Jakarta sebagai Kota Penduduk Terpadat di Dunia

Siapa yang tidak mengenal kota Jakarta? Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia ini memiliki jumlah penduduk kurang lebih sebanyak 11,25 juta jiwa pada Juni 2022. Hal ini menjadikan Jakarta di mata dunia juga sebagai salah satu kota dengan jumlah penduduk terbanyak.

Gambar Ilustrasi. Jakarta sebagai Kota Penduduk Terpadat di Dunia. Diunduh dari https://pixabay.com/id/images/search/jakarta/?manual_search=1

Sebelumnya, mari kita lihat seberapa padat kota Jakarta. Dikutip dari Katadata.co.id., berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan (Dukcapil), Jakarta Pusat adalah wilayah yang paling padat penduduk di Provinsi DKI Jakarta.

Luas wilayah Jakarta Pusat sendiri hanya 47,56 km persegi, sedangkan jumlah penduduknya mencapai 1,11 juta jiwa pada Juni 2022. Dengan demikian, setiap 1 km persegi tanah di Jakarta Pusat dihuni oleh 23.249 jiwa.

Wilayah Ibu Kota dengan kepadatan tertinggi berikutnya adalah Jakarta Barat, yakni mencapai 20.717 jiwa/km persegi. Diikuti Jakarta Timur dengan kepadatan penduduk mencapai 16.449 jiwa/km persegi.

Dan berikut penulis lampirkan data penduduk DKI Jakarta berdasarkan Dukcapil (2022):

1. Jakarta Timur: 3.274.716 jiwa

2. Jakarta Barat: 2.589.589 jiwa

3. Jakarta Selatan: 1.8.65.647 jiwa

4. Jakarta Utara: 1.865.647 jiwa

5. Jakarta Pusat: 1.105.731 jiwa

6. Kepulauan Seribu: 29.719 jiwa

Dengan total penduduk DKI Jakarta, yakni 11.249.585 jiwa per Juni 2022.

Data penduduk di atas sudah membuktikan pembahasan tentang betapa padatnya penduduk di kawasan Jakarta ini. Tentu dari hal tersebut, akan kita bahas apa penyebab dan faktor terjadinya hal tersebut dan penanggulangan seharusnya yang diberikan pemerintah dan kerja sama seharusnya masyarakat.

Salah Satu Penyebab Padatnya Jakarta adalah Urbanisasi

Penyebab padatnya penduduk di Jakarta salah satunya adalah urbanisasi. Banyak masyarakat desa yang pindah ke Jakarta karena terbawa pengaruh berita di televisi atau media massa tentang tingginya tingkat pendapatan di Jakarta. Serta gaya hidup yang lebih modern pun menjadi salah satu daya tarik masyarakat desa untuk pindah ke kota.

Padahal menurut fakta di lapangan, walaupun Jakarta sebagai kota metropolitan yang menawarkan pendapatan tinggi, biaya hidup di kota ini tidak relatif murah. Maksudnya, biaya hidup di Jakarta pun relatif tinggi. Memang sebanding dengan pendapatan yang ditawarkan. Maka tak jarang fenomena masyarakat yang akhir-akhir ini terlihat, masyarakat asli Jakarta ingin pindah untuk hidup di desa.

Jakarta juga dikenal dengan perputaran budaya yang sangat cepat. Budaya dari luar negeri biasanya akan ditampung terlebih dahulu di Jakarta baru akan tersebar di desa. Hal ini juga membuat ketertarikan masyarakat desa untuk pindah ke Jakarta.

Fasilitas Umum di Jakarta yang Memadai

Mobilitas masyarakat di Jakarta memang kian hari kian semakin cepat. Mengingat hal ini untuk keberlangsungan ekonomi daerah juga, pemerintah daerah DKI Jakarta menawarkan beberapa fasilitas umum untuk menunjang mobilitas masyarakat tersebut.

