Steve Lillywhite: Peraih 6 Grammy Kini Jualan CD Musik KFC Indonesia

5 April 2017 13:07 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Steve Lillywhite, produser musik terkemuka (Foto: Twitter: @Sillywhite)
Tiap Anda berkunjung ke gerai makanan cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC), ada sebuah tawaran yang selalu disampaikan kasir kepada pelanggan sebagai bagian dari promosi program KFC.
ADVERTISEMENT
“Mau beli CD sekalian, Kak?” begitu kira-kira kalimat yang mereka ucapkan sambil mengangkat dua CD musik.
KFC Indonesia, selain menjual ayam goreng, juga ikut ambil bagian dalam promosi penjualan karya para musisi. CD yang diproduksi Jagonya Musik jadi menu tambahan KFC selain ayam goreng, oriental bento, dan masakan lainnya.
Ternyata, ada nama besar musik dunia yang berada di balik pilihan ekspansi perusahaan ayam goreng ke industri label. Dia adalah produser musik kawakan asal Inggris: Steve Lillywhite.
Lillywhite bukan produser musik biasa. Dia merupakan produser dari musisi-musisi dunia sekaliber U2, The Rolling Stones, Thirty Seconds to Mars, dan The Killers. Dari tangan Lillywhite, dihasilkan antara lain enam karya yang berhasil memenangkan ajang musik bergengsi di Amerika Serikat, Grammy Award.
ADVERTISEMENT
Steve Lillywhite, produser musik terkemuka (Foto: Flickr)
Saat ini, Lillywhite menjabat sebagai Chief Executive Jagonya Musik dan Sport Indonesia, pemegang label Jagonya Musik.
Lewat lini usaha tersebut, Lillywhite mengelola perusahaan label musik sekaligus distributor CD eksklusif milik KFC Indonesia.
“Tugas saya sebenarnya adalah menjalankan perusahaan rekaman. Hanya saja perusahaan ini juga menjual ayam goreng,” kata Lillywhite kepada The New York Times di Elelctronic Music Studios di Manhattan, New York, Amerika Serikat.
Lillywhite menjalankan fungsi kurator untuk memilih karya-karya yang layak dijual dalam payung label yang ia gawangi.
“Perusahaan rekaman menawarkan artis mereka ke saya, kemudian saya akan memutuskan ya atau tidak. Atau, saya akan mendekati artis dan menawarkan ke mereka, ‘ Saya akan menggaransi kamu sebuah slot di KFC jika kamu menandatangani kontrak langsung dengan kami,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Meski telah sukses di AS, Lillywhite bersedia mengambil pekerjaan di KFC Indonesia karena cinta dengan negeri yang dijuluki zamrud khatulistiwa ini.
“Saya sudah benar-benar cinta dengan Indonesia,” kata dia.
Aktivitas Lillywhite bersama Slank di acara KFC (Foto: Twitter: @JagonyaMusik)
Perjalanan Lillywhite ke Indonesia bermula tahun 2014. Saat itu, dia menjadi produser album Iwan Fals. Beberapa kali dia juga bekerja sama dengan musisi Indonesia lainnya. Maret 2016, Lillywhite diperkenalkan kepada Ricardo Gelael, direktur PT Fast Food Indonesia yang merupakan pemilik 570 waralaba KFC di seluruh Indonesia.
“Dia sedang mencari cara untuk memperkuat dan mengupayakan ekspansi perusahaannya dengan menggabungkan CD dan ayam, sebagaimana dia sadar bahwa dia bisa menjadi raja baru di jalur distribusi musik,” ujar Lillywhite.
Tawaran Gelael langsung diterima Lillywhite tanpa pikir panjang.
ADVERTISEMENT
Jagonya Musik saat ini menaungi beberapa musisi papan atas Indonesia. Sandhy Sandoro, Once Mekel, Rizky and Friends, serta Kevin and The Red Rose adalah sekian nama yang karyanya diputar dan diedarkan oleh KFC.
Selain itu, pilihan Lillywhite untuk tetap menggeluti rekaman fisik ialah karena dia masih melihat potensi bagus atas penjualan CD Indonesia, meski secara global penjualan CD dunia seperti sedang menghadapi senjakala.
Peluncuran album Rizky oleh Steve Lillywhite (Foto: Twitter: @JagonyaMusik)
Di AS, angka penjualan CD pada 2016 mencapai titik terendah sejak tahun 1986. CD hanya mampu terjual sebanyak 99,4 juta keping sepanjang tahun 2016
Terlebih, kanal penyedia jasa streaming musik kini mulai masuk ke Indonesia. Aplikasi seperti Spotify dan Joox terus tumbuh di pasar Asia.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan McKinsey berjudul The Beat of Progress: The Rise of Music Streaming in Asia yang terbit November 2016, terlihat bahwa tren global menunjukkan selama 5 tahun terakhir, penjualan album fisik menyusut 7,9 persen. Hal ini berbanding terbalik dengan kanal digital yang terus naik 8,2 persen.
Meski kanal digital saat ini berhasil mendominasi musik industri, Lillywhite tetap yakin pada model bisnisnya.
“CD masih menduduki peringkat nomor 1 sebagai medium bagi publik Indonesia dalam mengakses musik," ujar Lillywhite.
Ia mengatakan, hanya segelintir orang yang memiliki kartu kredit dan koneksi internet cepat sehingga mampu mengakses layanan streaming musik.
“Di Indonesia, CD hanya senilai 4 dolar AS (setara Rp 52 ribu),” kata dia.
ADVERTISEMENT
Di tengah isu pembajakan, Lillywhite meyakini label milik KFC akan tetap berjaya.
“Orang-orang tak lagi pergi untuk membeli CD saja. Mereka membeli CD ketika keluar untuk makan ayam. Kami juga menyelenggarakan konser di KFC dengan mengundang artis-artis kami. Jadi saat ini musik dan ayam menjadi saling terkiat.”
Lillywhite mengklaim mampu menjual 500 ribu keping CD setiap bulannya.
Di tengah tantangan musik digital, menarik untuk dilihat pembuktian Lillywhite dan KFC, dengan CD mereka.
Kevin Aprillio di gerai KFC (Foto: Twitter: @JagonyaMusik)