Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Erik Ten Hag, Formulasi Formasi Ideal
21 April 2022 22:39 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Anwar Saragih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Erik Ten Hag resmi diumumkan Manchester United menjadi pelatih barunya di musim panas nanti. Klasual pelepasannya dari Klub Belanda Ajax adalah 2 juta Euro untuk durasi kontrak sampai 2025 dengan opsi perpanjangan kontrak 1 tahun.
ADVERTISEMENT
Ten Hag adalah tipe pelatih yang punya pakem formasi khusus. Formasi favoritnya adalah 4-2-3-1. Ia sangat sangat saklek pada pemain tertentu di posisi gelandang bertahan sementara sangat lentur di posisi penyerang.
Lihat bagaimana Ia memainkan rutin Dany Blind sebagai gelandang bertahan di Ajax dengan hanya beberapa kali menggesernya ke kiri. Pun dengan Donny Van Beek (saat ini di MU) dan Frenkie De Jong (Saat ini di Barcelona) ketika masih bermain untuk Ajax di musim 2018-2019. Pemain-pemain tersebut di plot bermain setiap minggu di tempat yang jarang digeser.
Sementara di posisi penyerang, Ten Hag tipe yang suka merombak lini depan. Kadang ia memasang Tadic sebagai striker di posisi nomor 9, kadang ia memainkan striker veteran Klaas Jan Huntelaar di tahun 2017-2021. Ia juga kerap menggeser penyerang sayap Ziyeck (sekarang Chelsea) yang bertukar posisi dengan penyerang Ajax lainnya David Neres.
ADVERTISEMENT
Poinnya adalah Ten Hag menyukai sepakbola indah dengan pemain atraktif dengan tingkat stamina tinggi layaknya Pep Guardiola atau Jurgen Klopp.
Masalahnya adalah terakhir kali MU memakai formasi kegemaran Ten Hag adalah ketika masih dilatih David Moyes dan Ryan Giggs di musim 2013-2014 yang juga memakai formasi 4-2-3-1.
Sementara Pelatih MU sesudahnya Van Gaal (2014-2016) adalah penyuka stategi konservatif 4-4-2 layaknya Alex Ferguson. Bedanya formasi 4-4-2 era Ferguson didukung oleh pemain sayap yang baik seperti ; Giggs, Beckham, Valencia atau Gillespie sementara Van Gaal mendapatkan warisan pemain sayap tipe kreatif yang kurang suka memainkan bola dari pinggir lapangan.
Sementara di Era Mourinho, MU memakai formasi 3-5-2 atau sesekali 4-3-3 dengan menguatkan pertahanan sembari menunggu serangan balik super cepat. Meski tidak terlalu efektif dua gelar Mourinho di MU boleh dibilang paling sukses diantara pelatih lain pasca Ferguson.
ADVERTISEMENT
Sementara di era Ole Solskjaer (2018-2021), MU juga masih mematenkan formasi warisan Mourinho dengan 3-5-2 yang diangggap banyak orang sebagai formasi yang hanya efektif diterapkan oleh Pelatih Antonio Conte baik di Juventus atau Chelsea. Walaupun sesekali Ole masih memakai formasi 4-3-3, namun tetap tidak cocok dengan MU dengan banyak variebel lain sebagai dasar permasalahan.
Sementara pada Ralf Rangnick, MU mematenkan formasi 4-3-3 tanpa keraguan. Alasannya adalah kedatangan Sacho dari Dortmund dan Ronaldo dari Juventus musim lalu dianggap sebagai membentuk formasi paling ideal sebagai penyerang sayap kiri dan kanan MU.
Masalahnya di Era Rangnick selain persoalan Harry Maguire tentunya, adalah soal cederanya bek Varane yang membuat lini belakang MU terbilang keropos. Selain itu, permainan Pogba dan Matic di MU musim ini juga tidak terlalu maksimal.
ADVERTISEMENT
Pada situasi ini, Ten Hag memiliki tantangan besar dalam mempertunjukkan sepakbola era baru MU. Klopp membangun Liverpool dengan pemain yang bisa dibilang awalnya sederhana hingga saat ini sangat mewah.
Pep Guardiola memainkan sepakbola umpan-umpan pendek Manchester City dengan tidak mengandalkan nasib hasil akhir pada satu dua pemain. Sementara Tuchel memainkan sepakbola yang cepat, efektif dan shoot jarak jauh meski hanya mewarisi tim di posisi papan tengah era Frank Lampard. Chelsea bahkan memenangkan Liga Champions di musim lalu.
Lalu, perkiraan saya, Ten Hag sepertinya akan mengdatangkan pemain kesayangannya yang juga mantan pemain MU, Dany Blind untuk mengatasi posisi tengah musim depan. Dan tentu yang diinginkan Ten Hag memainkan pressing dan akselerasi cepat, yang mungkin tidak dimiliki para pemain MU saat ini. Jadi akan ada perombakan besar-besaran.
ADVERTISEMENT
Soal Harry Maguire, saya cukupkan, No Coment. Bahkan De Gea pun masih bingung sampai sekarang, Harry Maguire bermain untuk klub mana dan untuk siapa. Karena kadang ia merasa dirinya adalah Harry Kane yang teronsesi menghancurkan gawang De Gea.