Konten dari Pengguna

Abdimas Ilkom Undip: Literasi Digital, Lindungi Anak dari Konten Negatif

Annisa Zulfalia Az Zahra
Mahasiswi S1 Ilmu Komunikasi konsentrasi Jurnalisme Multimedia di Universitas Diponegoro.
19 Oktober 2022 17:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annisa Zulfalia Az Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Abdimas Ilkom Undip memaparkan terkait literasi digital dengan tema lindungi anak dari konten negatif. Sumber: Dokumentasi Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Abdimas Ilkom Undip memaparkan terkait literasi digital dengan tema lindungi anak dari konten negatif. Sumber: Dokumentasi Pribadi.
ADVERTISEMENT
Zaman terus berubah termasuk kehadiran gadget atau gawai dan mudahnya mengakses informasi melalui internet menumbuhkan ketakutan baru khususnya bagi orang tua, bagaimana cara melindungi anak dari konten negatif di internet. Riset yang dilakukan oleh End Child Prostitution, Child Pornography, and Trafficking of Children for Sexual Purposes (ECPAT) pada tahun 2017 menunjukkan bahwa 97% anak dengan rentang usia 14-18 tahun. Inilah yang mempelopori dilakukannya pengabdian masyarakat prodi komunikasi Universitas Diponegoro bertajuk literasi digital untuk menjauhkan anak-anak dari paparan konten negatif sedini mungkin. Sasaran dari pengabdian masyarakat ini adalah TK Pertiwi Tembalang karena di zaman digital ini bahkan anak TK sudah bisa mengoperasikan gawai, sudah sepatutnya guru dan orang tua mengerti batasan-batasan agar anak tidak terjerumus ke hal-hal negatif.
ADVERTISEMENT
“Salah satu tawaran kami adalah orang tua membangun komunikasi lebih tepat dengan anak-anaknya. Melarang mereka menyentuh gawai seolah bukan jawaban yang mudah dilakukan,” ujar Agus Naryoso, dosen prodi S1 Ilmu Komunikasi FISIP Undip.
Pengabdian masyarakat ini juga menghadirkan dosen-dosen lain seperti Dr. Hedi Pudjo Santoso, Dr. Sri Budi Lestari, dan Dr. Adi Nugroho, M.Si. Para dosen dihadirkan untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan guru dan orang tua.
Banyak orang tua yang antusias dengan pengabdian masyarakat ini, usulan dan ide bagaimana untuk membatasi penggunaan gawai pada anak terus bermunculan. Bu Juni, salah satu wali murid, membagikan pengalamannya dalam membatasi penggunaan gawai. Ia memberikan anaknya syarat untuk bisa memegang gawai , itu yang membuat anak-anak dari Bu Juni tetap rutin belajar dan mengaji serta menggunakan gawai secukupnya saja.
Guru dan orang tua murid TK Pertiwi saling membagikan pengalamannya dengan dosen Ilkom undip. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Permainan edukatif menjadi usulan yang ditawarkan oleh dosen ilmu komununikasi Undip, supaya siswa bisa lebih memperhatikan guru dan tidak asik bermain gawai, guru diberikan strategi untuk melakukan permainan edukatif bukan gawai atau konten-konten edukatif yang menyenangkan sesuai umur. Perlu untuk mengedukasi anak terkait hal-hal apa saja yang hanya bisa diakses pada umur-umur tertentu. Pendampingan berkala bisa diterapkan dalam melakukan edukasi pada anak-anak di era digital ini karena melarang sepenuh anak menggunakan gawai tidaklah mudah.
ADVERTISEMENT
Kepala Sekolah TK Pertiwi, Ninik, berharap Undip bisa kembali hadir untuk pengabdian berikutnya dengan tema literasi digital lainnya seperti fenomena kekerasan yang sering terjadi belakangan ini atau tema-tema lainnya.
Guru, orang tua, dan dosen berfoto bersama. Sumber: Dokumentasi Pribadi.