Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Tenang-tenanglah, demikian inti pesan Basuki Tjahaja Purnama kepada para pendukungnya di Pilkada DKI Jakarta 2017. Basuki, yang akrab disapa Ahok, sudah hampir pasti kalah dari pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
ADVERTISEMENT
Dan Ahok terlihat sudah menerima takdirnya itu. Ia menyampaikan pidato “kekalahan” dengan tenang --mungkin juga pasrah. Ia yakin, semua ini rancangan Tuhan.
“Kepada pendukung kami, kami mengerti kalian pasti sedih, kecewa. Nggak pa-pa. Percayalah, kekuasaan itu Tuhan yang kasih, Tuhan yang ambil. Tidak ada seorang pun bisa menjabat tanpa seizin Tuhan,” katanya dalam konferensi pers di posko pemenangannya, Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (19/4).
Ahok meminta semua tim dan simpatisannya untuk berbesar hati. Ia bicara dengan tenang, sejuk, jauh dari sifatnya yang kadang meledak-ledak.
ADVERTISEMENT
“Nggak usah terlalu dipikirkan. Saya tahun 2007 juga kalah (di Pilkada Bangka Belitung). Tuhan selalu tahu yang terbaik, karena kekuasaan datang dari Tuhan,” ujar dia.
Ahok juga meminta pendukungnya untuk segera melupakan perseteruan selama kampanye, dan melangkah maju untuk membangun Jakarta bersama.
“Kami ingin Jakarta baik, karena Jakarta rumah kita bersama,” kata Ahok.
Ia juga berjanji untuk bekerja cepat melunasi pekerjaan rumah pada sisa enam bulan masa jabatannya, sebelum Anies dilantik sebagai gubernur baru Jakarta.
“PR tentu tidak mungkin semua selesai. Kami harapkan Pak Anies bisa meneruskan dengan baik. Kami terbuka untuk Pak Anies dan Sandi minta data apa saja,” ujar Ahok, mengisyaratkan kerelaannya menyerahkan jabatan kepada Anies Baswedan.
Setali tiga uang, Djarot Saiful Hidayat juga menyambut kekalahan dengan legawa.
ADVERTISEMENT
“Berdasarkan quick count, pasangan Anies-Sandi unggul, sebab itu saya mengucapkan selamat, sambil menunggu hasil penghitungan real count dikeluarkan KPUD,” kata Djarot.
Ia meminta semua pihak untuk menahan diri, menjaga kebersamaan, dan menghilangkan amarah yang mungkin tersimpan di hati.
“Jiwa yang tenang akan mampu menghilangkan seluruh dendam, amarah, nafsu, angkara murka,” ujar mantan wali kota Blitar itu.
“Terima kasih untuk seluruh partai pendukung, relawan, dan warga Jakarta. Siapapun yang terpilih secara sah adalah pemimpin kita semua,” tegas Djarot.
Djarot dan Ahok telah menunjukkan kedewasaan dalam berpolitik: menerima kekalahan dengan lapang dada.
Di kubu seberang, Anies Baswedan dan Sandiaga Uni juga menegaskan akan berteman dan menjaga silaturahmi dengan Ahok-Djarot.
ADVERTISEMENT
Sandi mengamini. “Rekonsiliasi dimulai hari ini. Hal pertama yang kami lakukan adalah berdialog dengan Basuki dan Djarot. Kami minta waktu untuk silaturahmi, insya Allah komunikasi akan terbangun.”
Melihat sikap Ahok-Djarot dan Anies-Sandi, tidakkah rakyat Jakarta beruntung?
Semoga ucapan mereka tak sekadar angin lalu, namun seterusnya dipegang untuk mewujudkan damai di ibu kota.