Ogan Ilir: Mengubah Limbah Nanas Menjadi 'Emas'

ardiansyahihsan87
Peneliti di Kolaborasi Institute, tertarik dengan isu-isu demokrasi, hak-hak asasi manusia, dan pengembangan masyarakat berkelanjutan
Konten dari Pengguna
20 Desember 2023 20:54 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ardiansyahihsan87 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengubah limbah nanas menjadi emas. Photo: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Mengubah limbah nanas menjadi emas. Photo: Pexels.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil nanas terbesar di dunia. Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi nanas di Indonesia sebesar 3,2 juta ton pada 2022, meningkat 10,98% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 2,89 juta ton. Provinsi Lampung menjadi provinsi penghasil nanas terbesar di Indonesia, dengan produksi mencapai 861.706 ton.
ADVERTISEMENT
Disusul oleh Sumatra Selatan di posisi kedua sebanyak 567.472 ton, di posisi ketiga ada Jawa Timur dengan produksi nanas sebesar 357.505 ton. Jawa Tengah di posisi keempat dengan produksi nanas sebesar 336.102 ton. Kemudian, Riau mencatatkan produksi nanas sebanyak 261.769 ton
Ogan Ilir Menguasai 93,56% Produksi Nanas di Sumatera Selatan
Di Sumatera Selatan, Ogan Ilir merupakan kabupaten penghasil nanas terbesar, dengan produksi mencapai 530,472 ton pada tahun 2022. Angka ini setara dengan 93,56% dari total produksi nanas di Sumatera Selatan dan menyumbang kontribusi sebesar 16,58% dari total produksi nanas di Indonesia.
Menariknya, justru yang populer sebagai kota dengan julukan “Kota Nanas” malah diakusisi oleh tetangga sebelah yaitu kota Prabumulih yang memang bersebelahan dengan Kabupaten Ogan Ilir. Kondisi ini mengindikasikan gencarnya Pemerintah Kota Prabumulih mempromosikan nanas sebagai produk unggulan daerah.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, pengelolaan nanas di Ogan Ilir masih didominasi oleh pengelolaan tradisional. Petani nanas biasanya hanya menjual hasil panennya dalam bentuk buah segar. Limbah daun nanas yang dihasilkan selama proses panen dan pengolahan buah nanas biasanya dibakar atau dibiarkan membusuk. Sedangkan pengelolaan nanas secara tradisional memiliki banyak kelemahan, antara lain:
• Petani hanya memperoleh keuntungan yang terbatas dari hasil panennya.
• Limbah daun nanas yang terbuang sia-sia dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.

53,472 ton 'Potential Lost' Daun Nanas setiap Tahun

Industri serat daun nanas memiliki potensi yang besar di Indonesia. Industri serat daun nanas dapat menjadi solusi bagi masalah pengelolaan nanas di Ogan Ilir. Limbah daun nanas yang selama ini terbuang sia-sia dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Hal ini dapat meningkatkan keuntungan petani dan mengurangi pencemaran lingkungan. Limbah daun nanas yang selama ini terbuang sia-sia dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
ADVERTISEMENT
Pengembangan industri serat daun nanas dapat meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia di pasar global. Serat daun nanas memiliki keunggulan-keunggulan yang tidak dimiliki oleh serat sintetis, seperti ramah lingkungan, kuat dan tahan lama, serta memiliki sifat antibakteri dan antijamur. Hal ini dapat menjadi daya tarik bagi konsumen di luar negeri.
Pengembangan industri serat daun nanas dapat mendorong inovasi dan kreativitas masyarakat. Serat daun nanas dapat diolah menjadi berbagai produk, mulai dari produk tekstil, kerajinan, hingga material komposit. Hal ini dapat mendorong masyarakat untuk berinovasi dan menciptakan produk-produk baru yang inovatif dan kreatif.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian RI, pada setiap 1 ton nanas segar menghasilkan 100 kg limbah daun nanas. Jika produksi nanas di Ogan Ilir pada tahun 2022 mencapai 530.472 ton, maka potensi limbah daun nanas yang terbuang mencapai 53.047,2 ton.
ADVERTISEMENT

