Menengok Museum Kapal Perang di Texas

Arief Ihsan Rathomy
Diplomasi/Kebijakan Publik/Travelling/Media Sosial
Konten dari Pengguna
10 Maret 2019 23:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arief Ihsan Rathomy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sahabat travelers, melanjutkan traveling di Texas, kali ini saya akan mengangkat tema jalan-jalan yang berbeda dari tulisan pertama saya mengenai 5 Tempat yang Wajib dikunjungi di Texas minggu lalu. Dalam tulisan ini kita akan lihat bagaimana sih museum yang ada di Texas?
ADVERTISEMENT
Museumnya tidak sembarangan. Kali ini yang kita kunjungi adalah kapal perang yang sudah dimuseumkan di Texas, yaitu USS Lexington dan USS Texas. USS itu singkatan dari United States Ship ya atau Kapal Laut Amerika Serikat.
Yang diungkapkan Bung Karno itu, sepertinya diterapkan betul di Amerika Serikat. Museum menjadi tempat untuk merawat dengan baik episode demi episode perjalanan sebuah bangsa termasuk sejarah kelam, heroik maupun historik dalam peperangan. Salah satu medium yang menarik untuk merawat sejarah perjuangan bangsa adalah melalui kapal perang.
Di Indonesia sendiri, menurut catatan penulis hanya ada beberapa museum yang menggunakan kapal perang, salah satunya Monumen Kapal Selam (Monkasel) di Surabaya.
Monkasel memajang KRI Pasopati 410 yang pernah terlibat dalam pertempuran di Laut Aru di awal tahun 1960-an. Selain Monkasel, di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Museum Satria Mandala juga terdapat KRI Harimau dan KRI Macan Tutul yang terlibat di peperangan yang sama.
Monumen Kapal Selam, Surabaya. Sumber: http://monkasel.id/
Bagaimana dengan di Amerika Serikat? Ternyata sekurang-kurangnya 86 Kapal Perang Angkatan Laut AS telah beralih status menjadi museum setelah berakhir masa tugasnya di lautan.
ADVERTISEMENT
Sampai dengan tahun 1948, hanya ada dua kapal perang yang dimuseumkan, USS Constitution (beroperasi 1797) dan USS Constellation (beroperasi 1855). Tren-nya sendiri sejak berakhirnya Perang Dunia II selalu meningkat.
Di Texas sendiri terdapat 4 museum kapal perang. Sayangnya, hanya dua yang aktif. Nah, saya berkesempatan mengunjungi dua di antaranya yang sudah disandarkan di Texas: USS Lexington (CV-16) di Corpus Christi dan USS Texas di Houston.
Kalau membaca sejarah USS Lexington dan pembaca tidak sadar, bisa menimbulkan kebingungan. Terdapat dua kapal berbeda dengan nama USS Lexington, kapal jenis pengangkut (carier) ini, di dalam sejarah Angkatan Laut Amerika.
Yang pertama USS Lexington (CV-2) mulai digunakan angkatan laut Amerika pada Desember 1927 hingga Mei 1942. USS Lexington (CV-2) adalah salah satu kapal angkut atau, kita mengenalnya sebagai kapal induk, pertama Amerika.
USS Lexington I. Sumber: https://www.flickr.com/photos/photolibrarian/24437404932
Sejumlah misi telah diikuti kapal Induk USS Lexington (CV-2) termasuk di kepulauan Midway, Laut Karibia dan misi dukungan kepada sekutu di Perang Pasifik. Pada awal Mei 1942 CV-2 mengakhiri masa baktinya dengan gugur dalam Battle of Coral Sea, melawan angkatan perang Jepang. Lokasi pertempuran berada di tengah-tengah wilayah laut Australia, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon.
ADVERTISEMENT
CV-2 menjadi kapal Induk Amerika pertama yang menjadi korban pada Perang Dunia ke II di dalam pertempuran Battle of Coral Sea tersebut. Tahun lalu, pada 4 Maret 2018, Kapal Riset RV Petrel telah menemukan reruntuhannya di kedalaman laut 3 km dan berlokasi di 800 km lepas pantai Queensland, Australia.
Gugurnya CV-2 tidak lantas membuat nama USS Lexington hilang dari geliat peperangan Pasifik. Nah, munculah nama USS-Lexington (CV-16) kembali yang disematkan oleh angkatan laut AS untuk menggantikan peran pendahulunya di Perang yang sama di pasifik.
Angkatan Laut Jepang menjulukinya the Blue Ghost, karena berulang-kali muncul setelah dianggap telah hancur pada perang Battle of Coral Sea dan beberapa perang berikutnya. Berbeda dari pendahulunya kapasitas CV-16 lebih besar bagi daya tampung kru kapal dan jumlah pesawat terbang yang bisa diparkir.
ADVERTISEMENT
Sempat Bersandar di Hollandia (Papua)
Dalam operasinya pada Perang Pasifik, CV-16 terlibat pada operasi the Battle of Phillipines Sea. Sebuah operasi sangat penting guna pendaratan pasukan Sekutu di Jayapura, Papua yang dikenal dulu dengan nama Hollandia.
Pendaratan strategis ini penting untuk menguasai wilayah laut di pasifik tengah sampai dengan ke Okinawa, sehingga Sekutu dapat memenangkan Theatre of Pacific. Nah, jadi USS Lexington (CV-16) ini memiliki nilai kaitan sejarah tersendiri bagi Indonesia dan Papua meskipun dengan episode sejarah yang berbeda.
