Konten dari Pengguna

Bagaimana Pencapaian Sustainable Development Goals di Indonesia?

Andi Yustika Oktaviani
Masters student majoring in International Relations, Gadjah Mada University
17 Juni 2022 18:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andi Yustika Oktaviani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sustainable Development Goals (Sumber: United Nations https://www.un.org/en/sustainable-development-goals)
zoom-in-whitePerbesar
Sustainable Development Goals (Sumber: United Nations https://www.un.org/en/sustainable-development-goals)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagaimana yang kita ketahui, Indonesia menjadi salah satu negara yang turut berkomitmen untuk mencapai SDGs. Berdasarkan Sustainable Development Report 2021, negara-negara diberi peringkat berdasarkan skor keseluruhan dan mengukur kemajuan menuju pencapaian tujuan SDGs. Pada tahun 2021, Indonesia berada di peringkat 82 dari 163 dengan poin 69.16 (Sustainable Development Report, 2021). Posisi tersebut cukup rendah dari poin target 100 dan terutama sebagian besar negara kawasan Asia Tenggara berada di atas peringkat Indonesia. Terdapat 17 tujuan besar SDGs yang harus dicapai, maka hal ini perlu ditinjau dari setiap indikator, bahwa apakah memang Indonesia masih belum mencapai indikator yang telah ditetapkan. Hal ini kemudian menarik untuk dibahas secara lanjut, sebab Indonesia merupakan negara yang memiliki perekonomian cukup baik namun, dalam pencapaian SDGs, Indonesia masih tercatat rendah.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2015, setelah dilakukannya pertemuan yang dikenal dengan Sustainable Development Summit, di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, negara anggota PBB menyepakati dan mengesahkan sebuah dokumen yang disebut dengan SDGs. SDGs tersebut disusun berdasarkan Millennium Development Goals (MDGs) yang sebelumnya telah diupayakan dari tahun 2000 sampai 2015. SDGs ini kemudian menjadi tujuan global dengan rangkaian agenda pembangunan berkelanjutan dengan 17 tujuan dan 169 target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030. Adapun tujuan SDGs dapat dilihat dari pilar sosial, ekonomi, lingkungan serta hukum dan tata kelola. Secara besarnya, tujuannya yaitu untuk mengakhiri kemiskinan dan kelaparan, mengurangi kesenjangan, meningkatkan kesehatan dan pendidikan serta melindungi lingkungan.
Sejak 2016, setiap tahunnya dilakukan evaluasi terhadap perkembangan tiap negara dalam mencapai tujuan SDGs tersebut dengan memberikan poin dan peringkat. Berdasarkan laporan Sustainable Development tahun 2021, Indonesia sekali lagi belum dapat mencapai indikator-indikator dari SDGs. Dari laporan tersebut, Indonesia terlihat mengalami tantangan besar di beberapa indikator yang ditandai dengan warna merah, yaitu di indikator zero hunger, good health and well-being, sustainable societies and communities, life below water, life on land, peace, justice and strong institutions, partnerships for the goals. Lalu tantangan signifikan yang dihadapi ditandai dengan warna jingga di indikator no poverty, gender equality, clean water and sanitation, affordable and clean energy, decent work and economic growth, industry, innovation and infrastructure, reduced inequalities. Kemudian tantangan yang tetap muncul ditandai dengan warna kuning, yaitu di indikator quality education, responsible consumption and production, dan terakhir climate action (Sustainable Development Report, 2021).
ADVERTISEMENT
Indonesia sebenarnya mengalami peningkatan peringkat dan poin setiap tahunnya, namun peningkatan nilainya cukup kecil. Pada tahun 2016, Indonesia mendapatkan poin 65.19, dan di tahun 2017 meningkat menjadi 66.94. Lanjut di tahun 2018, Indonesia mendapat poin 68.13, sementara 2019, poin meningkat lagi menjadi 68.42. Pada tahun 2020, Indonesia mengalami cukup sedikit peningkatan dengan poin 68.48. Lalu pada tahun 2021 dengan 69.1 poin (Sustainable Development Report, 2021). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam bertahun-tahun hal ini memang telah menjadi tantangan besar bagi Indonesia.
Pada awal tahun 2020, dunia sedang menghadapi pandemi COVID-19, krisis kesehatan yang terjadi kemudian dengan cepat menjadi krisis kemanusiaan, sosial maupun ekonomi, yang berdampak pada kemajuan negara-negara dalam mencapai tujuan SDGs. Sebagaimana kita ketahui, Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dimana setiap tahunnya mengalami peningkatan. Bahkan ketika pada tahun 2020, perekonomian Indonesia yang menurun akibat terjadinya pandemi COVID-19, dapat bangkit lagi pada tahun 2021 dan 2022 dengan meningkatnya kembali perekonomian (Trading Economics, 2021). Hal ini patut diapresiasi walaupun pada kenyataannya, peningkatan ekonomi suatu negara tak akan bermakna tanpa perannya dalam mengurangi kemiskinan, kelaparan maupun kesenjangan.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ekonomi Indonesia saat ini terlihat hanya mengejar keuntungan dan melupakan dampak yang ditimbulkan terhadap kehidupan sosial dan lingkungan. Hal ini kemudian tentu sulit untuk mencapai tujuan SDGs. Hal yang patut disoroti adalah tidak meratanya pembangunan dalam berbagai aspek dan tidak menyelesaikan persoalan kemiskinan secara mendalam. Pemerintah Indonesia memang memiliki beragam kebijakan dalam penanggulangan kemiskinan namun, nyatanya upaya pemerintah tersebut belum berhasil.
