Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Ibu adalah Guru dan Pahlawan Kehidupanku
27 Desember 2021 18:27 WIB
Tulisan dari Andreas Afrindo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kutipan tersebut merupakan penggalan kalimat dari pahlawan pendidikan kita, Bapak Ki Hajar Dewantara dari buku berjudul “Perempuan Di Dalam Dunia Pendidikan”dari majalah Wasita edisi Desember tahun 1928.
ADVERTISEMENT
Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara telah menaruh perhatian baik antara Guru dan wanita memiliki kesamaan yaitu keduanya memiliki kekuatan untuk memajukan pendidikan, terlebih pendidikan di dalam keluarga.
Secara kodrat, wanita adalah sosok istimewa yang mengandung, melahirkan dan menyusui. Atas segala keistimewaan wanita itu, Ki Hajar Dewantara melihat bahwa pekerjaan atau profesi seorang Guru selaras dengan kodrat wanita yaitu sosok Ibu: memberikan pengetahuan, memberikan kasih sayang, dan memberikan pengajaran kepada anak-anaknya.
Menyambung dengan perhatian Ki Hajar Dewantara tersebut, saya juga menempatkan seorang sosok Ibu adalah sosok istimewa.
Saya adalah anak dari seorang Ibu. Ibu adalah seorang pahlawan bagi saya. Mengapa saya menyebut Ibu seorang pahlawan? Karena Ibu telah mencurahkan waktu, tenaga dan usahanya untuk merawat dan membesarkan saya. Masa kecil adalah masa dimana seorang anak menggantungkan kehidupannya kepada orang dewasa, termasuk masa kecil saya bergantung pada Ibu.
ADVERTISEMENT
Kontruksi sosial yang ada di masyarakat kita, secara khusus budaya Jawa tentang persepsi ibu adalah ibu hanya dapat macak, manak, dan masak (berdandan, melahirkan dan memasak). Kontruksi sosial tersebut terpatahkan begitu saja pada pandangan saya, karena saya melihat Ibu telah membesarkan dan merawat saya dengan memerankan banyak peran. Ibu sebagai single mother dan single fighter, Ibu banyak memerankan banyak hal: menjadi Ayah, menjadi Guru dan menjadi seorang Sahabat. Banyaknya peran yang Ibu perankan tersebut juga telah memberikan pengaruh dalam kehidupan dan keputusan saya.
Sebagai seorang laki-laki, semasa masa kecil, saya telah memiliki naluri untuk melindungi Ibu. Hal ini saya ketahui disaat Ibu selalu menceritakan kepada saya saat semasa kecil, saya selalu menemani Ibu hingga larut malam untuk menyelesaikan pesanan kue yang cukup banyak. Selama menunggu Ibu menyelesaikan membuat kue dan mencegah saya mengantuk, saya turut sibuk membantu menyiapkan hal-hal lainnya: membantu membungkus kue, menata pesanan kue, membantu packaging pesanan kue hingga mengantar pesanan tersebut kepada para pelanggan.
ADVERTISEMENT
Dengan segala keterbatasan kami di masa itu, Ibu tidak pernah menunjukkan perilaku dan wajah yang sedih dan susah. Ibu selalu bersikap tegar dan optimis bahwa roda kehidupan ini dapat berubah yaitu memperoleh pendidikan yang baik.
Selepas saya menyelesaikan pendidikan tinggi saya, Ibu dengan rela dan ikhlas untuk melepas saya merantau keluar kota, ke Jakarta. Keikhlasan dan kerelaan Ibu tersebut memiliki alasan tersendiri. Ibu selalu menyampaikan agar saya dapat memperoleh pengalaman dan menggapai apa yang saya impikan. Tentu hal ini keputusan yang berat bagi siapapun. Tidak semua orang tua dapat tega dan rela melepas anak-anaknya pergi meninggalkan rumah, kecuali Ibu.
Refleksi pandangan Ki Hajar Dewantara dan pengalaman dari saya, saya sepakat bahwa seorang Ibu dan seorang Guru adalah sosok yang sangat menginspirasi untuk saya. Keduanya bukan “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”, melainkan keduanya adalah “Pahlawan Kehidupan” kita semua. Kasih sayang dan perhatian seorang Ibu dan seorang Guru itu laksana cahaya matahari yang menyinari dunia tanpa berharap imbalan.
ADVERTISEMENT
Selamat hari Ibu bagi seluruh para ibu dimanapun kalian berada.
Siapapun kalian yang mengambil peran sebagai seorang ibu, terima kasih telah mengambil peran terpenting dalam sebuah kehidupan.
Salam peluk untuk sosok yang selalu menguatkan saya, yaitu Mama tercinta.
Dari Andreas.