Konten dari Pengguna

Konsep dan Fenomena Isu Seks dan Gender di Masyarakat

Anggia Rahajeung
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
11 Desember 2022 22:12 WIB
clock
Diperbarui 20 Desember 2022 16:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anggia Rahajeung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Konsep dan Fenomena Isu Seks dan Gender di Masyarakat. Sumber gambar: https://pixabay.com/images/id-312411/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Konsep dan Fenomena Isu Seks dan Gender di Masyarakat. Sumber gambar: https://pixabay.com/images/id-312411/
ADVERTISEMENT
Pembahasan mengenai isu seks dan gender merupakan sebuah topik yang hangat dan ramai diperbincangkan di masyarakat. Pada satu sisi, seksualitas masih dipandang tabu untuk dibicarakan secara terbuka. Namun di sisi lain, sejumlah isu seksualitas dan gender kian hangat diperdebatkan di ranah publik. Selain itu, masyarakat masih sering keliru terhadap pemahaman mengenai konsep seks dan gender. Berikut adalah pembahasan lebih lanjut mengenai pengertian seks dan gender serta fenomena dan respons masyarakat terhadap isu tersebut.
ADVERTISEMENT
Pengertian Seks dan Gender
1. Pengertian Seks
Pengertian seks atau jenis kelamin mengacu pada perbedaan biologis antara perempuan dan laki-laki. Definisi konsep seks tersebut mengacu pada perbedaan yang disebabkan oleh perbedaan kromosom pada janin (Sunarto, 2004). Seks juga berkaitan dengan bentuk fisik dan fungsi manusia mulai dari kromosom, kadar hormon, dan bentuk organ reproduksi.
2. Pengertian Gender
Berbeda dengan seks, pengertian gender merujuk pada dimensi sosial budaya seorang laki-laki dan perempuan. Gender diartikan sebagai konstruksi sosiokultural yang membedakan karakteristik maskulin dan feminisme (Santrock, 2003). Gender tidak berkaitan dengan sesuatu yang bersifat biologis. Sebaliknya, gender merupakan sebuah konstruksi sosial yang mengacu pada fungsi, peran, dan identitas seseorang di masyarakat.
Perbedaan Seks dan Gender
ADVERTISEMENT
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pengertian seks dan gender tentu memiliki makna yang berbeda. Masyarakat masih sering salah paham terhadap konsep dan pengertian dari seks dan gender. Maka, secara sederhana kita dapat menyimpulkan bahwa seks merupakan sesuatu yang bersifat kodrati (alamiah dan berasal dari Tuhan) dan merupakan klasifikasi biologis yang berkaitan dengan ciri fisik dan fungsi manusia seperti kromosom, kadar hormon, dan bentuk organ reproduksi. Sedangkan, gender merupakan sebuah konstruksi sosial dan budaya di masyarakat yang tidak berkaitan dengan ciri fisik biologis seseorang.
Fenomena Isu Seks dan Gender di Masyarakat
Persoalan mengenai isu seks dan gender juga menimbulkan berbagai fenomena di masyarakat. Beberapa fenomena yang berkaitan dengan isu seks dan gender seperti isu kesetaraan gender, feminisme, hingga LGBT menimbulkan berbagai sikap dan respons pro kontra di masyarakat. Berikut adalah contoh fenomena dan respons masyarakat terhadap fenomena tersebut.
ADVERTISEMENT
1. Stratifikasi Gender
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, stratifikasi adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atas dasar kekuasaan, hak-hak istimewa, dan prestise. Macionis mendefinisikan stratifikasi gender (gender stratification) sebagai ”the unequal distribution of wealth, power, and privilege between the two sexes” yakni sebuah ketimpangan dalam pembagian kekayaan, kekuasaan, dan privilege antara laki-laki dan perempuan (Sunarto, 2004). Berbicara mengenai stratifikasi gender, penempatan dan perbedaan hak serta aspirasi antara laki-laki dan perempuan dalam aspek kehidupan masih membudaya di masyarakat. Hak dan aspirasi perempuan masih dipandang sebelah mata untuk diberi sebuah kesempatan dalam berekspresi. Marginalisasi dan subordinasi terhadap perempuan melahirkan beberapa gerakan pemenuhan hak-hak perempuan seperti feminisme dan kesetaraan gender.
