Konten dari Pengguna

Pengalaman Pertama Berkunjung ke Belitung

Arfiendi Jahja
Sesdilu 63, pecinta sepak bola, tenis, dan nasi goreng
18 Maret 2019 0:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arfiendi Jahja tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dokumentasi Pribadi di Bandara H. AS Hanandjoeddin
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Pribadi di Bandara H. AS Hanandjoeddin
Setelah melihat keindahan alam Belitung hanya melalui film Laskar Pelangi yang tayang tahun 2008 lalu, akhirnya tahun ini saya berkesempatan mengunjungi Belitung bersamaan dengan adanya acara kunjungan peserta Sekolah Staf Dinas Luar Negeri angkatan 63 ke perkebunan kelapa sawit.
Bandara Internasional H. AS Hanandjoeddin. Dokumentasi Pribadi
Kami mendarat di Bandara Internasional H. AS. Hanandjoeddin setelah menempuh perjalanan sekitar 70 menit dari Bandara Soekarno-Hatta. Kesan pertama yang saya dapatkan adalah ukurannya yang kecil namun bersih.
Suasana di area pengambilan bagasi Bandara Internasional H. AS Hanandjoeddin, 15 Maret 2019. Dok; Pribadi
Suasana di ruang tunggu keberangkatan Bandara Internasional H. AS Hanandjoeddin, 17 Maret 2019. Dok. Pribadi
Sebagai bandara internasional, di bandara ini tersedia fasilitas keimigrasian, bea cukai, dan karantina, selain tentunya yang utama adalah adanya rute ke luar negeri yaitu Tanjung Pandan-Singapura yang dilayani oleh maskapai Garuda Indonesia menggunakan pesawat jenis Boeing 737-800 NG atau Bombardier CRJ 1000 NG dengan frekuensi sebanyak 4 kali seminggu.
Pesawat dari maskapai Garuda Indonesia di Bandara Internasional H. AS Hanandjoeddin, 15 Maret 2019. Dok Pribadi
Rombongan kami menginap di salah satu hotel berbintang di Tanjung Pandan yang menghadap ke arah selat Gaspar yaitu hotel BW Suite. Secara kasat mata, perkembangan industri pariwisata di Belitung tampaknya berkembang pesat. Di jalan yang sama dan tidak jauh dari hotel ini terdapat hotel berbintang lainnya dengan jaringan internasional.
Penulis dan rekan di depan Kong Djie Coffee Siburik, 15 Maret 2019. Dok. Pribadi
Pada malam harinya, saya dan beberapa rekan mendatangi warung kopi tradisional Belitung yg bernama Kong Djie Siburik di jalan Siburik. Karena suasana yang cukup gerah, saya memilih es kopi susu. Rasanya enak dan ternyata aman buat saya yang menderita maag karena setelah kembali ke hotel saya tidak mengalami gangguan lambung apapun. Harga segelas es kopi susu yang saya minum adalah 15 ribu Rupiah, dengan rasanya yang enak, menurut saya harga yang saya bayar itu sangat murah, saya puas sekali.
Kunjungan ke ANJ Learning Center, 15 Maret 2019. Dok. Pribadi
Esok harinya kami berkunjung ke area kebun kelapa sawit yang dikelola PT. Sahabat Mewah dan Makmur (PT. SMM) yang juga merupakan bagian dari grup usaha Austindo Nusantara Jaya (ANJ). Area pertama yang kami kunjungi adalah ANJ Learning Center. Disana kami memperoleh informasi tentang sejarah dimulainya kebun sawit PT. SMM yang hingga saat ini telah memiliki sekitar 17 ribu hektar area kebun sawit dan 150 hektar diantaranya adalah kebun kemitraan. Selain itu, sesuai dengan komitmen perusahaan, maka 20% dari total area yang dikelola adalah area konservasi hutan.
Penjelasan tentang proses pembibitan pohon kelapa sawit oleh staf dari ANJ, 16 Maret 2019. Dok. Pribadi
Beranjak dari ANJ Learning Center, kami menuju lokasi pembibitan pohon kelapa sawit. Di sini kami memperoleh penjelasan lengkap tentang penyiapan media tanah, asal muasal benih, teknik penyiraman, hingga pemanfaatan tumbuhan lainnya yang berguna bagi pencegahan hama serangga perusak pohon sawit.
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyak penjelasan yang bersifat teknis tersebut, penjelasan tentang pencegahan hama akhirnya menjawab mengapa di area pembibitan ini terdapat beberapa tanaman bunga yang terlihat cantik seperti terlihat pada foto di bawah ini.
Bunga Pukul Delapan (Turnera Subulata) di area pembibitan pohon sawit PT. SMM Belitung Timur. Dok. Pribadi
Selanjutnya, kami menuju Makam Raja Balok I yang bernama K.A. Gedeh Ja'kub. Makam ini berada di wilayah hutan konservasi yang masuk wilayah konsesi PT. SMM. Jalan ke area hutan konservasi ini sudah beraspal dengan kondisi mulus sehingga cukup mudah dilalui kendaraan roda empat. Dari berbagai sumber yang dihimpun penulis, Kerajaan Balok mencapai kejayaannya pada tahun 1700-1755 Masehi.
Makam K.A. Gede Jakub di Hutan Konservasi Belitung Timur. Dok. Geovanie F.P.
Setelah berkunjung ke hutan konservasi tersebut, kami dijadwalkan untuk berkunjung ke area kebun sawit yang sudah berproduksi, namun karena hujan yang turun sejak pagi semakin lebat, kegiatan tersebut dibatalkan. Kami kemudian memperoleh penjelasan dari staf ANJ perihal buah yang dihasilkan pohon sawit dan prosesnya hingga menjadi crude palm oil
Buah dari kelapa sawit yang baru dipetik. Dok. Pribadi
Setelah seluruh kegiatan di area PT. SMM selesai, tiba saatnya kami mengunjungi objek wisata yang terkenal karena film Laskar Pelangi, yaitu pantai Tanjung Tinggi. Pantai ini merupakan spot foto yang instagramable.
Batu-batu granit di pantai Tanjung Tinggi. Dok. Pribadi
Salah satu batu granit yang cukup besar dan ditumbuhi pohon di pantai Tanjung Tinggi. Dok. Pribadi
Demikianlah cerita singkat pengalaman pertama saya berkunjung ke Belitung. Semoga nanti ada kesempatan kembali lagi ke sini sebagai wisatawan bersama keluarga kecil saya.
ADVERTISEMENT