Salah satunya adalah kendaraan umum. Banyak sekali kendaraan umum yang tersedia di Jakarta dengan fasilitas yang memuaskan. Contohnya TransJakarta, MRT, KRL, dan yang paling terbaru ialah LRT. Semua kendaraan umum ini ditawarkan dengan harga yang relatif murah untuk mendukung mobilitas cepat masyarakat Jakarta yang sudah kita singgung di atas tadi.

Fasilitas sarana dan prasarana yang baik juga diberikan pemerintah agar masyarakat mau beralih menggunakan transportasi umum. Mengingat Jakarta juga masih memiliki permasalahan kemacetan yang tak kunjung selesai.

Selain kendaraan umum, fasilitas memadai yang pemerintah berikan juga sebenarnya sudah tersebar di dunia pendidikan yakni sekolah. Pada umumnya, sekolah-sekolah negeri dengan dana yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah tersebar di beberapa penjuru di Jakarta. Hal ini pun menjadi daya tarik masyarakat desa untuk pindah ke Jakarta agar mendapatkan kualitas pendidikan yang baik. Untuk memperbaiki garis pendidikan keturunan keluarga.

Jakarta Tetap Memiliki Permasalahan

Kendati demikian, melalui faktor-faktor yang sudah sedikit dijelaskan di atas, Jakarta memiliki beberapa permasalahan. Namun sebelum kita membahas lebih jauh, penulis ingin memberitahu sebenarnya permasalahan pokok yang dimiliki Indonesia yang terdapat pula di Jakarta. Yakni:

1. Tingkat pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat,

2. Penyebaran penduduk tidak merata,

3. Masalah kualitas pada penduduk. (Mulia, 2017. h. 56)

Dari faktor-faktor di atas, dapat kita ketahui sebenarnya bahwa Indonesia sendiri memiliki permasalahan dasar yang diturunkan atau juga dimiliki oleh Jakarta. Jakarta dengan kualitas penduduk yang tidak merata, kualitas penduduk yang masih kurang baik, serta pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat menjadikan Jakarta sebagai kota terpadat dengan masalah-masalah yang beragam.

Contohnya seperti banjir yang tak kian dapat ditanggulangi pemerintah, kesenjangan sosial yang kerap kali menganggu pemandangan kota, pendidikan yang sebenarnya belum merata (sekolah bagus hanya terdapat di pusat kota), serta ekonomi masyarakat yang terbagi menjadi beberapa kelas.

Hal ini tentu harus menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat bersama, bahwa untuk menekan laju penduduk, perlu ada kerja sama dari berbagai pihak untuk menekannya. Contohnya, masyarakat diharapkan untuk mengikuti program keluarga berencana untuk meminimalisir tingkat kelahiran yang tinggi.

Penulis menarik kesimpulan dari berbagai permasalahan dan pembahasan yang sudah kita bahas di atas, bahwa Jakarta sebagai kota terpadat penduduk harus memiliki langkah tegas untuk menanggulangi hal ini. Tentu hal ini perlu dibangun, untuk meningkatkan kualitas masyarakat agar membangun Jakarta bukan hanya sebagai Ibu Kota Negara Indonesia, tapi juga agar menjadi kota dengan kualitas masyarakat yang baik.

Kajian Pustaka

Kusnandar, B. (2022). Kepadatan Penduduk di Provinsi DKI Jakarta menurut Wilayah (Juni 2022). Dari Katadata.co.id., diakses pada 28 Desember 2022. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/10/09/jakarta-pusat-jadi-wilayah-terpadat-di-ibu-kota-per-juni-2022.

Mulia, G. (2017). Dinamika Kependudukan di Ibu Kota Jakarta. Jurnal Deskripsi Perkembangan Kuantitas, Kualitas dan Kesejahteraan Penduduk di DKI Jakarta. VIII(2), 54-67. https://ejournal.stkipbbm.ac.id