Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Allah Sebaik-baik Pemberi Karunia
14 Desember 2022 15:13 WIB
Tulisan dari Annisa Suci Damayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Cacat fisik yang dialami seseorang seharusnya memang bukan penghalang untuk meraih cita-cita. Demikian ujar Habib Ahmad bin Ali Abdurrahman Assegaf, pengasuh MTS an-nurul Kasyaf, condet, Jakarta Timur, tatkala dimintai tausiyahnya mengenai kisah Sentuhan Qalbu kali ini. "Apalagi cacat bawaan semenjak lahir".
ADVERTISEMENT
Cacat yang dialami seseorang baik bawaan, maupun bukan, bagaimanapun merupakan pemberian Allah SWT, yang tetap harus disyukuri. Dengan cacat itu Allah SWT bermaksud memberikan kelebihan lain yang tidak kita ketahui. Kalau kita tidak menerima kenyataan, dan berburuk sangka atas kondisi itu, berbagai kesulitan akan muncul.
Sungguh mengharukan apa yang dilakukan seorang perempuan bernama Aini. Meski cacat, dengan semangat dan perjuangan tak kenal lelah, ia dapat mencapai cita-citanya, kuliah di Yogya, lulus menjadi sarjana di perantauan dengan hasil luar biasa, bahkan mendapat pasangan hidup yang tidak diduganya. Bukankah ini karunia Allah? Oleh sebab itu, dengan kondisi bagaimanapun, seorang muslim harus selalu berbaik sangka dan harus selalu bersyukur atas apa yang diberikan oleh Allah.
ADVERTISEMENT
Habib Ahmad Assegaf juga mengutip sebuah hadist Nabi, "Orang mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah". Dalam hal ini, meski wanita biasanya diciptakan sebagai makhluk yang lemah, dengan segala keterbatasannya, ternyata Aini gigih, pantang menyerah menghadapi kehidupan, dan mampu meraih cita-citanya.
Dibalik kelemahan yang disandangnya, ada sisi lain yang tidak bisa mematahkan semangatnya. Yaitu tekad yang membara disertai nilai-nilai Ilahiah yang selama ini menjadi pedoman hidupnya, sehingga apapun yang dilakukannya selalu ada unsur ibadahnya.
Karena menuntut ilmu adalah kewajiban, bagi pria maupun wanita. ini yang menjadi pemicu semangatnya. Dengan segala kekurangan yang dimilikinya, ternyata kesungguhannya dibalas Allah dengan karunia yang jauh lebih besar. Ilmu ia raih, dan Allah jodohkan pula dia dengan lelaki pilihan. Itulah bukti, bahwa Allah selalu menepati janji.
ADVERTISEMENT