Harga Produksi Pertanian Anjlok, Nilai Tukar Petani Turun 0,38 Persen

3 April 2017 12:29 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Potret petani Indonesia. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Potret petani Indonesia. (Foto: Pixabay)
Badan Pusat Statistik mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2017 turun 0,38 persen atau menjadi 99,95 dibandingkan Februari 2017 . Posisi ini juga turun jika dibandingkan Maret 2016 yang sebesar 101,32.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, NTP adalah perbandingan harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. NTP adalah salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.
Kepala BPS Suharyanto mengatakan Penurunan NTP pada Maret disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian mengalami penurunan lebih besar dari penurunan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga maupun keperluan produksi pertanian.
"Subsektor tanaman pangan holtikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan mengalami perurunan," kata Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Senin (3/4).
Penurunan NTP Maret 2017 dipengaruhi turunnya NTP pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,71 persen, subsektor hortikultura 0,26 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,37 persen, subsektor peternakan 0,11 persen, dan subsektor perikanan 0,10 persen
ADVERTISEMENT
"NTP pada bulan Maret ini memang kurang menggembirakan. Karena hampir semua sektor mengalami penurunan," katanya.