Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Permukiman Kumuh Penyebab Diare Pada Masyarakat Jakarta Selatan
12 Desember 2022 22:36 WIB
Tulisan dari Anissa Rohmatul Agustina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Permasalahan kesehatan merupakan masalah yang kompleks yang dihadapi semua kota di Indonesia karena kesehatan merupakan modal bagi perkembangan individu dan kebutuhan yang mendasar setiap individu. Kesehatan menjadi perhatian utama pada setiap kota di Indonesia karena berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat di kota tersebut. Jika dilihat secara umum kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, perilaku individu, dan pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah sehingga kesehatan penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan menjadi nilai indeks pembangunan.
ADVERTISEMENT
Salah satu kota di Indonesia yang menjadi perhatian mengenai aspek kesehatan karena sebagai ibu kota Indonesia dan menjadi kota yang memiliki berbagai persoalan aspek kesehatan yaitu Jakarta karena Jakarta merupakan kota yang memiliki karakteristik kota yang lengkap dari segi sarana dan prasarana yang disediakan oleh pemerintah.
Dibalik kemudahan dalam pelayanan kesehatan terdapat berbagai permasalahan penyakit yang terjadi di masyarakat Jakarta. Menurut website klikdokter.com terdapat beberapa penyakit yang rentan menyerang anak di Jakarta seperti demam berdarah dengue, infeksi saluran pernapasan akut, diare, tifoid, leptospirosis, infeksi kulit, dan obesitas (Rasnaya, 2019). Ditinjau dari berbagai penyakit yang sering menyerang anak di Jakarta dapat dilihat rata-rata berasal dari pengaruh air tidak bersih yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari karena air merupakan kebutuhan pokok untuk mandi, memasak, mencuci dan kegiatan lainnya.
ADVERTISEMENT
Kurangnya perhatian masyarakat Jakarta mengenai kebersihan air mengakibatkan berbagai penyakit yang muncul pada masyarakat yang menggunakan air tercemar untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa melihat dampak yang terjadi jika menggunakan air tidak bersih untuk tubuh kita. Pencemaran air bisa disebut perubahan suatu keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia dan pencemaran air masih kurang disadari oleh masyarakat apalagi mereka yang tinggal di daerah kumuh dekat dengan sungai.
Pencemaran air dapat diakibatkan oleh tata letak infrastruktur di Jakarta yang tidak merata seperti penyediaan sarana fisik yaitu transportasi, pengairan, gedung, drainase dan fasilitas lainnya. Permasalahan infrastruktur ini memengaruhi pada saat Jakarta terjadi bencana banjir khususnya daerah Jakarta Selatan karena kurangnya daerah resapan air dan kerusakan drainase. Banjir tersebut menyebabkan pencemaran air di daerah Jakarta Selatan tersebut ditambah dengan Jakarta Selatan yang memiliki beberapa sungai yang mana saat terjadi banjir akan memengaruhi kualitas air bersih.
ADVERTISEMENT
Kerusakan infrastruktur ini dapat berdampak bagaimana kualitas air di daerah Jakarta Selatan hingga berpengaruh pada kesehatan masyarakat karena masyarakat membutuhkan air untuk kebutuhan sehari-hari. Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup tahun 2018 mengenai kualitas air tanah di wilayah DKI Jakarta, khususnya Jakarta Selatan terdapat beberapa kecamatan yang terkena pencemaran air yang berat yaitu kecamatan setiabudi dan tebet dan kecamatan lainnya terkena pencemaran dalam golongan ringan dan ada beberapa kecamatan yang kualitas airnya baik (Irawan, 2019). Dari data tersebut bisa dilihat bahwa kualitas air di 2 daerah tersebut buruk yang berakibat pada kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Secara umum dampak dari pencemaran air bisa beragam mulai dari terganggunya keseimbangan ekosistem di perairan karena tercampur dengan bahan kimia dan berdampak bagi kesehatan seseorang. Gangguan kesehatan akibat pencemaran air terjadi adanya penurunan kualitas air yang dikonsumsi atau digunakan individu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Air yang digunakan tersebut mengandung virus atau bakteri sehingga muncul berbagai penyakit yang dirasakan setelah menggunakan air yang tercemar. kita juga tidak mengetahui air tersebut sudah tercampur dengan bahan kimia apa saja dan sudah tercampur dengan kotoran yang berasal dari hewan maupun manusia.
