Berapa Sebenarnya Kadar Emas di Tambang Freeport?

8 Mei 2017 13:04 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Freeport Indonesia (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
Kontrak PT Freeport Indonesia akan berakhir pada 2021. Perusahaan tambang yang berbasis di Arizona, Amerika Serikat, tersebut menginginkan kontrak diperpanjang hingga 2041 untuk bisa berinvestasi dalam tambang bawah tanah atau underground mining di areal tambang Grasberg, Tembagapura, Timika, Papua.
ADVERTISEMENT
Dosen dan peneliti dari Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB), Ridho Kresna Wattimena, mengatakan banyak masyarakat yang mengira dengan tambang bawah tanah, akses Freeport ke gunung emas Papua menjadi terbuka lebar.
Padahal, menurut dia, batu-batuan kuning yang ada di areal tambang Freeport tersebut tidak semuanya memiliki kadar emas.
"Sebagai contoh, jika ada batu yang sebesar saya, saya tingginya 180 meter, beratnya bisa sekitar 5,5 ton. Tapi jangan salah, dari 5,5 ton itu, emasnya hanya 5 gram. Ini karena kadar emas di sana hanya 0,8 gram per ton," kata Ridho dalam diskusi yang digelar Indonesia Mining Association (IMA), di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (8/5).
ADVERTISEMENT
Freeport sudah beroperasi di Indonesia sejak 1967. Kontrak Freeport kemudian diperpanjang dan mulai mengeruk tambang emas dan tembaga di areal pertambangan Grasberg, Tembagapura, Timika, Papua, sejak 1991. Saat itu, jumlah cadangan emas dan tembaga Grasberg ditaksir mencapai 3,8 miliar ton.
Sudah hampir 26 tahun tambang Grasberg dikeruk perusahaan yang berbasis dFreeport. Kontrak kedua Freeport di Indonesia akan habis pada 2021. Selama periode dari 1991, Freeport mengklaim hanya menambang 1,7 miliat ton emas dan tembaga.
Sebelumnya, SVP Geo Engineering PT Freeport Indonesia, Wahyu Sunyoto, mengatakan cadangan emas dan tembaga di areal tambang Grasberg yang tersisa hingga 2041 mencapai 2,1 miliar ton. Cadangan emas dan tembaga di Grasberg baru akan habis pada 2054.
ADVERTISEMENT