Konten dari Pengguna

Pesona Soto Garing Khas Klaten

Arfan Nur Irmawan
Bachelor of Communication Science UPN Veteran Yogyakarta
17 Mei 2024 15:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arfan Nur Irmawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tampilan Penyajian Soto Garing. Sumber dokumen pribadi/Arfan Nur Irmawan
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan Penyajian Soto Garing. Sumber dokumen pribadi/Arfan Nur Irmawan
ADVERTISEMENT
Soto menjadi salah satu makanan berkuah favorit bagi Masyarakat Indonesia. Namun soto dengan penyajian tanpa kuah tak kalah nikmat kok.
ADVERTISEMENT
Soto garing atau soto kering, makanan khas dari Klaten, Jawa Tengah. Kata garing diambil dari Bahasa Jawa yang memiliki arti kering. Penamaan tersebut diambil dari penyajiannya yang kering tanpa menggunakan kuah seperti soto pada umumnya.
Perbedaan soto dari berbagai daerah pada umumnya terletak pada jenis kuahnya, seperti soto Lamongan terkenal dengan kuah kuning dan taburan koya, soto Betawi kuahnya terbuat dari campuran santan dan susu, dan soto Solo dengan ciri khas kuahnya yang bening. Namun perbedaan yang dijumpai pada Soto garing dengan soto dari daerah lainnya bukan lagi mengenai jenis kuahnya melainkan pada penyajiannya yang tak menggunakan kuah.
Isian soto garing hampir sama dengan soto berkuah pada umumnya. Sepiring nasi disajikan dengan berbagai macam sayur seperti kubis atau kol, tauge, suwiran daging ayam, bihun, seledri, dan daun bawang. Tak lupa juga ditaburi bumbu seperti garam dan penyedap rasa yang disajikan dalam satu piring untuk memberikan cita rasa. Kenikmatan soto garing akan terasa lengkap apabila ditambahkan dengan sambal dan tuangan kecap di atasnya.
ADVERTISEMENT
“Rasanya unik dan cenderung manis karena ada tuangan kecap di atasnya serta ada rasa gurih dari bumbunya, sayur-sayurannya terasa segar pas waktu dimakan karena tidak melewati proses perebusan. Soto garing cocok buat yang pengen makan makanan tanpa kuah”, ungkap Salsabella saat ditemui di salah satu kedai yang menjual soto garing.
Rasa heran mungkin akan muncul di benak orang awam saat pertama kali melihat atau mendengar tentang soto garing. Hal tersebut sebenarnya wajar karena soto memang identik dengan kuahnya dan kali ini melihat soto penyajiannya tanpa kuah. Beberapa kali saya mengenalkan makanan unik ini kepada teman yang berasal dari luar Klaten dan mereka memang tidak ada yang mengetahuinya.
“Pertama kali ya heran dan nggak bisa bayangin gimana rasanya. Tapi waktu dicoba ya rasanya menurutku enak, seperti soto pada umumnya tapi tanpa kuah aja”, tutur Iftinan, warga dari Kota Yogyakarta yang baru pertama kali mencicipi soto garing.
ADVERTISEMENT
Keunikan soto garing sudah sepantasnya dikenalkan ke masyarakat luas. Soto garing dapat menjadi pilihan masyarakat yang menginginkan sensasi lain saat makan soto atau untuk masyarakat yang kurang suka dengan makanan berkuah.
Faktor lain yang menjadikan soto garing pantas dikenal luas yaitu jika dilihat pola makan masyarakat. Terdapat beberapa kuliner sayuran tanpa kuah yang berkembang dan terus bertahan di masyarakat seperti pecel Madiun, urap, terancam, gado-gado dan lontong sayur.
Soto garing juga dapat dijadikan makanan alternatif yang sehat seperti soto pada umumnya. Hal tersebut dapat dilihat dari elemen yang disajikan dalam satu porsinya. Dilansir dari Journal of Ethnic Foods bahwa soto merupakan makanan alternatif yang sehat dan lezat, hal ini dikarenakan terdapat daging yang menjadi sumber protein, sayur menjadi sumber serat dan vitamin, nasi menjadi sumber karbohidrat yang disajikan dalam satu porsi.
ADVERTISEMENT
Soto garing memang seperti magic, dapat mengubah perspektif penikmatnya secara singkat. Soto garing dapat memikat masyarakat yang sebelumnya heran menjadi rasa penasaran untuk mencicipinya. Hal tersebut bisa teman-teman buktikan sendiri apabila berkesempatan berkunjung atau melewati Kabupaten Klaten, rasakan keunikan cita rasa yang termuat di dalam sepiring soto garing.