 nanti, Jokowi dan Prabowo akan menjadi calon kuat. Qodari menilai belum ada calon lain yang cukup kuat untuk menjadi pesaing untuk keduanya. Ia memprediksi mungkin saja nanti akan ada calon alternatif.
Tapi, ada atau tidaknya calon alternatif tergantung dari ada atau tidaknya kepala daerah yang memiliki kinerja baik pada periode 2017 atau 2018 hingga 2019. Qodari menyebut masih ada kemungkinan Anies Baswedan untuk maju di Pilpres 2019. Anies maju jika ia mampu menunjukkan kinerja baik dan popularitasnya melambung.
ADVERTISEMENT
"Sementara yang bisa kita hitung, Jokowi sebagai inkumben akan maju lagi. Lalu yang punya kendaraan politik seperti Prabowo. Mungkin nanti ada calon ketiga sebagai calon alternatif. Tapi ini masih melihat dinamika ke depan," ujarnya.
Siapa pun calonnya, Qodari memprediksi koalisi partai politik tidak akan banyak berubah dibandingkan peta 2014. Namun, ia menilai nantinya partai-partai akan makin realistis melihat siapa calon yang akan maju. Kecenderungannya, partai-partai akan mengusung calon dengan elektabilitas dan modal politik yang tinggi.