Pacific Theatre. Jaur Biru adalah pergerakan Sekutu di Pasifik. Sumber: http://legacy.lib.utexas.edu/maps/guam.html
Aktif selama kurang lebih 50 tahun, USS Lexington (CV-16) akhirnya bersandar di Corpus Christi, Texas sekitar 334 km arah barat laut kota Houston. USS Lexington kini menjadi ikon kota Corpus Christi, sekaligus menjadi museum kapal perang sejak tahun 1992.
USS Lexington Corpus Christi. Sumber: http://themayanprincess.com/uss-lexington-corpus-christi/
Sebuah kesempatan unik bisa berkunjung ke museum kapal perang ini. Panjang kapal mencapai 250 m dengan berat bersih mencapai 27 ribu ton. Anjungan kapal terdiri dari 3 lapis hangar. Setiap hangar memiliki keunikan tersendiri, mulai dari 3D Sinema sampai dengan simulasi pesawat terbang (flight simulator). Tentunya suasanya Perang Dunia kedua sangat kental terasa dengan puluhan pesawat parkir dengan rapih berjajar di atasnya. Di masa jayanya dulu, USS Lexington (CV-16) ini bisa menampung hingga 170 pesawat tempur loh.
ADVERTISEMENT
Peta Museum USS Lexington di Corpus Christi, Texas, Sumber: https://usslexington.com/
Nah, untuk masuk ke dalam Museum Kapal Perang USS Lexington (CV-16) ini para pengunjung harus berkendara sekitar 3 jam dari kota Houston. Untuk tiket masuk tidak mahal hanya sekitar 200 ribu rupiah ($16.95) untuk dewasa dan anak-anak usia 4-12 tahun sekitar 140 ribu rupiah ($11.95).
Sebuah pilihan alternatif wisata menarik bagi anda peminat sejarah Perang Dunia ke II dan khususnya episode Perang Pasifik yang akhirnya menjadi salah satu faktor eksternal pendorong kemerdekaan Indonesia.
2. USS Texas: Kapal Perang Baja pertama Amerika
Sama halnya dengan USS Lexington, nama Texas diberikan kepada dua kapal perang yang berbeda. USS Texas generasi pertama berlayar sejak tahun 1895 dan menjadi kapal perang berbahan baja pertama yang dimiliki oleh Amerika. Berbeda dengan USS Lexington, USS Texas berjenis kapal perang (battleship) bukan carrier jadi tidak membawa buatan pesawat terbang.
ADVERTISEMENT
Kapal USS Texas yang pertama dengan panjang 95 m ini, pernah terlibat di dalam beberapa misi, terutama di dalam Perang Santiago (the Battle of Santiago) antara Amerika dan Spanyol. Dalam perang yang berlangsung pada 3 Juli 1898 tersebut USS Texas menyaksikan kemenangan Amerika atas pasukan angkatan perang Spanyol.
USS Texas 1892. Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/USS_Texas_(1892)
Setelah perang USS Texas I diganti namanya menjadi USS San Marcos. Hal ini dilakukan agar nama Texas dapat digunakan pada kapal perang yang lebih modern yang sedang dibuat pada tahun 1911. Sejak pensiun di tahun 1914 USS Texas I disandarkan di Teluk Chesapeake, di utara pangkalan perang angkatan laut Amerika di Norfolk, Virginia. Saat itu setelah pensiun, USS Texas I juga digunakan sebagai target latihan kapal-kapal perang Amerika.
ADVERTISEMENT
Nah, generasi yang lebih baru dari USS Texas adalah USS Texas II (BB-35). Yang kini sudah berlabuh di Museum Texas Battleground, San Jacinto tenggara Houston. Kapal perang ini memiliki kemampuan kunci peperangan laut dan manuver yang memumpuni guna mendukung angkatan laut Amerika saat itu. Makanya tidak mengherankan, USS Texas II menjadi salah satu kunci armada laut Amerika dalam perang D-Day. Perang yang menentukan bagi sekutu untuk merebut Eropa dari tangan Nazi pada tahun 1943-1945. Tidak hanya itu, setelah sekutu memenangkan peperangan di Eropa, USS Texas II dikirimkan ke Pasifik khususnya pada perang penting sekutu melawan Jepang di Iwojima dan Okinawa.
Sejak tahun 1983, pengelolaan USS Texas II dipindahkan ke Texas Parks and Wild Department dan menjadi bagian dari salah satu ikon Texas selain Houston Space Center. USS Texas II menjadi kapal perang (kategori battleship) tertua pertama di Amerika yang menjadi museum.
USS Texas II (BB-35) bersandar di Texas. Sumber: https://www.expedia.com/Battleship-Texas-Houston.d501262.Vacation-Attraction
Lokasinya menarik karena berada di satu tempat dengan Monumen Kemenangan Texas atas Mexico di San Jacinto. Seolah merefleksikan dan menggabungkan nilai patriotisme yang sama di zaman yang berbeda, USS Texas II menjadi simbol kemenangan Amerika dan Texas.
ADVERTISEMENT
Bagi anda yang ingin berkunjung ke museum kapal perang ini, setiap pengunjung dipungut biaya sekitar 150 ribu rupiah. Selengkapnya anda bisa kunjungi situsnya di sini.
Kapal Perang dan Memelihara Kolektifitas Memori Bangsa
Dua buah kapal perang tadi menggambarkan bahwa Amerika sangat menaruh perhatian pentingnya merawat memori sejarah. Merawat sejarah akan mengabadikan momen-momen penting bangsa, memupuk solidaritas bangsa dan yang paling penting memberikan rasa “we feeling”. Tidak salah tentunya Bung Karno meminta Bangsa Indonesia untuk jangan sekali-kali melupakan sejarah.