Dalam usaha penanggulangan, sangat penting menjawab apa yang menjadi akar permasalahan kemiskinan agar upaya dan kebijakan tepat untuk dilakukan, tetapi kurangnya pemahaman karakteristik terhadap penduduk miskin, tidak mengacu pada permasalahan nyata yang dihadapi masyarakat miskin, hanya berbasis individu dan juga tidak berkelanjutan (Hamzah, 2012). Program pemerintah di level daerah yang tidak tepat sasaran pada penduduk miskin terutama dalam alokasi anggaran, bantuan sosial atau program-program tertentu akan berdampak pada kesenjangan Indonesia yang semakin melebar. Pertumbuhan ekonomi memang terjadi namun, hal itu belum tentu dinikmati oleh masyarakat lapisan bawah. Dengan demikian, perlunya upaya serius yang tidak hanya di perkotaan, tetapi juga di pedesaan, dengan mengawasi anggaran-anggaran, mengontrol dan bertanggung jawab pada setiap program.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya kemiskinan tidak lahir dengan sendirinya dan juga bukan muncul tanpa sebab, kondisi tersebut banyak dipengaruhi oleh struktur sosial, ekonomi, dan politik. Faktor kemiskinan ini kemudian berdampak juga pada tingkat kelaparan, terutama saat ini Indonesia merupakan negara dengan tingkat kelaparan tertinggi ketiga di Asia Tenggara (Global Hunger Index , 2021). Tingginya persentase kelaparan di suatu negara akan berdampak buruk pada kehidupan yang sehat dan sejahtera masyarakatnya. Faktanya Indonesia telah mengalami penurunan tindakan dalam pembiayaan pendidikan dan kesehatan masyarakatnya (Sustainable Development Report, 2021). Tingginya tindakan korupsi dalam indikator peace, justice and strong institutions juga menjadi sorotan dan hal ini sangat perlu untuk melakukan upaya yang lebih besar dalam mengurangi tindakan korupsi dalam negara.
ADVERTISEMENT
Selain itu, hal yang menjadi turut penting juga mengenai tujuan life below water dan life on land. Kehidupan di laut dan darat telah menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Kawasan dan ekosistem laut maupun darat patut dilindungi dan hal tersebut penting bagi keanekaragaman hayati. Hal ini berkaitan juga dengan adanya akses ke sumber air yang lebih baik dan juga air dan lingkungan yang bersih. Disini kemudian menunjukkan bahwa tujuan SDGs pada dasarnya saling berkaitan satu sama lain.
Maka dari itu, peningkatan kapasitas dan kualitas baik pemerintah maupun non-pemerintah di tingkat nasional dan daerah sangat perlu dilakukan. Berbagai kebijakan dan regulasi dalam menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi Indonesia sebaiknya harus dievaluasi kembali dan dilaksanakan secara optimal dengan dukungan berbagai pihak. Terutama untuk beberapa daerah perlu yang memerlukan penanganan yang serius dalam penanggulangan kemiskinan dan kelaparan. Sehingga pemerintah Indonesia harus lebih serius dalam melaksanakan berbagai program terutama berbasis pemberdayaan masyarakat serta pelaksanaan strategi kemandirian pangan (Hamzah, 2012).
ADVERTISEMENT
Isu-isu mengenai SDGs yang belum meluas seharusnya telah menjadi perhatian bersama termasuk di tingkat daerah. Proses pencapaian SDGs di tingkat daerah merupakan salah satu kunci kemajuan Indonesia ke depan. Dengan waktu tersisa 8 tahun dan munculnya tantangan besar akibat pandemi akan membuat situasi cukup sulit. Namun, kita dapat melihat hal ini sebagai peringatan dan kesempatan untuk mengevaluasi kembali dan menyesuaikan strategi yang tepat dalam mencapai SDGs.
Referensi
Global Hunger Index . (2021). GLOBAL HUNGER INDEX 2021: INDONESIA. Retrieved from Global Hunger Index : https://www.globalhungerindex.org/indonesia.html
Hamzah, A. (2012). KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN KELAPARAN DI INDONESIA: REALITA DAN PEMBELAJARAN. Jurnal AKK, Vol. 1, No. 1, 52.
Sustainable Development Report. (2021). Country Profiles: Indonesia. Retrieved from Sustainable Development Report: https://dashboards.sdgindex.org/profiles/indonesia
ADVERTISEMENT
Sustainable Development Report. (2021). Rankings, The overall performance of all 193 UN Member States. Retrieved from Sustainable Development Report: https://dashboards.sdgindex.org/rankings
Trading Economics. (2021). Indonesia GDP. Retrieved from Trading Economics: https://tradingeconomics.com/indonesia/gdp