Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Koleksi Kain Batik, Happy Salma Merasa Cantik dan Spesial
12 April 2017 13:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Sosok Happy Salma selalu menyenangkan untuk dilihat. Selain berparas ayu, wanita berdarah Sunda yang satu ini juga kerap dipuji akan aktingnya di layar kaca, bakatnya sebagai penulis, dan hidupnya yang sederhana meski menikahi Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthyasa, pria keturunan keluarga kerajaan Ubud, Bali.
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, Happy kerap terlihat mengenakan kain sebagai busana sehari-harinya. Hal itu bisa dilihat di akun Instagram pribadinya yang banyak menampilkan dirinya memakai kain. Apa alasannya?
"Kebetulan setelah (tinggal) di Bali, saya terbiasa pakai kain. Di Bali, ada kegiatan budaya dan adat yang harus pakai kain. Beberapa waktu belakangan ini kan, saya juga banyak mementaskan tokoh sastra. Jadi, sering pakai kain," ungkapnya saat ditemui di acara 'Panggung Para Perempuan Kartini', Museum Bank Indonesia, Tamansari, Jakarta Barat.m
Soal kain, wanita 37 tahun itu mengaku sangat menyukai kain batik.
"Karena saya Sunda dan Jawa, jadi terbiasa. Adik saya digendong pakai kain batik. Mau tidur, pakai batik kainnya. Meninggal pun, pakai batik," terangnya.
ADVERTISEMENT
Baca juga:
Happy mengaku, saking sukanya dengan kain batik, ia sempat belajar mem-batik di museum tekstil sekitar 10 tahun yang lalu.
"Susah banget. Saya hargai proses pembuatan batik. Itu yang bikin saya mau beli langsung ke pembuatnya," ujarnya.
Kecintaannya pada kain batik membuat penulis buku 'Telaga Fatamorgana' yang diluncurkan tahun 2008 ini berkeliling Indonesia untuk menambah koleksi kain-kain batiknya.
"Saya sampai ke Kalimantan, beli kain khas sana. Lalu ke Sumbawa, Lamarela di Nusa Tenggara Timur, pokoknya di mana ada kain, saya simpan dan jadikan koleksi," ucap wanita yang lahir di Sukabumi, Jawa Barat itu.
ADVERTISEMENT
Pemeran Yanti dalam film '7 Hati 7 Cinta 7 Wanita' ini menambahkan, kadang ia memiliki budget tertentu untuk membeli kain batik yang ia inginkan, khusus kain-kain batik yang sudah menjadi incarannya sejak lama.
"Kalau ada keinginan, di-budgetin. Saya pernah lihat di sebuah buku, ada kain batik bagus banget. Saya ketemu dengan motif serupa dan saya simpan sampai sekarang. Terus, di satu pentas teater, ada tokoh yang menggunakan batik untuk kesehariannya. Nah, itu saya pakai yang khusus. Biar wangi, saya taruh daun pandan dan melati di kain batik itu," jelas Happy.
"Budget-nya enggak sampai puluhan juta. Masih terjangkau dan kualitasnya bagus dari pembuatnya langsung," tambahnya.
Untuk merawatnya kain-kain batiknya, Happy punya cara khusus, yaitu dengan tidak sering dipakai.
ADVERTISEMENT
Biasanya direndam dan enggak menggunakan mesin cuci. Pokoknya, jangan sering digunakan," kata sutradara film 'Rectoverso' itu.
Happy merasa bangga dengan kehidupannya kini. Meski masih bolak-balik Jakarta-Bali, ia dapat merasakan ciri khas perempuan Indonesia di dalam dirinya.
"Saya merasa, saya ini adalah perempuan Indonesia seutuhnya. Saya orang Sunda dan berdomisili di Bali. Ya, Indonesia, lah. Di Bali, saya juga sering pakai baju kebaya yang menjadi ciri khas Indonesia. Kebaya kalau dipakai sehari-hari keren kok, sama kayak India yang menggunakan kain sari untuk kegiatan sehari-hari," terang Happy.
Menutup perbincangan, bintang sinetron 'Prahara Batavia' ini juga merasa ada yang berbeda dengan dirinya kala mengenakan kebaya dan kain batik.
"Karena cutting baju dan modelnya diperuntukkan untuk wanita Indonesia, saya merasa cantik dan spesial," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Live Update