Konten dari Pengguna

Eksistensi Pasar Tradisional di Era Modern Saat Ini

Apani Padli Maulana
Mahasiswa Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta.
14 Juni 2021 12:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Apani Padli Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pasar tradisional, sumber photo : Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasar tradisional, sumber photo : Unsplash
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan kita sehari-hari tanpa disadari bahwa kita sebagai masyarakat tidak dapat lepas dari persoalan jual beli suatu kebutuhan dasar, entah itu kebutuhan sandang, pangan dan papan untuk dapat memenuhi kehidupan kita sehari-hari. Seperti halnya kita dalam memenuhi suatu kebutuhan dasar pasti kita akan teringat dengan kata pasar. Pasar merupakan suatu tempat bertemunya antara pedagang dan pembeli untuk bertransaksi jual atau beli barang dan jasa yang kita butuhkan.
ADVERTISEMENT
Secara perkembangan historisnya pasar tradisional sudah ada sejak zaman Kerajaan Kutai Kartanegara pada abad ke-5 Masehi. Namun pada saat itu sistem transaksi jual dan beli barang yang dilakukan oleh pasar masih menggunakan metode barter yaitu sistem tukar menukar barang antara barang yang satu dengan barang yang lain.
Seiring dengan perkembangan zaman, maka transaksi yang sebelumnya dengan cara barter, kini berganti dengan menggunakan mata uang untuk membeli suatu barang. Pasar tradisional merupakan bagian penting untuk menunjang dan memajukan perekonomian masyarakat, karena masyarakat bisa memanfaatkan hasil dari pertanian mereka seperti sayuran, ikan dan buah-buahan untuk diproduksi dan dipasarkan.
Tidak hanya hal itu, peran pasar tradisional juga sebagai penunjang angka pengangguran di Indonesia, dengan itu masyarakat masih bisa melakukan usaha berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
ADVERTISEMENT
Pasar tradisional yang khas dengan keramahtamahan dan kehangatan antara penjual dan pembeli melalui interaksi sudah merupakan budaya yang ada di pasar tradisional. Karena hanya di pasar tradisional lah kita bisa berinteraksi langsung dengan penjual.
Bahkan tidak heran ketika kita bisa membuat hati penjual luluh dengan cara kita saling tawar menawar antara pembeli dengan penjual itu bisa menimbulkan suatu kebanggaan tersendiri bagi kita.
Karena barang, produk, sayur-sayuran dan lain sebagainya di pasar masih ada yang diproduksi untuk dipasarkan oleh penjualnya sendiri. Maka tidak heran budaya tawar menawar yang ada di pasar tradisional masih sering ditemukan dewasa ini.
Namun seperti yang sama-sama kita ketahui seiring dengan perkembangan zaman nya, eksistensi pasar tradisional di era modern saat ini perlahan mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Sebagian masyarakat kini sudah banyak berpindah keinginan dalam halnya mencari suatu kebutuhan dasar ke arah pasar yang lebih modern.
ADVERTISEMENT
Pasar modern yang kita ketahui memiliki banyak keunggulan serta fasilitas dibandingkan dengan pasar tradisional, mulai dari ruangan yang dingin karena dilengkapi dengan (Air Conditioning) AC, fasilitas eskalator yang memudahkan pengunjung untuk berpindah ke suatu tempat dengan mudah, kebersihan yang terjaga, pemasangan label harga yang teratur yang membuat pengunjung lebih mudah untuk mengetahui harga barang tersebut, dan berbagai fasilitas lainnya. Jika dibandingkan dengan pasar tradisional, mulai dari keunggulan dan juga fasilitas itu sangat berbanding jauh.
Stigma masyarakat terhadap pasar tradisional yang kita ketahui, bahwa pasar tradisional itu memiliki tempat yang kotor, becek, kumuh, bau, penyebab sumber kemacetan di jalan, dan bahkan sering juga timbul kejahatan di pasar tradisional. Dari berbagai stigma tersebut dan juga realitas nya saat ini, sebagian masyarakat kini mulai enggan untuk berkunjung kembali ke pasar tradisional.
ADVERTISEMENT
Faktor lainnya juga dari berkurangnya masyarakat yang berkunjung bisa dikatakan karena faktor gengsi yang tinggi oleh masyarakat itu sendiri. Tidak heran sebagian keluarga, anak-anak, remaja saat ini lebih tertarik untuk mencari kebutuhan hidupnya di toko-toko atau pasar ternama demi menurunkan gengsi mereka, bahkan di era modern saat ini sudah timbul lagi sistem belanja online yang bisa dilakukan melalui aplikasi yang lebih memudahkan masyarakat untuk mencari berbagai macam kebutuhan nya. Ini juga yang menyebabkan faktor berkurangnya pengunjung datang ke pasar tradisional dan eksistensi pasar tradisional perlahan mulai hilang.
Semua berjalan begitu dinamis, pasar tradisional yang dahulu sebagai salah satu tujuan utama masyarakat dalam halnya mencari dan memenuhi kebutuhan dasar mereka, kini mulai termakan arus perkembangan zaman modern saat ini. Persaingan yang ketat antara pemilik modal (kapitalis) dan para pedagang kecil begitu nyata kita ketahui.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu menurut saya untuk mempertahankan eksistensi pasar tradisional saat ini, perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah untuk menjadikan pasar tradisional sebagai sumber perhatian kembali masyarakat. Dengan dilakukannya pembenahan dan penataan pasar kembali ke arah yang lebih baik lagi, yang membuat pasar tradisional terasa aman, nyaman, bersih, menarik, dan juga ber citra positif demi menghilangkan stigma masyarakat terhadap pasar tradisional.
Saat ini yang kita harapkan untuk ke depannya agar pasar tradisional bisa terus hadir di tengah masyarakat. Maka dari itu perlu adanya kerja sama kemitraan antara pasar tradisional dengan pasar modern agar tidak saling mematikan jalur usaha dan sama-sama saling menguntungkan.
Dasar untuk menjalin hubungan kemitraan telah diatur dalam Peraturan Presiden RI No.112 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.53 Tahun 2008 tentang penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat pembelanjaan, dan toko modern yang bermuara pada perjanjian yang diterbitkan oleh Pejabat Pemda setempat.
ADVERTISEMENT
Oleh: *Apani Padli Maulana*
Mahasiswa Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta
Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta