Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Bagaimana Word of Mouth Marketing di Era Digital ?
18 Maret 2019 18:37 WIB
Tulisan dari Argon Riadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Apa itu Word of Mouth marketing ? menurut https://sbm.binus.ac.id/2017/11/21/word-of-mouth-wom/# , “Word of Mouth (WoM) adalah suatu aktivitas di mana konsumen memberikan informasi mengenai suatu merek atau produk kepada konsumen lain” Kalau era sebelum internet mungkin Word of Mouth marketing yang paling terasa adalah rekomendasi dari keluarga & teman terdekat. Contoh, kita biasa menanyakan “Dokter ini bagus ga ?”, “Film ini bagus ga sih ?” atau “Enaknya makan apa nih ?” pasti akan lebih yakin kalau jawabannya dari orang terdekat yang sudah kita percaya.
ADVERTISEMENT
Kalau di era digital seperti sekarang mungkin bentuknya masih sama, namun ada dalam format yang lebih luas yaitu word of mouth marketing via media sosial. Misalnya “Kalo lihat dari reviewnya nya si-Anu sih filmnya seru banget! Jadi pengin nonton.” atau “Jangan makan di situ lah, kata youtuber itu makanannya biasa aja”.
Menurut Andy Sernovitz, seorang penulis buku “Word of Mouth Marketing” 2006, ada 2 jenis aktivitas word of mouth :
Di era digital seperti sekarang ini, media sosial menjadi sarang bercakap sehingga perbincangan terjadi di ranah publik. Dari hal-hal pribadi hingga referensi berbagai produk maupun tempat menjadi bahan obrolan di online. Maka tidak heran jika semakin banyak brand memanfaatkan “word of mouth” digital sebagai saran berpromosi.
ADVERTISEMENT
Contoh sebuah brand akan menyelenggarakan event musik, dan mereka memanfaatkan para netizen yang cukup vocal (biasanya memiliki follower banyak atau pengaruh signifikan di online) untuk membangun percakapan secara sengaja atau disebut amplified word of mouth. Bukan hanya akun perorangan, tetapi juga menyasar komunitas yang sesuai target marketnya untuk menyebarkan promosi. Maka sangatlah wajar di era digital ini lahir para influencer atau buzzer maupun komunitas. Baik berbayar maupun tidak. Karena ada kebutuhan dan netizen pun memerlukan bahan percakapan (content) maupun penghasilan.
Namun seperti yang sudah dicontohkan di awal tulisan, word of mouth marketing ini sendiri seperti pedang bermata dua. Arus informasi yang tersebar seringkali tidak hanya berita yang positif, berita negatif pun termasuk dalam arus berita yang disebar dalam word of mouth, dan celakanya secara naluriah, menurut eksperimen sebuah situs berita di Rusia, City Reporter, manusia lebih tertarik dengan berita negatif dibanding yang positif. Maka dari itu berita dengan nada - nada negatif seperti kriminalitas, penipuan dan sebagainya lebih cepat tersebar dan juga lebih sering dibicarakan dibanding dengan berita positif.
ADVERTISEMENT
Digital membuat sebaran berita negatif atau pun hoax sulit untuk dibendung dan bisa sangat masif. Kemalasan masyarakat untuk mengecek sumber informasi secara detil, juga sistem algoritma membuat berita negatif atau hoax susah diberantas. Maka dari itu sebagai penerima arus informasi di platform yang luas seperti internet ini, kita harus pintar dalam memilih word of mouth marketing dari media mana yang kredibel dan sumbernya bisa dipercaya.