Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hari Literasi Nasional: Menguatkan Peran Literasi sebagai Pilar Pendidikan
9 September 2024 15:18 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Andi Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Literasi memegang peranan penting dalam membangun masyarakat yang cerdas dan berdaya saing. Data dari UNESCO menunjukkan bahwa tingkat literasi global telah meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir, namun di Indonesia, tantangan literasi masih cukup besar. Menurut hasil survei Program for International Student Assessment (PISA) 2018, kemampuan literasi siswa Indonesia berada di peringkat 72 dari 77 negara.
ADVERTISEMENT
Selain itu, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023 mencatat bahwa tingkat literasi di daerah pedesaan masih jauh tertinggal dibandingkan dengan daerah perkotaan, dengan angka melek huruf mencapai 93,47% di desa dibandingkan dengan 98,07% di kota. Hari Literasi Nasional, yang diperingati setiap 8 September, menjadi momen penting untuk menyoroti peran literasi dalam pendidikan dan bagaimana memperbaikinya sebagai pilar utama pembangunan bangsa.
Penulis merefleksikan bahwa Literasi tidak hanya mencakup kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup pemahaman, analisis, dan aplikasi informasi. Di era digital saat ini, literasi telah berkembang menjadi lebih kompleks dengan adanya literasi digital, literasi media, dan literasi informasi. Di Indonesia, tantangan literasi tidak hanya terletak pada kemampuan dasar, tetapi juga pada literasi fungsional yang mencakup kemampuan kritis dalam menelaah informasi. Tantangan ini menjadi semakin besar di tengah banjirnya informasi di era digital.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan tingkat literasi nasional. Salah satu program penting adalah Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang dicanangkan pada tahun 2016. Program ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan literasi siswa melalui integrasi literasi dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, Kartu Indonesia Pintar (KIP) juga berperan dalam meningkatkan akses pendidikan bagi siswa kurang mampu, yang diharapkan dapat berdampak positif terhadap peningkatan literasi. Namun, tantangan di lapangan menunjukkan bahwa implementasi program literasi ini masih menghadapi berbagai hambatan, terutama di daerah terpencil.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perpustakaan berperan besar dalam meningkatkan budaya literasi. Namun, berdasarkan survei Perpustakaan Nasional pada tahun 2022, hanya sekitar 34% dari masyarakat yang mengakses perpustakaan secara rutin. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas literasi belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, inovasi dalam penyediaan layanan perpustakaan, seperti perpustakaan keliling dan digitalisasi perpustakaan, menjadi solusi penting untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Selain itu, peran orang tua dan komunitas juga sangat krusial dalam membentuk budaya literasi di lingkungan rumah dan masyarakat. Banyak penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang kaya dengan bahan bacaan cenderung memiliki kemampuan literasi yang lebih baik. Oleh karena itu, penguatan literasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat, termasuk orang tua, komunitas, dan dunia usaha.
Peran teknologi juga sangat diperlukan dan berperan penting dalam pengembangan literasi di Indonesia. Di era digital, literasi tidak lagi terbatas pada buku cetak, tetapi juga melibatkan literasi digital. Akses terhadap sumber-sumber digital seperti e-book, jurnal online, dan aplikasi belajar semakin memudahkan masyarakat untuk mengakses pengetahuan. Namun, di sisi lain, literasi digital juga menuntut kemampuan kritis dalam menyaring informasi yang valid dan bermanfaat. Pemahaman tentang keamanan digital dan etika dalam menggunakan media sosial menjadi bagian penting dari literasi di era modern.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan perkembangan teknologi, penguatan literasi media dan literasi informasi menjadi kunci dalam membekali generasi muda menghadapi tantangan di era globalisasi. Kemampuan untuk memverifikasi informasi, mengidentifikasi hoaks, dan memanfaatkan media secara positif menjadi kompetensi yang sangat penting di dunia yang didominasi oleh media sosial. Dalam hal ini, sekolah dan guru memiliki peran yang signifikan dalam mengajarkan literasi media kepada siswa.
Hari Literasi Nasional yang diperingati setiap tanggal 8 September menjadi momentum penting untuk merefleksikan kembali upaya peningkatan literasi di Indonesia. Meskipun telah ada banyak inisiatif dari pemerintah, termasuk Gerakan Literasi Nasional dan berbagai program literasi digital, tantangan yang dihadapi masih cukup besar. Terutama, kesenjangan literasi antara perkotaan dan pedesaan, serta kurangnya akses terhadap bahan bacaan berkualitas, menjadi isu yang perlu mendapatkan perhatian serius.
ADVERTISEMENT
Penting untuk disadari bahwa literasi adalah fondasi pendidikan yang berkelanjutan. Tanpa kemampuan literasi yang kuat, sulit bagi pelajar untuk memahami materi pembelajaran dengan baik, apalagi berkembang dalam konteks global yang semakin kompetitif. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah, komunitas, sekolah, dan keluarga harus terus diperkuat untuk membangun budaya literasi yang kokoh di masyarakat.
Maka dari itu, literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca dan menulis, tetapi tentang memberdayakan individu agar mampu berpikir kritis dan aktif dalam masyarakat. Dengan memperkuat literasi sebagai pilar pendidikan, kita tidak hanya mempersiapkan generasi yang cerdas, tetapi juga berdaya saing tinggi di tingkat global. Momentum Hari Literasi Nasional 2024 harus dijadikan titik tolak untuk terus meningkatkan kesadaran dan komitmen kita semua dalam memperkuat literasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Penulis: Andi Maulana (Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan)