Manfaatkan Keuntungan Finansial Saat Lajang

Annissa Sagita
Financial Planner
Konten dari Pengguna
16 Oktober 2019 15:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annissa Sagita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-Sehat fisik, sehat finansial. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Sehat fisik, sehat finansial. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
"Kapan nikah? Ditunggu undangannya ya!"
Mungkin telinga kamu sudah panas mendengar pertanyaan basa-basi yang basi itu. Bisa jadi kamu merasa putus asa, sudah usia segini kok belum menikah.
ADVERTISEMENT
Tapi tunggu dulu. Sebelum kamu mulai membuka-buka lagi dating app, kamu harus menyadari bahwa menjadi lajang punya banyak keuntungan.
Beberapa keuntungan menjadi perempuan lajang dari segi finansial adalah:
1. Bisa investasi lebih banyak, karena kebutuhan saat lajang relatif tidak sebanyak kebutuhan keluarga.
Bayangkan saat nanti kamu sudah menikah/berkeluarga dan punya anak. Jangankan anggaran untuk nongkrong/ngopi cantik bersama teman-teman, untuk sekadar membeli perawatan kulit/skin care pun banyak yang harus dipertimbangkan seperti susu, popok, kebutuhan anak dan tabungan biaya sekolah.
Lupakan apa yang kamu lihat di media sosial: potret keluarga bahagia dengan ayah-ibu muda tersenyum sambil menggendong bayi mungil yang lucu, dalam kenyataannya seringkali banyak yang dikorbankan untuk pencitraan tersebut. Bahkan tidak sedikit yang dalam hatinya ingin bertukar posisi denganmu, lajang yang bebas.
com-Ilustrasi wanita sedang menabung. Foto: Shutterstock
Sisihkan uang mulai dari sekarang untuk investasi dan belajar bagaimana cara berinvestasi yang benar, agar ketika nanti saat berkeluarga pun kamu sudah memiliki bekal ilmu maupun praktek mengelola uang dan berinvestasi.
ADVERTISEMENT
Meskipun rasanya pas-pasan sekali penghasilan saat ini, percayalah tidak ada yang lebih pas-pasan daripada saat berkeluarga lalu memiliki banyak kebutuhan yang harus dipenuhi karena menyangkut orang lain.
Tidak hanya keluarga kecil kamu, ingat juga bahwa pernikahan akan menggabungkan dua keluarga besar. Jika kamu masih menanggung orang tua dan pasangan kamu menanggung orang tua serta saudara-saudaranya, bersiap-siap lah menjadi generasi sandwich.
Berinvestasi saat masih lajang dan usia muda membawa keuntungan tersendiri. Kamu bisa mulai mengumpulkan aset, sementara nilai aset tersebut akan naik seiring dengan berjalannya waktu. Kamu bisa membaca pentingnya berinvestasi sejak dini di artikel ini.
Selain berinvestasi, tentunya kamu juga bisa bersenang-senang lebih banyak. Nonton konser? Traveling ke luar negeri? Mencoba kuliner baru yang harganya lima kali lipat makan sehari-hari?
ADVERTISEMENT
Ini semua bisa langsung kamu eksekusi tanpa perlu berdiskusi dengan siapapun, karena uangmu adalah hasil jerih payahmu sendiri dan layak kamu nikmati. Ingat, jangan kebablasan! Buatlah anggaran khusus diri sendiri/hiburan yang tidak boleh diutak-atik.
2. Uang milik sendiri, tidak harus diskusi dengan orang lain
com-Ilustrasi uang. Foto: Shutterstock
Saat menikah, kondisi berubah. Biasanya tinggal sendiri, lalu harus tinggal berdua, berbagi kasur dan hal-hal lainnya termasuk berbagi tugas soal keuangan. Hal ini tidak mudah, karena setiap orang tentu membawa kebiasaan masing-masing sejak kecil. Perbedaan sifat ini membuat pengaturan uang dalam rumah tangga seringkali menjadi sulit. Padahal, keuangan keluarga seharusnya didiskusikan, sekecil apapun angkanya.
Lho, tinggal diskusi saja apa sulitnya?
Tidak semua orang bisa diajak diskusi meskipun dia adalah pasangan kamu. Ini justru bisa menambah beban pikiran dan menambah sumber stres.
ADVERTISEMENT
Apabila suami dan istri gagal mengelola keuangan bersama, akibatnya bisa fatal. Data dari Kemenag menunjukkan bahwa angka perceraian di Indonesia naik dari tahun ke tahun, tahun 2015 ada 398.245 gugatan, tahun 2016 meningkat menjadi 415.898 gugatan. Salah satu alasan utamanya adalah finansial.
Hal ini menunjukkan bahwa mengelola keuangan dalam keluarga itu tidaklah mudah! Ada beberapa keluarga yang menggunakan model pengelolaan keuangan dengan melimpahkan tugas tersebut ke salah satu pihak, biasanya pihak perempuan/istri.
Terkadang pelimpahan tugas ini adalah alasan pihak laki-laki untuk tidak ketambahan pekerjaan ekstra mengurus rumah tangga. Bayangkan, tugas perempuan mengurus rumah tangga sudah banyak, ditambah lagi harus mengelola keuangan. Ini juga tidak sehat.
Ilustrasi uang elektronik Foto: Shutterstock
Sebagai seorang perempuan yang mandiri, keputusan untuk mengelola keuangan ada di tangan kamu. Apa yang mau kamu lakukan dengan uang kamu, tidak ada pihak lain yang akan ikut campur.
ADVERTISEMENT
Buatlah keputusan-keputusan yang akan membawa kamu menuju sejahtera, sehingga apabila dirimu sepuluh tahun lagi menengok kamu di saat ini, dia akan berterima kasih.
3. Memiliki banyak waktu yang bisa dimanfaatkan untuk uang tambahan.
Perbedaan yang paling terlihat saat seseorang berkeluarga adalah minimnya waktu untuk diri sendiri. Hampir semua waktu tersita untuk pekerjaan dan keluarga, apalagi yang sudah memiliki anak.
Kamu bisa bertanya kepada teman-temanmu yang sudah lebih dulu menikah dan memiliki anak, waktu tidur mereka pasti berkurang. Ini adalah kelebihan yang seringkali disia-siakan saat masih single.
Ilustrasi Eksekutif muda kantoran. Foto: Pixabay
Dengan waktu lebih banyak, kamu bisa mencari peluang lebih banyak dan mendapatkan penghasilan tambahan, bisa dari mengerjakan hobi, pekerjaan sampingan atau membuka bisnis sendiri. Manfaatkan kesempatan emas ini sebelum kamu kehabisan waktu.
ADVERTISEMENT
Nah tinggal kamu-lah yang harus memanfaatkan keadaan ini dengan sebaik-baiknya. Buatlah masa-masa lajang kamu menjadi masa yang berwarna dan manfaatkan juga tentunya untuk mengumpulkan aset/berinvestasi.
Semoga bermanfaat!