Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Psikis, ODGJ, dan Lalu Lintas: Mengurai Kemacetan dengan Cara yang Berbeda
3 Juli 2023 14:05 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Annisa Nilam Cahya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hal-hal yang menyebabkan kemacetan lalu lintas seperti kenaikan jumlah pengendara, banyaknya pedagang kaki lima (PKL) di pinggir jalan, perilaku pengendara yang sering melanggar aturan lalu lintas, dan kurangnya infrastruktur yang memadai itu sudah hal yang umum.
ADVERTISEMENT
Tapi pernahkah terpikir, bahwa ternyata kejadian random tak terduga juga bisa menjadi penyebab kemacetan lalu lintas ? Misalnya ada seseorang yang mencoba bunuh diri di tengah jalan dengan berdiri menghalangi kendaraan atau dengan tiduran di jalan. Juga misalnya ada ODGJ yang membuat kerusuhan di jalan menyebabkan kemacetan sehingga menghambat lalu lintas.
Jika penyebab umum sebagaimana diuraikan sebelumnya, penanganannya sudah ada. Lalu, bagaimana dengan hal-hal tak terduga sebagaimana diungkapkan di atas? Bagaimana cara mengatasinya? Apa yang harus kita lakukan?
Tentu beda dalam menanganinya, sebab ini membutuhkan penanganan medis karena menyangkut psikis, jika salah dalam menangani mana tahu suasana menjadi semakin keruh karena bisa jadi dia makin ngamuk dan menambah waktu macet di jalan.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh penyebab kemacetan yang tidak terduga adalah perilaku seseorang yang mencoba bunuh diri di tengah jalan. Pernah terdengar kasus di mana seseorang berdiri menghalangi kendaraan, bahkan tiduran di jalan dengan niat untuk mengakhiri hidupnya.
Kejadian semacam ini tidak hanya menyebabkan kemacetan, tetapi juga menciptakan situasi yang sangat berbahaya bagi pengendara dan pejalan kaki. Ketika hal ini terjadi, penanganan yang diperlukan jauh lebih kompleks daripada kemacetan biasa. Bukan hanya permasalahan lalu lintas yang perlu diatasi, tetapi juga kesehatan mental individu yang terlibat dalam kejadian tersebut.
Lagi, ada sebuah kasus yang terjadi negara Malaysia, yang di unggah pada sebuah platform media sosial TikTok dengan user @casper.nkri. Seorang pria yang d duga ODGJ mengamuk di jalan dan merusak kendaraan yang melintas menyebabkan kemacetan. Dan dua orang berlari ketakutan ketika pria itu mendekatinya.
ADVERTISEMENT
ODGJ adalah individu yang mengalami gangguan mental yang mengakibatkan perilaku yang tidak terkontrol. Dalam kasus di atas, Ketika ODGJ mengalami kekacauan atau perubahan suasana hati yang drastis, mereka dapat membuat kerusuhan di jalan, menghalangi kendaraan, dan menghambat aliran lalu lintas. Kejadian semacam ini tentu memerlukan penanganan khusus yang melibatkan ahli kesehatan mental.
Dalam mengatasi penyebab kemacetan yang melibatkan individu dengan masalah psikis, penanganan yang tepat menjadi sangat penting. Pemahaman dasar yang lebih baik bagi pengendara dan masyarakat pada umumnya mengenai cara berinteraksi dengan individu yang sedang mengalami masalah kesehatan mental di jalan raya harusnya perlu dibutuhkan.
Pelatihan atau kampanye publik tentang kesadaran kesehatan mental dapat membantu mengurangi stigmatisasi dan meningkatkan pemahaman tentang cara bertindak yang benar dalam situasi semacam ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perlu adanya kolaborasi antara instansi pemerintah, lembaga kesehatan, dan kepolisian untuk menciptakan protokol yang jelas dalam menangani kasus-kasus kemacetan yang melibatkan individu dengan masalah psikis.
Protokol ini harus mencakup upaya penanganan medis dan psikologis yang tepat, serta penanganan hukum yang sesuai. Penempatan personel yang terlatih dalam menghadapi situasi seperti ini juga sangat penting agar dapat merespons dengan cepat dan efektif.
Lalu, tahap apa yang harus di lakukan? Bagaimana cara menanganinya? Mungkin ini sangat dibutuhkan. Pertama, polisi yang tiba di tempat kejadian harus dilatih untuk merespons situasi semacam ini dengan bijaksana dan mempertimbangkan kondisi mental individu yang terlibat.
Mereka harus memiliki pemahaman yang baik tentang cara berkomunikasi dengan individu yang sedang mengalami krisis psikologis, untuk memastikan keselamatan mereka sendiri dan juga individu tersebut.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, tenaga medis yang terlatih dalam menangani kasus kesehatan mental harus segera dipanggil untuk memberikan bantuan medis yang sesuai. Mereka harus mampu menilai kondisi mental individu tersebut dan memberikan perawatan yang diperlukan.
Jika ada kebutuhan akan pemindahan individu tersebut ke fasilitas kesehatan mental, langkah-langkah yang diperlukan harus segera dilakukan dengan koordinasi yang baik antara petugas medis, polisi, dan pihak terkait lainnya. Selain itu, penyebaran informasi kepada masyarakat juga penting dalam situasi semacam ini.
Melalui media sosial, radio, atau pengeras suara, informasi tentang kejadian dan arahan mengenai rute alternatif harus segera disampaikan kepada pengendara dan masyarakat luas. Hal ini akan membantu mengurangi kebingungan dan kepanikan di jalan, serta meminimalkan kemacetan yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Dalam jangka panjang, penting untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan mental. Pembelajaran pendidikan pendidikan dan sosialisasi mengenai gangguan mental serta cara berinteraksi dengan individu yang mengalaminya harus terus dilakukan.
Selain itu, akses terhadap layanan kesehatan mental yang berkualitas juga harus ditingkatkan, sehingga individu dengan masalah psikis dapat mendapatkan perawatan yang tepat dan memadai. Penyebab kemacetan yang melibatkan individu dengan masalah psikis merupakan situasi yang membutuhkan penanganan khusus.
Pemahaman dasar yang lebih baik, kerja sama antara instansi terkait, serta peningkatan kesadaran masyarakat menjadi kunci dalam mengatasi masalah ini. Kasus-kasus seperti yang disebutkan di atas memberikan contoh yang kuat tentang pentingnya respons yang tepat dan koordinasi yang baik dalam mengatasi kemacetan yang disebabkan oleh individu dengan masalah psikis.
ADVERTISEMENT