ADVERTISEMENT
Salah satu penyakit yang biasanya terjadi pada masyarakat akibat pencemaran air adalah diare. Penyakit diare biasanya ditandai dengan demam yang tinggi, mual atau muntah, hingga sakit perut. Diare membuat penderita kehilangan nafsu makan sehingga individu tersebut tubuhnya lemas dan bisa menyebabkan diare akut. Penyakit diare bisa dikatakan sebagai permasalahan pediatric sosial karena diare adalah salah satu jenis penyakit yang terdapat di suatu negara berkembang. Diare tidak hanya menyerang orang dewasa tetapi bisa saja menyerang balita karena beberapa faktor penyebabnya yaitu individu (agent), penjamu (host), dan faktor lingkungan (environment) (Suharyono, 2008).
Beberapa penyebab penyakit diare yang lainnya antara lain yaitu kondisi sanitasi lingkungan yang masih kurang baik untuk kesehatan individu karena kurangnya kebersihan diri sendiri, kebersihan makanan yang masih kurang baik, masalah imunitas tubuh seseorang dan permasalahan nutrisi untuk tubuh yang buruk, pemberian makanan tambahan pada usia masih dini, dan stress yang berlebihan. Angka terjadinya penyakit diare dapat diturunkan dan dapat dicegah dengan adanya keseimbangan antara pengetahuan masyarakat mengenai penyakit diare dengan beberapa upaya pencegahan dengan salah satu cara yaitu merubah perilaku hidup yang lebih sehat (Haryani, 2020).
ADVERTISEMENT
Seseorang dapat terkena diare karena kurangnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan pengetahuan individu yang rendah terhadap penyakit diare sehingga masih menganggap remeh penyakit diare. Penyakit diare ini karena faktor lingkungan misalnya air yang sudah terkontaminasi atau tinja dan sifat individu yang perilaku sehari-harinya kurang menjaga kesehatan. Individu yang masih melakukan kegiatan sehari-hari menggunakan air tercemar juga menjadi penyebab terjadinya diare.
Tubuh tidak bisa mengendalikan bakteri dari air yang tercemar sehingga menyebabkan seseorang akan mengalami gejala diare yaitu sakit perut lalu menyebabkan buang air besar secara terus- menerus dan diare juga rawan terkena pada balita karena tubuh balita yang masih sensitif dan imunitas tubuh yang tidak sama dengan orang dewasa. Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita bila tidak diatasi lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Penyebaran diare bisa terjadi karena kurangnya asupan ASI pada balita sehingga daya tahan tubuh mereka menurun dan kurangnya nutrisi pada balita juga bisa menyebabkan balita mudah terkena diare.
ADVERTISEMENT
Jika kita melihat dari kondisi lingkungan di Jakarta Selatan, daerah tersebut memiliki kepadatan penduduk yang mana terbentuknya pemukiman yang dibangun oleh masyarakat di daerah kurang akan kebersihannya. Permukiman yang berada di pinggir sungai dapat memengaruhi kualitas air di sungai tersebut sehingga menyebabkan menurunnya kualitas air akibat dari pembangunan permukiman di tepi sungai dan ditambah dengan kegiatan masyarakat yaitu mencuci. Hal itu menyebabkan kadar kualitas air berkurang karena tercampur dengan bahan kimia dari kegiatan mencuci tersebut.
Di Jakarta Selatan terdapat beberapa pemukiman padat penduduk yang berbatasan dengan bantaran sungai dengan akses mobilitas pergerakan sulit. Kesadaran masyarakat yang berada di sekitar sungai tersebut mengenai sampah juga menjadi permasalahan karena tidak ada fasilitas pengelolaan sampah sehingga pembuangan sampah tersebut langsung pada sungai di dekat pemukiman. Air yang tercemar sampah tersebut juga masih digunakan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari karena pasokan air bersih yang kurang dan mereka tidak mengetahui seberapa bahaya air yang dikonsumsi tersebut. Berbagai akibat yang dirasakan dari mengonsumsi air yang tercemar yaitu kesehatan tubuh mulai terganggu dan seseorang akan mengalami kram perut, dehidrasi, diare, hingga yang lebih parah dapat menimbulkan kematian.
