Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Prabowo Subianto masih seperti yang dulu --saat ia maju menjadi calon presiden pada Pemilu 2014 didampingi Hatta Rajasa. Perawakan gempalnya, wajah bundarnya, persis tiga tahun lalu. Namun kali ini, parasnya berseri-seri.
ADVERTISEMENT
Rabu sore (19/4), Prabowo berdiri ajek bersama sekutu-sekutu politiknya di Pilkada DKI Jakarta 2017. Ia tampak begitu sumringah, bak menggenggam kemenangan pemilu yang tertunda. Tawa renyah kerap pecah dari bibirnya, diselingi senda gurau tak henti.
Ini memang hari bahagia seorang Prabowo Subianto. Jagoannya, pasangan yang ia jodohkan: Anies Baswedan-Sandiaga Uno, memimpin dalam hitung cepat atau quick count Pilkada Jakarta yang digelar berbagai lembaga survei.
“Baru saja kami dapat berita bahwa 90 persen dari quick count sudah masuk, menunjukkan bahwa DKI Jakarta mendapat gubernur dan wakil gubernur baru,” kata Ketua Umum Gerindra itu dengan suara lantang, di kediaman keluarganya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Ucapan Prabowo sontak disambut sorak-sorai kawan-kawan politiknya, termasuk Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie yang “mendadak” muncul di kediamannya, bergabung dengan barisan Anies-Sandi meski partai yang pernah ia pimpin sesungguhnya berada di kubu lawan--Ahok-Djarot.
ADVERTISEMENT
“Alhamdulillah, hitungannya 57 persen lawan 42 persen koma sekian,” ujar Prabowo, menambah gegap gempita suasana konferensi pers di kediamannya.
Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu amat riang, dan ia tak mau menguasai sorot kamera sendirian. Dia lantas memperkenalkan para sekutunya yang ikut berjasa memenangkan Anies-Sandi.
Hampir semua petinggi partai politik pendukung Anies-Sandi disebut Prabowo dan ditarik ke barisan depan agar tersorot lampu kamera.
“Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Perindo Harry Tanoe, Bapak Reformasi --Amien Rais Ayatullah Indonesia, yang tak kalah penting: mentor Pak Sandi, Anies, dan saya juga --Aburizal Bakrie,” ujar Prabowo menekankan kehadiran Aburizal (Ical) di antara mereka.
Ical dan Sandi sama-sama berlatar belakang pengusaha, dan sama-sama pernah berkecimpung di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Ical ialah senior Sandi di Kadin, menjabat sebagai Ketua Kadin selama dua periode, 1994-2004. Sementara Sandi menjadi Ketua Komite Tetap Bidang UMKM di Kadin sejak 2004.
ADVERTISEMENT
Prabowo tak berhenti di Ical. Ia lanjut menyebut nama-nama yang berjasa memenangkan Anies-Sandi. “Ini dari generasi muda, Erwin Aksa. Kalau nggak ada dia, repot kita,” ujarnya sembari tergelak.
Prabowo tak berlebihan. Erwin Aksa, keponakan Jusuf Kalla yang berprofesi pengusaha itu, tentu ikut membantu kubu Anies-Sandi dari segi pendanaan.
Sejumlah nama lain juga disebut Prabowo, mulai petinggi PKS Mardani Ali Sera yang menjabat sebagai Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi, Ketua Partai Idaman Rhoma Irama, Sekjen Gerindra Fadli Zon, dan seterusnya.
“Ini kemenangan seluruh rakyat Jakarta, kemenangan demokrasi, kemenangan yang tidak lepas dari dukungan tokoh nasional yang mendorong Anies-Sandi,” kata dia.
Prabowo lantas kembali melontarkan kelakar --sekaligus sindiran.
“Yang banyak nyumbang sembako, kami juga terima kasih. Kalau bisa jangan berhenti, terus,” kata dia, menyinggung dugaan pembagian sembako oleh tim kampanye Ahok-Djarot.
ADVERTISEMENT
Prabowo tertawa lebar-lebar, menepuk-merangkul bahu sekutu-sekutu politiknya, dan akhirnya memberikan mikrofon ke Anies Baswedan yang hampir pasti memimpin Jakarta lima tahun ke depan.
Melihat semua itu, seakan Prabowo lah yang hendak memimpin Jakarta. Amat kentara, gerak-geriknya menunjukkan dialah sang pemenang.
Sementara Anies, yang kelimpahan mikrofon, tak terlalu banyak bicara. Pun sebelumnya ia telah lebih dulu pidato di Kantor Dewan Pimpinan Pusat PKS, Jakarta Selatan.
Dua pidato kemenangan dalam waktu satu jam dari kubu Anies-Sandi.
“Perjalanan masih panjang. Kami akan terus berteman. Basuki dan Djarot putra terbaik bangsa. Kami akan bekerja sama meneruskan pengabdian untuk Indonesia,” kata Anies, optimistis.
Keyakinan Anies itu diamini oleh Sandi. “Rekonsiliasi dimulai hari ini. Hal pertama yang kami lakukan adalah berdialog dengan Basuki dan Djarot. Kami minta waktu untuk silaturahmi, insya Allah komunikasi akan terbangun.”
ADVERTISEMENT
“Jakarta bersatu, mari rajut kebersamaan, tatap 5 tahun penuh kejayaan untuk Jakarta,” kata Sandi lagi.
Demikianlah Pilkada Jakarta 2017 --yang penuh intrik dan perpecahan-- akhirnya berakhir.
Dalam setiap pertarungan, ada pemenang dan ada yang kalah. Rakyat niscaya menghendaki kedua kubu saling merangkul dan berbesar hati.