Membangun Rasa Empati dan Peduli dengan Berkurban

Ananda Rizki Amellia
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
30 Juni 2023 7:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ananda Rizki Amellia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Hewan Kurban Kambing. Sumber Foto: MabelAmber from Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hewan Kurban Kambing. Sumber Foto: MabelAmber from Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada setiap tahun, tepatnya pada tanggal 10, 11, 12, dan 13 zulhijah, umat Muslim mengadakan ritual penyembelihan hewan sebagai bentuk ibadah. Penyembelihan tersebut dinamakan dengan kurban. Kurban berasal dari bahasa Arab "Qariba" yang artinya dekat. Kurban merupakan usaha pendekatan diri seorang hamba kepada penciptanya dengan jalan menyembelih binatang yang halal dan dilaksanakan sesuai dengan tuntunan dalam rangka mencari rida-Nya (Mahfud, 2014). Binatang kurban harus berupa binatang ternak, yaitu berupa sapi, kambing, domba, dan unta (Faridah, 2016).
ADVERTISEMENT
Kurban menjadi salah satu ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT. Perintah tersebut tercatat dalam surah Al-Kautsar ayat 1 sampai 2 yang artinya "Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad SAW) nikmat yang banyak. Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!".
Kurban sebenarnya bukan perintah yang baru saja ada pada zaman Nabi Muhammad SAW. Perintah kurban sudah ada sejak zaman Nabi Adam AS. Allah SWT memerintahkan Nabi Adam AS dan anak-anaknya, Qabil dan Habil untuk berkurban. Lalu, perintah untuk berkurban selanjutnya diberikan kepada Nabi Ibrahim AS melalui mimpinya. Nabi Ibrahim AS diperintahkan untuk menyembelih anaknya, yaitu Nabi Ismail AS. Nabi Ibrahim AS melaksanakan perintah tersebut, tetapi akhirnya penyembelihan itu digantikan oleh seekor domba besar. Kisah ini menunjukkan keikhlasan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS dalam menjalani perintah yang diberikan Allah SWT.
Ilustrasi Orang Membeli Hewan Kurban. Sumber: Odua Images from shutterstock.com
Hukum kurban adalah sunah muakkad dan diutamakan dilakukan oleh umat muslim yang mampu. Kurban memiliki banyak manfaat, yaitu sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT, bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, dan sarana penghapus dosa. Selain itu, berkurban juga dapat mengingatkan manusia agar dapat saling memperhatikan penderitaan yang dialami sesama makhluk Allah SWT. Maka dari itu, berkurban dapat menjadi sarana untuk mempererat persaudaraan antar umat.
ADVERTISEMENT
Kurban ternyata juga memiliki potensi kuat sebagai jembatan untuk meningkatkan rasa empati dan peduli dalam kehidupan masyarakat. Mengapa demikian? Karena ketika seseorang melaksanakan ibadah kurban dan terlibat langsung dalam proses berkurban, maka individu tersebut akan menjadi lebih peka terhadap kesulitan yang dialami makhluk lain. Oleh karena itu, berkurban dapat menjadi peluang untuk mengembangkan rasa empati antar sesama. Lalu, setelah proses pemotongan hewan kurban, daging-daging kurban akan dibagikan kepada mereka yang tidak mampu. Ini dapat mengajarkan serta meningkatkan rasa kepedulian terhadap kesejahteraan sesama manusia.
Ilustrasi Pembagian Hewan Kurban. Sumber Foto: bambang hidayat82 from shutterstock.com
Perintah untuk membagikan hewan kurban tersebut juga telah Allah SWT firmankan dalam Al-Qur'an surah Al-Hajj ayat 36, yang artinya "Lalu, apabila telah rebah (mati), makanlah sebagiannya dan berilah makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta-minta. Demikianlah Kami telah menundukkannya (unta-unta itu) untukmu agar kamu bersyukur". Maka dari itu, perwujudan kepedulian sesama lewat ibadah kurban ini merupakan satu rangkaian pengabdian kepada Allah SWT yang memiliki dimensi ibadah murni dan juga dimensi kemanusiaan. Dengan kata lain, hablun minannas merupakan salah satu faktor terjalinnya hablun minallah secara baik (Mahfud, 2014).