ADVERTISEMENT
Perlu adanya kebijakan yang tertulis mengenai pendirian pemukiman di daerah pinggiran sungai karena kebijakan tersebut akan dapat mengurangi pembangunan permukiman kumuh di pinggir sungai. Pembangunan permukiman seperti ini tidak hanya menimbulkan permasalahan sosial akan tetapi berhubungan dengan kondisi kesehatan seseorang karena jika seseorang terlalu sering untuk menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari akan berdampak buruk bagi kesehatan.
Mulai mengganti air dengan air yang berkualitas baik dan bersih untuk kebutuhan sehari-hari menjadi langkah awal agar terhindar dari penyakit diare. Apalagi orang tua yang memiliki anak usia balita disarankan untuk menggunakan air bersih untuk kebutuhan balita tersebut karena balita masih mempunyai tubuh yang sensitif dan daya tahan tubuhnya tidak seperti orang dewasa dan langkah selanjutnya bisa dengan perbaikan terhadap toilet umum yang ada di daerah pemukiman kumuh karena bisa menjadi cara agar penyakit diare tidak menyebar. Perlu adanya kesadaran di setiap individu tentang bahaya penyakit tersebut karena diare berhubungan dengan alat pencernaan seseorang. Jika terlalu banyak untuk mengonsumsi air yang tercemar dapat menyebabkan infeksi pada alat pencernaan dan bisa berakibat fatal.
ADVERTISEMENT
Pengelolaan air bersih untuk permukiman di sekitar sungai tersebut menjadi salah satu bentuk sanitasi yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengurangi penyebaran penyakit diare. Penyediaan air bersih bisa dilakukan dengan pengawasan terhadap kualitas air yang aman bagi warga, jumlah air yang dibutuhkan oleh warga bisa tercukupi, dan warga bisa memanfaatkan air tersebut dengan baik untuk kebutuhan sehari-hari.
Perlu adanya sosialisasi bagi masyarakat Jakarta Selatan yang menempati pemukiman di daerah pinggir sungai karena masyarakat masih menganggap remeh mengenai kualitas air di sungai tersebut dan mereka masih menggunakan air yang tercemar secara terus-menerus untuk kebutuhan sehari-hari. Pelayanan kesehatan berkala yang berfokus pada warga di daerah pemukiman tersebut juga bisa dilakukan agar mengetahui apakah warga memiliki penyakit lain akibat mengonsumsi air yang tercemar.
ADVERTISEMENT
Menjaga kebersihan diri dengan mandi menggunakan air bersih, mencuci baju di air yang bersih, dan mengonsumsi air yang matang sebagai upaya mengurangi dampak adanya diare yang berkepanjangan. Jika seseorang merasa bahwa terdapat gejala diare pada tubuhnya disarankan segera melakukan pengobatan agar dapat dirawat oleh dokter dan tenaga medis. Risiko dari diare dapat bermacam-macam misalnya dehidrasi dalam jangka waktu yang lama karena dehidrasi dapat menyebabkan kematian pada seseorang. Balita yang mengalami diare juga harus dilakukan pengobatan langsung oleh dokter karena bisa berdampak kematian pada balita.
Jadi langkah yang mudah dilakukan bagi masyarakat agar terhindar dari diare antara lain sering mencuci tangan setelah melakukan kegiatan apapun terutama sebelum makan dan setelah makan, konsumsi makanan yang bergizi dan minum air yang sudah matang, sebelum memakan buah sebaiknya mencuci buah terlebih dahulu hingga bersih, ASI eksklusif untuk bayi agar membentuk daya tahan tubuh, dan selalu kontrol ke dokter. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran diri sendiri untuk menjaga kesehatan dan menjaga lingkungan sekitar agar bisa terhindar dari diare.
ADVERTISEMENT
REFERENSI
Haryani, H., Albayani, M. I., Musleh, Z., Utami, K., & Suprayitna, M.. (2020). PEMBERDAYAAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGANAN AWAL PENYAKIT DIARE PADA BAYI DAN BALITA DI AMPENAN KOTA MATARAM. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(4), 655-660.
Irawan, A. (2019). KUALITAS AIR TANAH DI DKI JAKARTA TAHUN 2018. https://statistik.jakarta.go.id/kualitas-air-tanah-di-dki-jakarta-tahun-2018/. Diakses pada 27 Oktober 2022.
Rasnaya, D. (2019). 7 Penyakit yang Rentan Menyerang Anak di Jakarta. https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/7-penyakit-yang-rentan-menyerang-anak-di-jakarta. Diakses pada 27 Oktober 2022.
Suharyono. (2008). Diare Akut . Jakarta: Rineka Cipta.