Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Kisah Cancer Survivor, Inspirasi dari Diaspora Indonesia di Florida
7 April 2019 15:06 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari Arief Ihsan Rathomy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa minggu terakhir ini, lini masa kita dihiasi dengan berita sakitnya ibu Ani Yudhoyono, yang didiagnosa menderita kanker darah. Hari demi hari, perkembangan kesehatan ibu negara dari Presiden Republik Indonesia ke-6 tersebut selalu menyedot perhatian publik. Bahkan melalui Instagram-nya, ibu Ani, selalu menyampaikan perkembangan kesehatannya kepada masyarakat Indonesia.
Nah, kisah penderita cancer atau sering diistilahkan dengan cancer survivor juga dialami oleh Dharma Datubara, salah satu diaspora Indonesia di Florida, Amerika Serikat. Pria yang lahir di Pematang Siantar itu didiagnosis dokter menderita penyakit kanker darah dengan jenis myelofibrosis. Tahun 2015, ia divonis oleh dokter bahwa umurnya hanya tersisa dua tahun lagi.
ADVERTISEMENT
Sosok kelahiran 52 tahun yang lalu ini menjadi sosok yang dikenal di Florida. Bukan karena penyakit yang sudah dideritanya, tetapi karena upaya kerasnya selama ini yang terus mempromosikan dan memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat AS di Florida.
Saya berkenalan dengan Dharma sekitar tahun 2017. Itu merupakan pertemuan yang tidak sengaja, karena saya harus melaksanakan tugas perlindungan bagi salah seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang sedang tertimpa musibah di Florida.
Dharma dengan segala keterbatasan kemampuannya saat itu membantu sesama WNI yang sedang mengalami kemalangan. Itu bukan untuk kali pertama. Jadi, ia tidak hanya menggerakkan promosi Indonesia.
Inspirasi untuk Promosikan Indonesia di AS
Kisah perjalanan hidup Dharma di AS sebenarnya sudah dimulai sejak 30 tahun yang lalu, tepatnya 11 Juli 1989, di Los Angeles, California. Ia datang untuk belajar Bahasa Inggris dan mengikuti tes agar diterima sekolah pascasarjana di perguruan tinggi di California. Maklum, seluruh pendidikannya mulai di SMA Kanisius di Jakarta dan jenjang S1 di Universitas Nasional, Jakarta, semuanya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Perjalanan hidupnya berubah, ia pindah kuliah ke Florida tahun 1994 dan aktif sebagai pengurus Persatuan Mahasiswa RI-AS (Permias). Nah, saat di Florida inilah, ia aktif berbagai kegiatan promosi Indonesia yang diinisiasi oleh Permias di Florida Selatan. Bahkan, untuk pertama kalinya bersama Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Houston (KJRI Houston), ia membantu upaya promosi Indonesia melalui penempatan satwa asli Indonesia, Komodo, di salah satu kebun binatang di Florida.
"Betul Pak, itulah pertama kali interaksi saya dengan KJRI Houston. Saya ingat waktu itu tahun 1994/1995 saya sebagai mahasiswa ikut membantu pertukaran satwa dan Florida kedatangan Komodo dari Indonesia," ujarnya.
Mantan Ketua Permias Florida Selatan periode 1994/1995 ini, sejak tahun 2000-an, mulai mencari jalan mempersatukan promosi Indonesia di Florida. Ia melihat konsep promosi masih sporadis. Saat itu, tiga kelompok utama pendorong promosi Indonesia adalah mahasiswa, ekspatriat, dan keluarga Indonesia, yang kondisinya masih terpecah-pecah. Ia bersama tokoh Florida lainnya mencoba mempersatukan.
ADVERTISEMENT
"Keberhasilan promosi di Indonesia adalah kombinasi dari berbagai hal, jangan sampai kita egois dan menonjolkan kesukuan. Perlu rajin dan aktif dalam berbagai pagelaran seni dan budaya di wilayah kita tinggal di Florida," kata Dharma, saat ditanya kunci keberhasilan promosinya di AS.