Nilai Ekonomis Serat Daun Nanas

Nilai ekonomis serat daun nanas tergantung pada kualitas serat dan produk yang dihasilkan. Secara umum, serat daun nanas memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
• Ramah lingkungan. Serat daun nanas merupakan bahan baku yang terbarukan dan dapat diolah tanpa bahan kimia berbahaya.
• Kuat dan tahan lama. Serat daun nanas memiliki kekuatan yang setara dengan serat sintetis, tetapi lebih ringan dan nyaman dipakai.
• Memiliki sifat antibakteri dan antijamur. Serat daun nanas dapat membantu mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur, sehingga cocok untuk produk-produk yang bersentuhan langsung dengan kulit.
Berdasarkan data dari beberapa perusahaan yang memproduksi serat daun nanas, harga jual serat daun nanas per kilogram berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000. Harga jual ini dapat bervariasi tergantung pada kualitas serat, produk yang dihasilkan, dan permintaan pasar.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah beberapa contoh produk yang dapat dibuat dari serat daun nanas beserta harga jualnya:
• Kain. Harga kain dari serat daun nanas berkisar antara Rp150.000 hingga Rp250.000 per meter.
• Kerajinan. Harga kerajinan dari serat daun nanas berkisar antara Rp25.000 hingga Rp100.000 per buah.
• Material komposit. Harga material komposit dari serat daun nanas berkisar antara Rp100.000 hingga Rp200.000 per kilogram.
Nilai Ekonomis Mencapai Rp 500 Miliar/Tahun
Nilai ekonomis serat daun nanas dapat mencapai jutaan rupiah per ton. Sebagai contoh, jika 1 ton daun nanas menghasilkan 1000 kilogram serat daun nanas dan harga jualnya Rp50.000 per kilogram, maka nilai ekonomis 1 ton serat daun nanas adalah Rp50.000 x 1000 = Rp500.000.000. Nilai ekonomis ini dapat meningkat jika serat daun nanas diolah menjadi produk-produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi, seperti kain, kerajinan, atau material komposit.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari beberapa perusahaan yang memproduksi serat daun nanas, 1 ton limbah daun nanas dapat menghasilkan sekitar 100-150 kilogram serat daun nanas. Dengan demikian, jika kemampuan Kabupaten Ogan Ilir memproduksi 53.047,2 ton daun nanas, dengan tingkat produktivitas serat daun nanas dari 1 ton limbah daun nanas adalah 100 kilogram, maka Kabupaten Ogan Ilir dapat menghasilkan 5.304.720 kilogram serat daun nanas.
Dengan harga jual serat daun nanas per kilogram di range Rp.50.000-Rp.100.000, maka nilai ekonomisnya adalah bisa mencapai hingga Rp. 500 Miliar lebih per tahun. Setara dengan sepertiga Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Ogan Ilir 2022 yaitu sebesar Rp. 1,5 Triliun.
Selain nilai ekonomis secara langsung, pengembangan industri serat daun nanas juga dapat memberikan manfaat lain bagi Ogan Ilir, seperti:
ADVERTISEMENT
• Menyerap tenaga kerja baru dan mengurangi angka pengangguran.
• Meningkatkan pendapatan petani dan pelaku usaha.
• Mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
• Mengurangi pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan limbah daun nanas.
• Menjaga kelestarian lingkungan dengan menggunakan bahan baku yang terbarukan.
Dengan demikian, pengembangan industri serat daun nanas di Ogan Ilir memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Ogan Ilir secara keseluruhan. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir perlu serius mengembangkan industri ini dengan memberikan dukungan dan fasilitas yang memadai serta menjadikan industri ini sebagai pionir.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Industri serat daun nanas di Ogan Ilir memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang. Hal ini didukung oleh berbagai faktor, seperti potensi produksi nanas yang besar, potensi limbah daun nanas yang besar, dan keunggulan serat daun nanas. Baru dari limbah daun saja potensinya sudah begitu besar. Belum lagi dari buahnya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir perlu melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang potensi industri serat daun nanas. Hal ini penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi industri ini dan mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam pengembangannya.
Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir perlu menyediakan fasilitas dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pengembangan industri serat daun nanas. Fasilitas dan infrastruktur ini meliputi, antara lain, sarana dan prasarana pengolahan limbah daun nanas, sarana dan prasarana produksi produk dari serat daun nanas, serta sarana dan prasarana pemasaran produk dari serat daun nanas.
Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir perlu bekerja sama dengan pihak swasta untuk mengembangkan industri serat daun nanas. Kerja sama ini dapat dilakukan dalam bentuk penyediaan modal, teknologi, dan pemasaran produk. Dengan dukungan dari pemerintah dan masyarakat, industri serat daun nanas di Ogan Ilir dapat menjadi salah satu industri unggulan di Sumatera Selatan dan Indonesia. (Rd)
ADVERTISEMENT
***