ADVERTISEMENT
2. Kesetaraan Gender
Kajian gender lebih memperhatikan pada aspek maskulinitas (masculinity) atau feminitas (feminity) seseorang. Peran gender tidak berdiri sendiri melainkan berkaitan dengan identitas dan menyuguhkan bermacam karakteristik yang diasumsikan oleh masyarakat kepada laki-laki dan perempuan lebih dari sekadar perbedaan fisiologis saja, tetapi merambah ke segala nilai sosial budaya yang hidup dalam masyarakat turut memberikan andil. Perbedaan jenis kelamin ini melahirkan perbedaan gender dan perbedaan gender ini telah melahirkan berbagai macam bentuk kesenjangan dan ketidakadilan.
Kesetaraan gender sendiri merupakan sebuah upaya merepresentasikan makna sebuah kesamaan kondisi bagi perempuan dan laki-laki untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia agar mampu berperan dan ikut andil dalam pembangunan politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, pertahanan dan keamanan dalam menikmati hasil dari pembangunan tersebut.
ADVERTISEMENT
Upaya gerakan untuk merealisasikan misi penyetaraan hak berekspresi dan berpendapat antara laki-laki dan perempuan disebut dengan feminisme. Feminisme sendiri merupakan sebuah gerakan yang berasal dari kaum wanita sebagai upaya untuk menolak segala sesuatu yang dimarginalisasikan, disubordinasikan, dan direndahkan oleh kebudayaan dominan, baik dalam politik, ekonomi, maupun kehidupan sosial pada umumnya. Menurut The New Encyclopedia of Britannica disebutkan bahwa “Feminism is the belief, largely originating in the West, in the social, economic and political equality of the sexes, represented worldwide by various institutions committed to activity on behalf of woman’s rights and interest” yang bermakna bahwa feminisme adalah keyakinan yang berasal dari Barat yang berkaitan dengan kesetaraan sosial, ekonomi, dan politik antara laki-laki dan perempuan yang tersebar ke seluruh dunia melalui organisasi yang bergerak atas nama hak-hak dan kepentingan perempuan (Arifin dan Ahmad, 2017).
ADVERTISEMENT
3. Penyimpangan Seks dan Gender
Permasalahan mengenai penyimpangan dalam orientasi seksual dan gender merupakan salah satu topik yang ramai diperbincangkan sekaligus sensitif untuk dibahas. Perdebatan pro dan kontra mengenai isu ini melahirkan beberapa persepsi berbeda di antara kedua kubu masyarakat. Bagi pihak kontra, mereka menentang isu tersebut karena ini merupakan sebuah penyimpangan orientasi seksual dan ajaran agama di mana tidak seharusnya bagi laki-laki dan perempuan memiliki hasrat dan ketertarikan terhadap sesama jenis. Sedangkan, bagi pihak pro yang memandang masalah ini merupakan bagian dari hak dan aspirasi manusia dalam mengekspresikan sebuah perasaan ketertarikan, mereka menganggap bahwa isu ini bisa menjadi sarana bagi masyarakat untuk berpikir lebih terbuka atau terhadap suatu fenomena dalam kehidupan. Salah satu fenomena terkenal dalam isu ini adalah LGBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transgender). Penjelasan tentang LGBT adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
• Lesbian adalah orientasi seksual seorang perempuan yang hanya mempunyai hasrat dan ketertarikan terhadap sesama perempuan.
• Gay adalah orientasi seksual seorang pria yang hanya mempunyai hasrat dan ketertarikan terhadap sesama pria.
• Biseksual adalah sebuah orientasi seksual seorang pria/wanita yang menyukai dua jenis kelamin baik pria maupun wanita.
• Transgender adalah sebuah orientasi seksual seorang pria/wanita dengan mengidentifikasi dirinya menyerupai pria atau wanita (contoh: waria).
Daftar Pustaka
Arifin, Johan dan Ahmad Mas’ari. 2017. “Tingginya Angka Cerai Gugat Di Pengadilan Agama Pekanbaru Dan Relevansinya Dengan Konsep Kesetaraan Gender.” Jurnal Marwah 16(2), hal. 141 – 155.
Santrock, John W. 2003. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi Edisi Revisi. Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
ADVERTISEMENT