Deep Work, Kebebasan yang Kian Langka

anis saadah
Mahasiswa Magister Manajemen UNSOED - Managing Director ICCI - Founder Innocircle Initiative
Konten dari Pengguna
14 Juli 2022 9:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari anis saadah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sumber : Unsplash
Selama lebih dari satu dekade ini, gemerlap media sosial, kecepatan informasi, dan teknologi lainnya telah menghasilkan paradoks. Di satu sisi teknologi memberikan sumbangsih pada pertumbuhan ekonomi secara eksponensial, tapi di sisi yang lain justru menggerogoti memori dan tingkat fokus bagi individu dalam menghasilkan karya dari proses pekerjaan secara mendalam. Secara singkatnya, bagus bagi bisnis tetapi merugikan bagi individu. Kesungguhan kerja atau Deep Work menjadi antidote dari fenomena ini.
Bekerja secara sungguh sungguh atau deep work diperkenalkan oleh Cal Newport, dalam buku yang diterbitkan pada tahun 2016. Dia menjelaskan bahwa deep work adalah bekerja secara sungguh-sungguh dengan kemampuan kognitif dan konsentrasi tanpa putus tanpa gangguan. Pekerjaan ini berlawanan dengan pekerjaan sembarangan, pekerjaan yang bisa dikerjakan dan ditiru oleh semua orang.
ADVERTISEMENT
Newport memberikan banyak contoh kesuksesan tokoh tokoh yang melakukan pekerjaan dengan deep work. Mulai dari JK Rowling dalam menutup buku ke-7 Harry Potter dia mengasingkan diri selama dua setengah bulan di hotel bintang lima di Switzerland, dengan pengorbanan ribuan dolar dalam satu hari. Seorang engineer yang memutuskan pindah ke pondok di tengah hutan selama tiga bulan terputus dari internet dan hasilnya menakjubkan. Dia mampu menguasai pemrograman lebih cepat dari engineer manapun. Termasuk Bill Gates menetapkan metode dengan nama Minggu Berpikir, di mana dalam satu minggu khusus dia akan memfokuskan diri dalam suatu tempat tanpa gangguan dari mana pun.
Dari contoh di atas, Newport ingin menunjukan, bahwasanya apapun profesi yang dijalani metode ini sangat diperlukan dalam mencari kejernihan berpikir secara mendalam. Sehingga hal itu akan menghasilkan karya yang orisinil dan kebaharuan dari ilmu pengetahuan.
ADVERTISEMENT

Merengkuh Kebebasan

Bukanlah hal yang mudah bagi setiap orang untuk bisa terbebas dari internet saat ini. Kini kita tidak perlu lagi menajamkan memori untuk mengingat, karena internet bisa memberikan jawaban apapun atas kebutuhan kita. Sosial media sebagai ruang eksistensi dan penghiburan, didesain bagi perusahaan platform agar setiap orang menghabiskan waktunya selama mungkin di platform, menciptakan candu.
Banjir inspirasi, banjir informasi tapi kita tidak pernah mampu menciptakan karya dari inspirasi yang kita terima. Kita tidak mampu mengolah inspirasi menghasilkan pengetahuan. Setiap saat, pikiran kita semakin candu akan segala trending, tak mengetahui berarti menjadi kita tidak update. Begitulah candu dari media sosial.
Bebas dari gangguan, bebas dari candu scrolling , bebas dari riuh notifikasi. Hal Hal itulah yang harus direngkuh setiap insan agar tidak hanyut di dalam internet, tidak hanya sekedar menerima benefit berinternet, tanpa melihat dampak negatif lainya.
ADVERTISEMENT
Ada berbagai pendekatan yang disampaikan oleh Newport dalam menciptakan kesungguhan kerja, mulai dari totalitas seperti sang engineer, mengisolasi diri seperti JK Rowling maupun memfokuskan diri pada waktu waktu tertentu.
Dari berbagai pendekatan di atas, yang bisa dilakukan untuk transisi adalah fokus sebagian di waktu tertentu. Sebagian dari diri kita masih diharuskan bekerja di perusahaan, membayar tagihan dan selalu terhubung ke internet. Sehingga tidak mungkin bagi kita untuk kemudian menutup segala akses koneksi ke kita.
Carilah waktu khusus misalnya di pagi hari dan malam hari untuk memfokuskan diri sepenuhnya tanpa gangguan untuk mengerjakan hal yang besar. Dan sisa hari lainya bisa dihabiskan untuk rutinitas pekerjaan sehari hari.

Jadilah Sosok yang Langka

Bagi seseorang yang selama ini tumbuh dan mengagumi teknologi digital, sebagai mentor startup dan marketing digital, berkubang dalam gangguan, saya memutuskan meng-uninstall semua media sosial di perangkat seluler.
ADVERTISEMENT
Awal mula saya merasakan muak kepada diri saya sendiri yang tidak bisa menghasilkan sesuatu secara sungguh sungguh, hasil dari pemikiran secara kontemplatif dan karya yang orisinil. Kecanduan sosial media kian tak bisa dihindarkan, scrolling sebagai penghiburan di sela aktifitas.
Internet tidak memberikan ruang bagi otak saya untuk merenung, introspeksi dari setiap proses. Saya tidak lagi bisa membaca buku secara utuh, menulis dengan kefokusan berjam-jam, dan mendengarkan dengan saksama.
Dalam buku Newport ada dua pertanyaan yang diajukan selama 24 jam kamu tidak menggunakan media sosial, adakah orang yang menanyakan ketidakhadiranmu di sosial media? Adakah kerugian yang kamu rasakan dengan mengurangi penggunaan internet? Jika kedua pertanyaan itu jawabannya TIDAK, maka kamu perlu melanjutkan selamanya.
ADVERTISEMENT
Sikap antagonis saya dari Newport adalah, saya meyakini bahwa internet dan sosial media masih kita butuhkan saat ini. Bagaimana kita mengabarkan apa yang kita kerjakan dan mencari informasi yang kita butuhkan. Yang diperlukan di sini adalah kedisiplinan kita dalam berdigital. Seperti yang saya lakukan, saya meng-uninstall di perangkat seluler, tetapi saya sesekali mengakses nya via desktop hanya jika dibutuhkan.
Tiga hari pertama adalah ujian terberat bagi saya, sering saya membuka perangkat seluler dan alam bawah sadar mencari sosial media dan tiba-tiba saya menyadari sudah tidak ada hal seperti itu lagi. Sehingga saya memikirkan hal-hal lainya yang lebih bermanfaat.
Tidak banyak orang yang mampu terlepas dari media sosial, dan percayalah dari semua kisah sukses orang besar, penelitian ilmiah, kita harus melepaskan dunia penuh gangguan. Jadilah langka yang bernilai. Yakinlah setiap berlian meskipun tidak mudah dilihat di mana-mana, tapi dia selalu bernilai tinggi. []
ADVERTISEMENT