Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Remote Working: Strategi Global atau Risiko Terfragmentasinya Organisasi?
13 April 2025 10:44 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Angelica Mazella tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di tengah era globalisasi dan digitalisasi, strategi korporasi internasional mengalami perubahan signifikan. Salah satu perubahan paling mencolok adalah adopsi sistem remote working oleh perusahaan multinasional. Lebih dari sekadar solusi darurat selama pandemi, kerja jarak jauh kini menjadi bagian dari strategi bisnis global yang dirancang untuk meningkatkan fleksibilitas, efisiensi biaya, dan akses terhadap talenta lintas negara.
ADVERTISEMENT
Dari perspektif international corporate strategy, remote working memberikan peluang bagi perusahaan untuk membentuk tim global tanpa batas geografis. Dengan ini, perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya manusia dari negara berkembang seperti Indonesia, yang memiliki tenaga kerja muda, adaptif, dan melek teknologi, namun dengan biaya tenaga kerja yang relatif lebih rendah. Hal ini menciptakan keunggulan kompetitif dalam hal efisiensi operasional dan inovasi lintas budaya.
Namun, implementasi strategi ini juga membawa tantangan strategis. Koordinasi lintas zona waktu, perbedaan budaya kerja, serta potensi konflik komunikasi menjadi hambatan nyata dalam manajemen tim global. Dalam jangka panjang, perusahaan perlu mengembangkan kebijakan organisasi yang solid agar tidak terjadi fragmentasi struktur, yang bisa melemahkan kesatuan visi dan nilai korporat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perusahaan harus menyesuaikan sistem pengelolaan kinerja dan budaya organisasi untuk konteks virtual. Strategi seperti penggunaan platform kolaborasi digital, pelatihan lintas budaya, serta penguatan nilai dan tujuan bersama menjadi krusial dalam mempertahankan produktivitas dan loyalitas karyawan.
Dari sudut pandang ekspansi internasional, sistem remote working bahkan memungkinkan perusahaan untuk “masuk” ke pasar baru tanpa harus membangun infrastruktur fisik. Misalnya, dengan mempekerjakan tim pemasaran lokal di Asia Tenggara, perusahaan Eropa dapat memahami pasar regional secara lebih mendalam sebelum melakukan investasi fisik.
Namun, dalam konteks ESG (Environmental, Social, and Governance), kerja jarak jauh menuntut tanggung jawab baru. Perusahaan harus memastikan kesejahteraan karyawan jarak jauh tetap terjaga, termasuk dukungan kesehatan mental, keseimbangan hidup-kerja, dan perlindungan data digital yang aman. Hal ini menjadi bagian penting dari strategi berkelanjutan yang kini menjadi fokus perusahaan global.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, remote working bukan hanya soal fleksibilitas kerja, tetapi merupakan strategi korporasi internasional yang dapat menentukan arah keberhasilan perusahaan global di masa depan. Perusahaan yang mampu menyeimbangkan efisiensi, adaptasi budaya, dan keberlanjutan akan lebih siap dalam menghadapi tantangan bisnis global yang semakin kompleks.
Opini ini ditulis oleh Angelica Mazella Dewanto, mahasiswi Universitas Ciputra Surabaya.