Upaya Membangun Masyarakat Madani di Tengah Pesatnya Kemajuan Teknologi

Anisa Khairunisa
Mahasiswi Ilmu Komunikasi, UPN Veteran Jakarta
Konten dari Pengguna
4 Desember 2022 16:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anisa Khairunisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image by rawpixel.com on Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Image by rawpixel.com on Freepik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masyarakat madani atau yang dikenal juga dengan masyarakat ideal atau civil society dalam bahasa Inggris, merupakan sistem sosial yang didasari oleh prinsip moral mengenai keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat. Sistem ini sudah dikenal sejak zaman Rasulullah SAW.
ADVERTISEMENT

Masyarakat Madani dalam Islam

Membahas mengenai masyarakat madani tidak bisa terlepas dari sejarah Rasulullah SAW yang pindah ke kota Yatsrib atau yang dikenal saat ini dengan nama Madinah. Rasulullah memberi na ini bukannya tanpa alasan, melainkan Nabi mampu memandang jauh ke depan bahwa kota ini memiliki potensi sebagai kota yang memiliki peradaban maju dan siap menuju suatu kemajuan baik secara fisik maupun moral. Masyarakat berperadaban itulah yang kemudian disebut dengan masyarakat madani yang merupakan suatu masyarakat yang terbuka, hidup rukun dan damai dengan beragam keyakinan dan kepercayaan, setiap orang boleh mengemukakan pendapatnya secara demokratis. Bahkan setiap individu dalam masyarakat ini dapat berkontribusi satu sama lain dalam pembangunan dengan berlandaskan pada keadilan, kebaikan dan kesejahteraan bersama.
ADVERTISEMENT
Format ideal masyarakat madani tertuang dalam piagam yang dikenal dengan “piagam madinah”, piagam tersebut yang menjadi pengikat masyarakat yang hidup di madinah sehingga tercipta masyarakat ideal, damai, aman dan sejahtera.

Karakteristik Masyarakat Madani

Sebagai upaya merealisasikan masyarakat madani, diperlukan syarat-syarat yang menjadi landasan apakah sudah tercapai atau belum wacana mengenai masyarakat madani ini. Untuk itu berikut adalah karakteristik masyarakat madani menurut Ubaedillah & Rozak (2016):
Wilayah publik yang bebas merupakan adanya ruang publik yang bebas sebagai sarana untuk mengemukakan pendapat. Pada ruang ini individu bebas mengemukakan pendapat tanpa distorsi dan kekhawatiran.
Demokratis berarti masyarakat bebas menjalankan aktivitasnya termasuk dengan berinteraksi terhadap lingkungannya. Berlaku santun dalam bermasyarakat tanpa membedakan ras dan agama masuk kedalam demokratis. Demokratis di sini mencakup aspek sosial, ekonomi, politik, budaya pendidikan dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Toleran merupakan sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Civilitas mengartikan toleransi, yakni kesediaan individu-individu untuk menerima pandangan- pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda.
Pluralisme tidak bisa dipahami hanya dengan sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat yang majemuk, tetapi harus disertai dengan sikap yang tulus untuk menerima kenyataan pluralisme itu sebagai bernilai positif, merupakan rahmat Tuhan. Menurut Nurcholis Madjid, konsep pluralisme ini merupakan prasyarat bagi tegaknya masyarakat madani. Pluralisme menurutnya adalah pertalian sejati kebhinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban.
Keadilan merupakan keseimbangan dan pembagian yang proporsional terhadap hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Hal ini memungkinkan tidak adanya monopoli dan pemusatan salah satu aspek kehidupan pada satu kelompok masyarakat.
ADVERTISEMENT

Pemberdayaan Kesadaran Mengenai Nilai-nilai Kemanusiaan di Tengah Pesatnya Teknologi

Saat ini kita memasuki era perkembangan teknologi society 5.0. Pada tahun 2019 Jepang memperkenalkan konsep 5.0 pada masyarakatnya. Kantor kabinet Jepang mendefinisikan society 5.0 sebagai masyarakat yang memiliki pusat perhatian pada manusia manusia dan dapat menyeimbangkan antara perkembangan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial dengan mengintegrasikan antara dunia maya dengan dunia nyata (Harayama, 2017). Sebagai upaya mewujudkan karakteristik masyarakat madani di tengah maraknya teknologi, tentu saja diperlukan waktu yang tidak sebentar. Perlu adanya pemberdayaan berupa optimalisasi dari fungsi komponen yang ada pada individu dan kelompok. Pemberdayaan masyarakat madani dalam era kemajuan teknologi antara lain sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Demikianlah beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam proses membangun dan masyarakat madani di era kemajuan teknologi, tentu saja masih banyak strategi lain yang dapat dilakukan guna meraih cita-cita ideal terbentuknya masyarakat madani di era pesatnya perkembangan teknologi.

Kesimpulan

Masyarakat madani yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan merupakan sebuah cita-cita yang terus diperjuangkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk pemberdayaan masyarakat madani di tengah kemajuan teknologi dapat ditempuh melalui berbagai strategi yaitu dengan memanfaat teknologi tersebut. Di antaranya, strategi menciptakan ruang dunia maya yang bebas dan beradab, strategi pemerataan sosialisasi pendidikan HAM, dan pemberdayaan influencer mengenai nilai-nilai kemanusiaan. Tentu saja upaya tersebut tidak ada artinya apabila hanya satu pihak saja yang menerapkan, masyarakat pun harus berperan aktif demi mencapai cita-cita menjadi masyarakat madani.
ADVERTISEMENT

DAFTAR PUSTAKA

Harayama, Y. (2017). Society 5.0: Aiming for a New Human-centered Society Japan’s Science and Technology Policies for Addressing Global Social Challenges. Jepang: Hitachi Review Vol. 66, No. 6 554–555.
Ubaedillah, A. & Rozak. A. (2016). PANCASILA, HAM, DEMOKRASI, DAN MASYARAKAT MADANI Edisi Revisi. Jakarta: Prenada Media Group.
Wajdi, F. I. (2012). PEMBENTUKAN MASYARAKAT MADANI DI INDONESIA MELALUI CIVIC EDUCATION. Banda Aceh: Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA VOL. XIII NO. 1, 130-149.