Konten dari Pengguna

Kurang Tidur yang Berkepanjangan: Pemicu Insomnia di Malam Hari

Anaztacia Anggraeni
Mahasiswi Universitas Bunda Mulia pengampu program studi ilmu komunikasi
10 Desember 2024 15:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anaztacia Anggraeni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Gangguan Insomnia. Foto oleh penulis.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gangguan Insomnia. Foto oleh penulis.
ADVERTISEMENT
Jakarta - Kurang tidur adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Faktor seperti jadwal yang padat, stres, atau gangguan kesehatan dapat menjadi pemicu utamanya. Orang-orang dengan gaya hidup sibuk atau mereka yang sering terpapar stres memiliki risiko lebih tinggi. Biasanya setelah beberapa hari tanpa istirahat yang cukup, tubuh mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Pengaruhnya terlihat dari aktivitas sehari-hari, seperti menurunnya konsentrasi dan performa kerja. Kurang tidur sangat bahaya karena dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental dalam jangka panjang. Kurangnya waktu tidur secara terus-menerus dapat mengganggu pola tidur alami, yang akhirnya memicu gangguan tidur seperti insomnia.
ADVERTISEMENT
“Jadi begadang boleh tetapi ada jatahnya. Kalau kita begadang terus-terusan, walaupun kita tidur siang, itu kita mengurangi jatah kita di masa tua. Jadi, kalau kamu tidur itu kan yang beraktivitas cuma otak sama tubuh-tubuh yang otomatis. Sel kulit diganti, sel rambut diganti, kuku bertambah panjang, sel yang rusak diganti, makanya ketika olahraga pegel-pegel masa otot berkembang. Jadi, walaupun kamu tidur di siang, kamu tuh hanya mengistirahatkan otakmu tapi selmu tuh gak sempet ganti. Sel yang rusak ini akhirnya numpuk dan jadi zat kanker, jadi sel kanker yang tumbuhnya aneh-aneh." Ujar Dr. Tirta Mandira Hudhi, M.A.B, dikutip dari kanal YouTube HAS creative
Kurang tidur yang berkepanjangan akan berdampak langsung pada pola tidur seseorang. Ketika tubuh sering dipaksa untuk begadang atau tidur tidak teratur, otak sulit menyesuaikan kapan waktunya beristirahat. Akibatnya, pada malam hari, rasa kantuk tidak muncul, sehingga mengalami kesulitan tidur meskipun tubuh sudah sangat lelah. Siklus ini lama-kelamaan menyebabkan insomnia, di mana kualitas tidur terus menurun, dan tubuh tidak mendapatkan pemulihan yang optimal.
ADVERTISEMENT
Dampak lain dari kurang tidur yang berkepanjangan adalah meningkatnya tingkat stres dan kecemasan, yang memperparah insomnia. Kurang tidur memicu peningkatan hormon kortisol, yang biasa dikenal sebagai hormon stres, sehingga tubuh terus berada dalam kondisi cemas namun tidak bisa tertidur. Selain itu, kebiasaan buruk seperti terlalu lama menggunakan gadget sebelum tidur akan memperburuk gangguan tidur, karena cahaya biru dari layar menghambat produksi melatonin, hormon yang membantu tubuh merasa kantuk.
Untuk mencegah kurang tidur berubah menjadi insomnia kronis, penting untuk memperbaiki pola tidur sedini mungkin. Membiasakan diri dengan jadwal tidur yang konsisten, menghindari kafein atau alkohol di malam hari dan hindari tidur siang yang terlalu lama. Jika insomnia terus berlanjut, mencari bantuan medis dari ahli tidur atau psikolog dapat membantu mengidentifikasi penyebab spesifik dan memberikan solusi yang sesuai. Dengan perawatan yang tepat, insomnia dapat diatasi, dan kualitas hidup pun meningkat.
ADVERTISEMENT