Konten dari Pengguna

Prof. Edy: Produk Organik dan Digitalisasi adalah Keniscayaan

Antonius Satria Hadi
Direktur Kantor Urusan Internasional, Humas, dan Kerjasama Universitas Widya Mataram. Peran saya mencakup pengembangan strategi untuk meningkatkan citra universitas secara global, membangun kemitraan strategis, dan memastikan efektivitas komunikasi.
24 September 2024 7:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Antonius Satria Hadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Prof Edy saat menjadi narasumber (Humas UWM)
zoom-in-whitePerbesar
Prof Edy saat menjadi narasumber (Humas UWM)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam kondisi keterbatasan lahan di Indonesia, serta perkembangan teknologi yang dinamis, maka pengembangan pertanian organik yang didukung digitalisasi dari hulu sampai ke hilir merupakan suatu keniscayaan. Demikian dikemukakan Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec. saat menjadi narasumber dalam acara Sarasehan dengan tema “Ketahanan Pangan dan Pertanian Organik: Peluang dan Tantangan Pangan Indonesia” pada Senin (23/9) pagi di Pendopo Soto Seger Boyolali “Jeng Sri” Maguwoharjo, Sleman. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara Pelantikan Pengurus Wilayah Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (MAPORINA) Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam Sarasehan ini juga menghadirkan Ketua Pengurus Pusat MAPORINA Ir. Subandrio, Kepala Dinas Pertanian dan ketahanan Pangan DIY R. Hery Sulistio Hermawan, S.Pi., M.T. dan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM) Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D.
ADVERTISEMENT
Dalam paparannya, Prof. Edy menyatakan bahwa penggunaan teknologi digital seperti sensor tanah, drone, dan aplikasi manajemen pertanian berbasis data dapat membantu petani organik meningkatkan efisiensi produksi sekaligus memastikan kualitas produk yang lebih tinggi. “Teknologi ini memungkinkan monitoring secara real-time terhadap kondisi tanah, cuaca, dan pertumbuhan tanaman, sehingga petani dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dalam mengelola lahan organik mereka”, ujar Ketua Dewan Pakar MAPORINA ini.
Lebih lanjut menurut Prof. Edy, diperlukan edukasi kepada petani, konsumen, dan bahkan anak sekolah tentang pertanian organik sangat penting untuk meningkatkan pemahaman tentang pertanian organik, mengingat harga produk organik yang masih relatif lebih tinggi dibandingkan produk konvensional. “ Sosialisasi itu penting. Edukasi Produk Organik harus dilakukan dari hulu hingga ke hilir. Memastikan tidak hanya terjadi di kalangan terdidik saja, tapi menyeluruh hingga ke petani dan generasi Z”, imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Jaka Widada menggarisbawahi pentingnya mengedepankan lingkungan salah satunya dengan Sistem Pertanian Organik. “Tanah dan Bumi ini hanya titipan, kita harus jaga dengan menggunakan bahan-bahan organik dalam Sistem Pertanian”, tegasnya. Pertanian organik sebagai solusi keberlanjutan budidaya pertanian menjadi topik utama yang disampaikan Jaka Widada. “Mengkonsumsi makanan yang diproduksi secara organik akan membuat makanan yang dikonsumsi lebih sehat dari non-organik”, pungkasnya.
Di akhir acara, para peserta diharapkan dapat bertindak secara substantif dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perkembangan pertanian organik, dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk mendorong praktik pertanian berkelanjutan yang lebih baik di Indonesia.