Mengatasi Stres Keuangan

Annissa Sagita
Financial Planner
Konten dari Pengguna
13 November 2019 11:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annissa Sagita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perhitungan rencana keuangan Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perhitungan rencana keuangan Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu sempat viral di sosial media, lagi-lagi dengan topik yang cukup sensitif: gaji. Akun perencana keuangan, influencer, brand finansial, dan lain-lain berlomba-lomba membahas tentang gaji atau penghasilan seseorang berdasarkan cerita yang masuk ke kotak pesan mereka. Isi pesan tersebut ditampilkan secara anonim sehingga tidak bisa diverifikasi kebenarannya. Berbekal rasa percaya para follower, konten-konten tersebut menjadi ramai dibagikan.
ADVERTISEMENT
Tanggapan warganet pun beragam. Ada yang kagum, ada yang meragukan, ada pula yang menganggapnya tidak etis. Gaji adalah penilaian perusahaan terhadap kinerja seseorang dan faktor-faktor lainnya, yang membuat gaji adalah masalah personal dan tidak untuk disebarluaskan, meskipun secara anonim. Ada pula yang menganggap bahwa inilah alasan para freshgraduate sering kali meminta gaji di atas standar, karena menganggap angka-angka yang disebar di konten viral tersebut adalah wajar. Padahal, isi pesan dan angka yang ditampilkan sering kali tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
Konten semacam ini tentu saja berdampak kepada para pembacanya, baik langsung atau tidak langsung. Mungkin kamu juga sempat membaca konten-konten sejenis? Reaksi pembaca terbelah menjadi 3, menjadi lebih terpacu, menjadi apatis atau masa bodoh karena tidak percaya, dan menjadi stres karena membandingkan kondisi diri yang dianggap kurang atau belum sukses seperti apa yang ditampilkan di konten. Kamu yang nomor 3? Jangan bersedih, kamu tidak sendirian. Sekarang waktunya untuk kembali mengambil alih.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bagaimana jika masalahnya ternyata bukan di keuangan? Masalah keuangan yang dihadapi ternyata hanyalah akibat dari masalah lainnya. Kamu juga bisa menghubungi psikolog untuk berkonsultasi. Saat ini semakin gencar kampanye mental health awareness, sehingga konsultasi dengan psikolog bukanlah hal yang aneh. Tutup telinga dari komentar-komentar aneh, karena yang akan merasakan manfaatnya adalah kamu, bukan mereka.
Terakhir, lacak perkembanganmu sesedikit apa pun itu. Entah berhasil tidak jajan kopi online selama seminggu, berhasil membaca 7 artikel keuangan, berhasil membuka akun investasi, berhasil membaca 2 bab buku keuangan, apa pun itu. Catat dan jangan lupa, beri penghargaan untuk diri sendiri sesimpel makan es krim favorit atau segelas es kopi dingin kesukaanmu.
Semoga stres keuanganmu cepat berlalu!
ADVERTISEMENT