Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Kesal akan Bunuh Diri Chester Bennington
21 Juli 2017 20:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari Andam Annisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Pagi ini, seperti biasa, saya dibangunkan oleh alarm HP. Biasanya langsung saya snooze karena masih mengantuk. Tapi, kali ini saya dengan instan bangun dan nggak ngantuk lagi. Ada notifikasi berita meninggalnya Chester Bennington, vokalis Linkin Park di HP saya.
ADVERTISEMENT
Saya langsung buka beritanya, bilang bahwa Chester meninggal karena bunuh diri. WHAT?!! Seperti nggak percaya. Pas baca itu, separuh hati saya potek rasanya. Mood saya berubah, perasaan saya lebih blue dan sendu dari biasanya. Entah karena pemberitaan ini, atau semata-mata karena efek hormon kewanitaan saya saat ini. Saya sampai ikut memakai baju dan jilbab hitam hari ini ke kantor, sebagai atribut berduka atas kepergiannya.
Saya memang bukan siapa-siapanya Chester Bennington, tapi lagu-lagu Linkin Park cukup dekat dengan saya. Semua orang yang lahir di jaman 90-an pasti merasakan. Lagu-lagu Linkin Park sudah menemani saya dalam banyak fase. Umumnya, ketika fase males-dengan-semua-yang-ada- di-dunia-ini muncul, rasanya lagu mereka pas. Suka jadi pelarian.
Masih nggak percaya dia bunuh diri! Saya ngecek Twitter dan Instagramnya. Seperti nggak ada kejadian apa-apa. Di bio instagramnya, dia masih menempelkan link website untuk pembelian tiket konsernya. Saat ini Linkin Park juga masih tour konser mereka. Bahkan, beberapa waktu lalu Chester sempat syuting program Carpool Karaoke. Hingga kini episodenya belum tayang.
ADVERTISEMENT
Masih banyak urusannya yang belum selesai. Umumnya, orang yang bunuh diri akan menyelesaikan urusan dunianya dulu agar dapat sedikit mengurangi beban orang-orang yang ditinggalkan. Mereka akan membersihkan rumahnya, berhenti dari tempatnya bekerja, membuat berbagai arrangements karena mereka sudah merencanakan bunuh dirinya. Lah ini? Jangankan itu, Chester itu masih ada konser minggu depan! Kayak nggak mungkin aja bunuh diri, wong masih mau konser, baru ngeluarin lagu baru juga. Nggak mungkin, nggak mungkin.
Tapi gimana? It's all over the news. Dia gantung diri di rumahnya sendiri. Dia meninggal di hari ulang tahun sahabatnya, Chris Cornell, vokalis Audioslave. Chris meninggal karena alasan yang sama, bunuh diri. Apa karena itu Chester bunuh diri? Entahlah. Mungkin iya. Tapi, nggak pengen percaya. Huft. Kzl.
ADVERTISEMENT
Kenapa ya kok saya nggak ikhlas banget sama kematian Chester? Saya bukan tipe-tipe cewek yang nge-fangirl sana sini, kalau ngefans secukupnya aja. Tapi saya nggak pernah kayaknya, menyukai lagu-lagu seorang musisi seperti saya suka lagu Linkin Park. Hampir semuanya saya suka, dan kebanyakan saya hafal lagunya, apalagi lagu-lagu di album-album lamanya.
Duh, Chester, kenapa bunuh diri sih? Kamu punya 6 anak dan istri yang sayang dengan kamu, fans yang juga mengelu-elukan kamu, dan teman-teman yang nemenin kamu. Kamu memang sempat di bully karena lagu terbaru kamu, selain itu kamu juga punya masalah alkohol dan narkoba. Tapi, apa nggak terlalu buru-buru untuk memutuskan bunuh diri? Kamu juga, Ndam, ngapain kamu yang galau sih?! Udahan galaunya!
ADVERTISEMENT
Tapi alhamdulillah, lega, udah cerita.