Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Setahun Berteman dengan Sel Kanker Tiroid (Bagian 2)
1 Maret 2018 12:39 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Anggita Aprilyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah saya pulang dari rumah sakit, saya diharuskan kembali lagi ke dokter untuk melakukan pemeriksaan setelah operasi. Ternyata, hasil dari Patologi Anatomi (PA) yang sudah dilakukan, ada tiga yang sudah diambil oleh dokter yaitu kelenjar getah bening, kelenjar air liur dan anak sebar dari kanker tersebut. Terdapat 11 anak sebar yang 2 di antaranya sudah positif kanker.
ADVERTISEMENT
Dokter saya masih penasaran di mana letak induk dari anak sebar tersebut, dia bilang “Kalau anak sebarnya saja sudah positif apa lagi induknya?” setelah itu saya diharuskan untuk melakukan USG tiroid yang ternyata bersih dari benjolan atau gumpalan yang dicari oleh dokter. Akhirnya dia menyarankan untuk menggunakan cara yang paling ampuh untuk mendeteksi kanker yaitu PET SCAN.
Saya harus mendaftar PET SCAN itu seminggu sebelum melakukannya. PET SCAN merupakan teknologi untuk mendeteksi sel kanker yang tidak terlihat menggunakan mata atau bahkan menggunakan alat lainnya. Teknologi secanggih itu membutuhkan biaya yang cukup mahal. Sebelum melakukan PET SCAN, saya diharuskan berpuasa selama 8 jam dan tidak boleh membawa barang-barang yang menggandung logam. Setelah itu tubuh saya disuntikkan radio aktif, terasa dingin setelah cairan itu masuk ke tubuh.
ADVERTISEMENT
Setelah selesai, saya tinggal menunggu hasil dari PET SCAN selama 2 hari. Setelah hasilnya keluar, saya harus kembali lagi ke dokter untuk mengetahui apakah harapan saya mengenai induk yang harus diangkat itu bersih? Ternyata benar saja induknya berada di Tiroid besarnya 0,3 sentimeter ternyata tidak bisa terlihat oleh alat USG bahkan mata.
Dokter menyarankan saya untuk dioperasi secepatnya supaya induk yang sudah positif kanker ini tidak mengeluarkan lagi anak sebar ke bagian lain. Akhirnya saya operasi kedua kalinya dan ternyata tiroid bagian kanan dan kiri harus diangkat. Operasi berjalan selama 6 jam. Alhamdulillah tidak ada kendala. setelah itu saya kembali masuk ke HCU (High Care Unit) selama sehari.
5 hari saya berada di rumah sakit. Saya diperbolehkan pulang dengan syarat harus menggunakan drain darah selama saya di rumah. Dan ternyata hal itu sangat ribet dan menyiksa. Bahkan ketika mandi, saya tidak bisa sendiri. Jika ingin tidur, saya tidak bisa tidur miring dan tengkurap. Yang bikin saya was-was adalah darah yang keluar bukannya berkurang malah bertambah banyak.
ADVERTISEMENT
5 hari setelah pulang saya kontrol ke dokter. Drain darah dicabut, melihat hasil PA lagi semua induk sudah diangkat dan setelah dicek ternyata terdapat anak sebar lagi di kelenjar getah bening sebelah kiri. Tapi, untungnya sudah dibersihkan juga dengan dokter. Dan saya harus minum obat seumur hidup untuk menggantikan fungsi dari kedua tiroid saya. Sampai situ saya senang akhirnya perjuangan saya selesai.
Ternyata, lagi-lagi perkiraan saya salah. Saya masih harus melakukan proses ablasi.
Apa sih Ablasi itu? Ablasi itu katanya, saya akan diberi minum nuklir atau radio aktif untuk melarutkan sisa-sisa kanker yang menempel di tubuh saya. Tidak boleh bertemu orang 3-5 hari. Ya, pengalaman ablasi saya akan saya share mungkin di bulan April.
ADVERTISEMENT
Mohon doanya teman-teman.