Gunung Api adalah 'Jangkar'

Angga Jati Widiatama
Earthstoryteller, Dosen Teknik Geologi Institut Teknologi Sumatera
Konten dari Pengguna
10 Juli 2019 6:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Angga Jati Widiatama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gunung Merapi terlihat dari Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (26/2/2019). Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Merapi terlihat dari Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (26/2/2019). Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
ADVERTISEMENT
Sebagai penduduk indonesia, kita pasti sangat sangat familier dengan gunung api. Di cerita sebelumnya sudah kita diskusikan jenis gunung. Lalu apa fungsi dari gunung? Seperti yang kita tahu gunung api menghasilkan abu vulkanik yang menyuburkan pertanian dan material pasir dan batu yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana dengan pegunungan? Gunung yang bukan merupakan gunung api? Sebenarnya apakah fungsi gunung diciptakan? Dalam Alquran telah disampaikan secara tersirat:
Serta :
Apa kaitan gunung sebagai pasak dan menacapkan gunung agar bumi tidak guncang? Kita sudah pernah cerita kan, bahwa lempeng bumi ada dua jenis lempeng samudra yang tipis namun densitasnya tinggi, dan lempeng benua yang tebal namun densitasnya ringan.
Lempeng samudra yang tipis cenderung tenggelam di bawah laut, dan karena tipis maka akan lebih sering terjadi gempa akibat dekat dengan mantel bumi yang cair dan bergerak akibat arus konveksi. Analogi sederhananya kita bayangkan arus konveksi sebagai roda bus dan lokasi duduk kita adalah ketebalan lempeng, kalau kita naik bus dan duduk di dekat roda pasti terasa banget guncangannya, ya kan?
ADVERTISEMENT
Seperti itulah gambaran lempeng samudra yang relatif lebih tipis. Sedangkan pada lempeng benua dia relatif lebih tebal sehingga saat dia bergerak kita yang diatasnya tidak terlalu terasa berguncang karena kita berada lebih jauh dari arus konveksi. Analogi ini sebenarnya juga menjawab kenapa Kalimantan relatif lebih aman dari bencana alam Gempa dan Tsunami dibandingkan Jawa.
Ilustrasi penampang gunungapi yang menunjukkan bagian yang nampak di permukaan jauh lebih kecil dibandingkan ukuran gunungapi yang sebenarnya (Sumber: Twitter @@IRIS_EPO dengan tambahan keterangan oleh penulis)
Lalu bagaimana jika dua lempeng ini berinteraksi? Saling bergesekan, bahkan bertabrakan? kebayang dong tabrakan mobil, pasti salah satu hancur atau bahkan dua duanya hancur. Ringseknya mobil yang saling bertabrakan juga terjadi pada lempeng bumi, hanya saja ringseknya biasanya tidak terlihat karena lebih dulu terbentuk di bawah permukaan bumi.
Kenapa seperti itu? Karena gaya tarik gravitasi dan tarikan arus konveksi yang menyebabkan lempeng yang bertabrakan cenderung menjadi lebih tebal dan sebagian akan terbenam pada astenosfer yang bersifat lebih cair. Seperti gunung es, yang hanya tampak puncaknya di permukaan.
ADVERTISEMENT
Padahal tubuh dan bagian dasarnya tenggelam di bawah air, begitu juga gunung gunung yang kita lihat sehari hari, secara geologi yang kita lihat itu hanya bagian kecil dari puncaknya, yang tidak lebih dari 1/3 atau ¼ dari tubuh gunung seutuhnya, padahal bagian dasar atau akar dari gunung itu masih besar sekali tertanam dibawah permukaan bumi.
Ilustrasi: Lokasi titik gempa di Pulau Jawa dari tahun 1964-2007. Warna merah menunjukkan gempa dangkal, warna ungu menunjukkan gempa dalam. (Sumber: Widiyantoro dkk. 2011)
Secara tidak langsung gunung-gunung yang terbentuk adalah peredam efek tabrakan lempeng bumi, dan itu terlihat dari betapa intensif dan masifnya gempa dangkal pada batas lempeng (batas lempeng).
Gempa dalam relatif berada lebih jauh dari batas lempeng dan berkaitan langsung dengan kerak bagian bawah. Pada gunungapi, magma dapat bertindak sebagai "lem" yang mengisi rekahan rekahan pada kulit bumi yang terbentuk akibat interaksi lempeng dan mengisinya dengan intrusi batuan beku sehingga lebih stabil.
ADVERTISEMENT