Tahun 2013, ia mendirikan Voice of Indonesians in Florida (VIDA) bersama komunitas Indonesia sebagai wahana promosi Indonesia yang mencakup tidak hanya budaya, tetapi juga kuliner, seni, dan pariwisata. "Mudah-mudahan nanti ada Museum Indonesia di Florida. Tempat di mana orang-orang AS dapat mengenal Indonesia lebih dalam lagi dan membuat mereka berkunjung ke Indonesia," katanya.
Berkat upaya promosinya dan komunitas Indonesia di Florida, paling tidak dua event tahunan diisi secara rutin oleh Komunitas Indonesia di Florida, yaitu Central Florida Dragon Parade, festival Asia saat Tahun Baru China di Orlando, serta Asian Cultural Festival juga di Orlando, Florida. Dharma juga tidak tanggung-tanggung, ia selalu ingin ikut mengisi acara sebagai penari. Dua tarian andalannya, Tari Kecak dan Tari Lilin.
ADVERTISEMENT
Di samping tarian, ia juga mendorong promosi komunitas Angklung Indonesia. Menurut Dharma, promosi yang efektif juga melibatkan alat musik tradisional unik yang belum banyak dikenal. Sehingga mudah diingat warga AS.
Peran serta diaspora dalam promosikan Indonesia di wilayahnya tentu saja sangat membantu fungsi promosi Indonesia yang dilakukan Kantor Perwakilan RI di mana pun mereka berada.
Menolong sesama WNI yang tertimpa masalah
Tidak melulu soal promosi budaya, Dharma, juga beberapa kali mencoba menolong WNI yang sedang tertimpa masalah. Dalam hitungannya, ia telah mencoba menampung tiga orang Tenaga Kerja Wanita Indonesia yang kurang beruntung bersama majikannya di AS. Di luar itu, banyak sekali ia membantu kasus-kasus yang menimpa anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang memang banyak bersandar kapal pesiarnya di Florida.
ADVERTISEMENT
"Saya berusaha menolong semampu saya dan tentunya dengan berkoordinasi dengan KJRI Houston untuk penanganan kasusnya lebih lanjut," ucapnya kepada saya beberapa waktu lalu.
Dari kisah itu, ia teringat kisah TKW Indonesia asal Timur-Tengah yang lari dari majikannya. Kebanyakan para TKW ini mengeluh karena perlakukan kasar majikan. Bantuan yang Dharma berikan bagi TKW ini mencakup mulai dari penampungan sementara sampai dengan menjadi translator guna keperluan penyelidikan.
Pengalaman penulis selama bertugas di KJRI Houston (2015-2017), modus membawa asisten rumah tangga sering menjadi asal mula terungkapnya kasus perdagangan orang (human traficking), yang berat sekali hukumannya di AS.
"Ada satu TKW pak, yang akhirnya mendapatkan American Dream (istilah impian bagi pendatang yang sukses di AS) menikah dengan WN AS dan tinggal sampai sekarang di Florida," ujar Dharma.
ADVERTISEMENT
Pesannya bagi Cancer Survivor di seluruh dunia
Dharma berpesan agar para penderita kanker harus tetap memiliki semangat. Hal yang ia praktikkan di dalam hidupnya. Meski divonis umurnya tinggal dua tahun pada tahun 2015, ia tak patah arang.
Terbayang saat pertama kali dokter memvonisnya. Hidupnya mulai ia perbaiki, khususnya dalam hal konsumsi makanan dan perubahan gaya hidup sehat.
Tidak cukup sampai di situ, sejumlah perlombaan marathon sudah ia jalani sejak tahun 2015. Terdapat perkembangan positif pada tahun 2017. Diagnosis dokter menunjukkan adanya perbaikan kondisi meski ia tetap belum sembuh dan harus meminum obat secara rutin.
"Penderita kanker mengalami pertarungan dahsyat dengan dirinya sendiri," kata Dharma.
Kadang-kadang orang lain tidak bisa memahami penyakit yang ia derita karena terlihat bugar dari luar. Oleh karenanya, cancer survivor tidak boleh patah semangat dan pasrah pada Tuhan. Faktor keluarga menjadi penting memulihkan kepercayaan diri mereka para cancer survivor.
ADVERTISEMENT
Tetap semangat pak Dharma! Semoga lekas sembuh dan tetap promosikan Indonesia!