ADVERTISEMENT
Ibadah kurban sebagai sarana untuk meningkatkan rasa peduli dan empati di masyarakat memiliki dampak positif. Dampak positif tersebut antara lain:
Pertama, kurban mendorong masyarakat untuk kerja sama, rukun, dan bersolidaritas. Ketika sekelompok masyarakat terlibat dalam kurban secara bersama-sama, mereka akan saling berbagi, mendukung, dan membantu. Hal ini dapat memperkuat ikatan sosial di masyarakat dan memberikan kesempatan bagi individu untuk saling peduli dan membantu satu sama lain dalam menghadapi kesusahan.
Ilustrasi Warga Bekerja Sama Menguliti Hewan Kurban. Sumber Foto: mufidpwt from Pixabay.com
Kedua, sadar akan penderitaan orang-orang yang tidak mampu. Bagi orang yang tidak mampu, untuk makan sehari-hari dengan lauk yang cukup terkadang sulit. Maka dari itu, dengan berkurban kita dapat menjadi lebih peka dengan penderitaan dan kebutuhan orang yang tidak mampu. Kita dapat memberikan mereka sedikit kebahagiaan dengan memberikan daging untuk mereka olah agar mereka bisa makan dengan layak. Dengan ini, diharapkan kurban dapat mengurangi ketimpangan sosial yang ada.
ADVERTISEMENT
Ketiga, menciptakan lingkungan yang bermakna. Dengan berkurban, lingkungan akan terasa lebih bermakna karena masyarakat terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan agamawi dan sosial. Saat itu juga, masyarakat akan saling membantu dan memperhatikan hal-hal yang lebih besar daripada kepentingan pribadi mereka.
Keempat, melatih keadilan dalam berbagi. Berkurban melatih diri agar adil dalam berbagi, karena daging kurban akan dibagikan secara adil dan merata kepada mereka yang membutuhkan. Selain itu, kita juga terlatih untuk memberikan sesuatu yang layak agar mereka yang mendapatkan bisa merasakan manfaat dari kurban.
Ilustrasi Hewan Kurban Sapi. Sumber Foto: mufidpwt from Pixabay.com
Kelima, mengikis sifat tamak yang ada dalam diri manusia. Dengan kurban, manusia dilatih untuk ikhlas dalam membelanjakan sebagian hartanya. Manusia diajarkan bahwa harta yang selama ini mereka punya merupakan titipan yang Allah SWT berikan. Harta manusia merupakan sesuatu yang terbatas dan dapat hilang kapan saja. Maka dari itu, berkurban dapat membantu manusia dalam menghilangkan rasa tamak dalam mencari harta dan mengajak manusia untuk bersyukur atas apa yang didapatkan.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, kurban memiliki potensi besar untuk meningkatkan kepedulian dan empati dalam masyarakat. Melalui kurban, seseorang dapat mengembangkan rasa empati dan kepedulian terhadap kesulitan yang dialami sesama manusia. Kurban juga melatih manusia untuk senantiasa bersyukur atas apa yang telah Allah SWT berikan. Apabila kita mempunyai harta yang cukup untuk berkurban, marilah kita laksanakan kurban sebagai kesempatan emas untuk beribadah, bersyukur, dan mewujudkan kepedulian serta empati di masyarakat.
Daftar Pustaka
Faridah, D. (2016). Metamorfosis Ibadah Kurban dalam Al-Qur’an. Qaf, 1(1), 80–96. https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/qaf/article/view/2009
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses pada tanggal 24 Juni 2023 melalui https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kurban
Kementerian Agama. Al-Qur'an dan Terjemahannya. Surah Al-Hajj ayat 36. Diakses pada tanggal 24 Juni 2023 melalui https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/22?from=36&to=78
ADVERTISEMENT
Kementerian Agama. Al-Qur'an dan Terjemahannya. Surah Al-Kausar ayat 1–3. Diakses pada tanggal 24 Juni 2023 melalui https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/108?from=1&to=3
Mahfud, C. (2014). Tafsir Sosial Kontekstual Ibadah Kurban dalam Islam. Humanika, 14(1), 1–16. https://doi.org/10.21831/hum.v14i1.3331