Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Penggemar Lapor Polisi karena Konser Afgan Batal, Manajemen Buka Suara
25 April 2017 18:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Pada 15 April lalu, pelantun 'Kunci Hati', Afgan, dijadwalkan untuk tampil di Hotel Horison, Semarang, Jawa Tengah. Namun, beberapa jam sebelum konser, para Afganisme--sebutan untuk para penggemar Afgan--harus menelan kekecewaan. Ya, idola batal untuk tampil menyapa Semarang.
ADVERTISEMENT
Pada Selaa (25/4), puluhan Afganisme menyambangi Polrestabes Semarang. Kedatangan mereka bertujuan untuk mengadukan konser penyanyi berusia 28 tahun tersebut yang dibatalkan oleh penyelenggaranya, Pratama Jaya Sentosa (PJS) sekaligus pengelolanya, Wiyani Shinta Dewi.
"Dibatalkan pada hari itu, kemudian dijanjikan pengembalian uang tiket pada 17 April," ucap Karlina Kusumaningrum, warga Muktiharjo, Kecamatan Margo, seperti dilansir Antara.
Namun, janji pengembalian uang tiket itu tidak juga dipenuhi. Padahal, para penggemar sudah membeli tiket yang harga berkisar antara Rp250.000,- hingga Rp900.000,- per orang. Karlina melanjutkan, pihak penyelenggara juga tidak menjelaskan alasan pembatalan konser tersebut.
"Kerugian total kalau dihitung sekitar Rp 83,8 juta," ujar Karlina.
kumparan (kumparan.com) pun menghubungi manajer Afgan, Anton. Pada kumparan, Anton mengatakan apa alasan di balik batalnya konser penyanyi lagu 'Sadis' itu.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya, awalnya saya enggak mau open. Tapi, karena ini konyol dan akhirnya menyeret (nama) kita, ya, sudah. Intinya, mereka enggak bisa melakukan pembayaran sampai hari H," jelasnya saat dihubungi lewat sambungan telepon.
Padahal, biasanya Anton dan timnya sudah menerima pelunasan pembayaran sejak 7 hari sebelum acara.
"Hari H, mereka enggak bisa bayar sepeser pun. Mereka bilang sudah DP, finance-nya mau kirimin bukti. Tapi, karena semua promo sudah naik dan activity jalan, jadi aku kasih kelonggaran," lanjutnya.
Kala itu, Anton dan timnya sudah tiba di Semarang, sedangkan Afgan masih di Jakarta. Menurut Anton, Afgan sudah tidak sabar untuk segera tampil di Semarang.
"Dia (Afgan) nunggu kabar dari jam 6 pagi. Dia sudah excited banget. Aku bilang, konsernya batal dan dia menyayangkan. Padahal, antusias banget dia," terang Anton.
ADVERTISEMENT
"Afganismen pada marah-marah, aku redam fans-fans yang marah dan aku bilang semoga masalahnya bisa diselesaikan. Afgan itu mau main di sana (Semarang), tapi memang harus ada prosedur yang harus diselesaikan."
Banyak yang menyangka Afgan tampil untuk Hotel Horison. Anton pun memberikan klarifikasi bahwa Hotel Horison bukanlah penyelenggara, melainkan sebagai venue acara. Begitu juga Afgan yang hanya didapuk sebagai pengisi acara.
Saat ini, keberadaan Wiyani Shinta Dewi atau Yani yang disebut sebagai bos besar PJS Entertainment yang merupakan penyelenggara, tidak diketahui.
"Mbak Yani saja sekarang kabur, hilang, enggak bisa dihubungin. Info yang aku dapat, uang tiket dibawa sama dia," kata Anton dengan nada sedikit kesal.
"Aku juga dengar dari sumber-sumber terpercaya kalau dia (Yani) suka bawa lari uang. Kediaman Mbak Yani juga ternyata kontrakan dan pembayarannya nunggak. Dia juga sudah enggak di situ. Mobilnya juga ternyata rental. Mungkin sudah pemain."
ADVERTISEMENT
Meski bercerita sambil berapi-api, Anton pun meredam emosinya dengan melihat kejadian itu sebagai peringatan yang bersifat positif padanya.
"Ini pelajaran buat saya pribadi dan kita semua. Bukan berarti Afgan kapok ke Semarang, enggak. Kalau ada tawaran bagus, kita ambil. Cuma ya, lebih berhati-hati," tuturnya.
Baca juga:
Sama seperti Afganisme lainnya, Anton dan timnya juga sudah mengajukan pengaduan pada Polrestabes Semarang.
"Pasti dong, kita bawa ke jalur hukum. Kita pegang kontrak dan lain-lainnya, kan. Yang ngadu juga bukan cuma saya, tapi Afganisme juga," tutup Anton.