Konten dari Pengguna

UWM Terima Gamelan Jawa Gagrag Ngayogyakarta Hadinigrat pada Dies Natalis ke-42

Antonius Satria Hadi
Direktur Kantor Urusan Internasional, Humas, dan Kerjasama Universitas Widya Mataram. Peran saya mencakup pengembangan strategi untuk meningkatkan citra universitas secara global, membangun kemitraan strategis, dan memastikan efektivitas komunikasi.
7 Oktober 2024 15:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Antonius Satria Hadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penyerahan Simbolis Gamelan Jawa Gagrag (Humas UWM)
zoom-in-whitePerbesar
Penyerahan Simbolis Gamelan Jawa Gagrag (Humas UWM)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tengah persaingan dengan perguruan tinggi negeri yang semakin ketat dalam menarik minat mahasiswa, Universitas Widya Mataram (UWM) terus berinovasi dan berupaya memperkuat posisinya. Salah satu langkah nyata adalah pembangunan gedung-gedung baru yang akan segera rampung. Hal tesebut disampaikan oleh Rektor UWM Prof Edy Suandi Hamid dalam Pidato Rapat Senat Terbuka sebagai puncak rangkaian acara Dies Natalis yang ke-42 pada Senin (07/10) bertempat di Pendopo Ndalem Mangkubumen Kampus 1 UWM. Pada momentum Dies Natalis kali ini, UWM juga menerima secara simbolis seperangkat lengkap gamelan Jawa Gagrag dari Dinas Kebudayaan DIY dan Paniradya Pati DIY, yang didukung oleh Dana Keistimewaan, sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya lokal. Hadir dalam penyerahan simbolis seperangkat gamelan tersebut adalah Sekretaris Paniradya Kaistimewaan Ariyanti Luhur Tri Setyarini, S.H., M.H. dan Sekretaris Dinas Kebudayaan Provinsi DIY Cahyo Widayat, S.H., M.Si.
ADVERTISEMENT
Acara ini dihadiri oleh seluruh sivitas UWM, para alumni, serta tamu undangan dari berbagai kalangan. Dalam perayaan yang khidmat ini, Dies Natalis UWM ke-42 mengusung tema "Mengembangkan Budaya Akademik Menuju Kampus Unggul," sebagai komitmen untuk terus maju dan berkembang di tengah tantangan dunia pendidikan yang semakin kompetitif. Rektor UWM, Prof. Edy Suandi Hamid, dalam pidato utamanya, menekankan pentingnya refleksi atas perjalanan 42 tahun UWM yang tetap tegak berdiri meski menghadapi berbagai tantangan. "UWM hari ini masih tegak berdiri dalam usia 42 tahun. Kami masih memiliki dosen dan tenaga kependidikan yang bersemangat mengembangkan universitas ini di tengah tantangan yang semakin berat, persaingan ketat, serta berbagai kebijakan yang terkadang tidak sepenuhnya mendukung upaya percepatan pengembangan tersebut," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Prof. Edy juga menyebutkan dampak pandemi COVID-19 terhadap dunia pendidikan. Jumlah mahasiswa sempat mengalami penurunan yang signifikan, namun dengan berbagai upaya, UWM berhasil mempertahankan stabilitasnya. "Kami menghadapi gempuran COVID-19 yang meluluhlantakkan semua segi kehidupan, termasuk pendidikan. Namun, kami bersyukur, meski jumlah mahasiswa sempat menurun, UWM mampu mengendalikannya dan terus bertahan," tegas Mantan Ketua Forum Rektor Indonesia ini.
Selain pandemi, Prof. Edy menyoroti persaingan yang semakin ketat di dunia pendidikan tinggi, terutama dengan bertambahnya jumlah perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. "Persaingan semakin ketat dengan terus bertambahnya perguruan tinggi hingga ke tingkat kabupaten dan kecamatan. Perguruan Tinggi Negeri (PTN) juga tanpa kendali, bagaikan pukat harimau, mengambil sebagian besar ceruk mahasiswa yang ada, termasuk di DIY," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dalam usianya yang ke-42, UWM berupaya untuk terus mengembangkan kelembagaannya, termasuk dengan rencana membuka program studi Magister Manajemen yang saat ini sedang dalam tahap akhir persiapan. "Jika dua tahun lalu kami telah membuka program Pascasarjana Ilmu Hukum, maka pada usia ke-42 ini, kami berupaya menambah jenjang S-2 dengan Magister Manajemen. Ini adalah langkah konkret kami untuk terus berinovasi dan memperkuat UWM," jelas Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah DIY ini.
Selain pengembangan akademik, UWM juga berfokus pada pembangunan sarana dan prasarana. Gedung-gedung yang digunakan saat ini di Kampus 1 merupakan cagar budaya yang telah berdiri sejak abad ke-19. "Kampus 1 Ndalem Mangkubumen ini sudah berusia satu setengah abad dan sebagai cagar budaya yang tidak bisa diubah sembarangan," ungkapnya. Beliau juga menambahkan bahwa dalam beberapa bulan ke depan, Kampus Terpadu UWM di Banyuraden akan menambah empat gedung baru yang akan difungsikan untuk perkuliahan, perkantoran, laboratorium, dan perpustakaan. Selain itu, juga akan dibangun Pusat Peribadatan yang bisa digunakan oleh semua pemeluk agama. "Kami berharap, pembangunan di Kampus Terpadu UWM di Banyuraden dapat diikuti dengan peningkatan jumlah mahasiswa yang berkuliah di kampus ini," harapnya.
ADVERTISEMENT
Momentum Dies Natalis ini juga diwarnai dengan penyerahan secara simbolis seperangkat lengkap gamelan Jawa Gagrag dari Dinas Kebudayaan DIY dan Paniradya Pati DIY dengan dukungan Dana Keistimewaan. "Kami bersyukur atas sokongan Dinas Kebudayaan DIY dan Paniradya Pati yang telah mendukung UWM dengan gamelan ini. Semoga ini dapat memperkuat peran UWM dalam melestarikan seni budaya tradisional," ujar Prof. Edy.
Mengakhiri pidatonya, Prof. Edy menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung perjalanan UWM selama 42 tahun. "Ini mungkin menjadi Dies Natalis terakhir di Kampus 1 Ndalem Mangkubumen ini sebelum kami berpindah ke Kampus Terpadu di Banyuraden. Terima kasih atas semua dukungan selama ini, dan mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga semangat dan nilai-nilai yang ditanamkan di Ndalem Mangkubumen akan terus hidup dan menjadi landasan kuat bagi langkah kami ke depan," tutupnya.
Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-42 UWM (Humas UWM)