Konten dari Pengguna

Kenapa Masyarakat Indonesia Masih Ragu untuk Mencari Bantuan ke Psikolog?

Arief Rahman Nur Fadhilah
Mahasiswa Psikologi Unair. Suka menyendiri tapi takut sendirian.
21 September 2024 13:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arief Rahman Nur Fadhilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seseorang yang mencari bantuan ke Psikolog. Sumber gambar: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seseorang yang mencari bantuan ke Psikolog. Sumber gambar: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mas, spill pengalaman ke psikolog dong
Saya seringkali mendengar permintaan ini dari teman-teman, ketika sedang nongkrong ataupun menghubungi lewat pesan pribadi. Perkaranya simpel, mereka sadar sedang tidak merasa baik-baik saja tetapi ragu untuk mencari bantuan ke tenaga profesional. Mereka tidak yakin apakah datang ke psikolog dapat menyelesaikan masalah mereka. Alhasil, banyak yang lebih memilih cara lain.
ADVERTISEMENT
Dalam urusan menjaga kesehatan mental, mencari bantuan psikolog memang bukan pilihan favorit orang indonesia. Menurut survei yang dilakukan oleh Katadata Insight Center (KIC) pada tahun 2023, mayoritas responden menjaga kesehatan mental dengan cara istirahat yang cukup. Hasilnya mencapai 78,5%. Di urutan kedua dan ketiga, berpikir positif dan melakukan hobi menjadi pilihan alternatif selanjutnya. Dengan masing-masing berada di angka 73,8% dan 65,1%. Mencari bantuan ke psikolog berada jauh di urutan ketujuh dengan proporsi 15,9%.
Data ini jelas mengundang tanda tanya besar. Masyarakat indonesia saat ini tengah mengalami peningkatan dalam hal literasi kesehatan mental yang mengakibatkan mereka lebih aware terhadap isu-isu tersebut. Tetapi di tengah masifnya gerakan ini, kenapa mencari bantuan ke psikolog belum menjadi pilihan utama bagi mayoritas orang indonesia?.
ADVERTISEMENT
The Fear of Therapy
Ketakutan dalam mencari bantuan profesional untuk menangani masalah kesehatan mental seringkali terjadi bagi mereka yang belum pernah sama sekali datang. Seseorang yang mengalami ketakutan ini memiliki banyak alasan. Umumnya akibat stigma sosial dan hambatan yang muncul dalam diri sendiri.
Dalam masyarakat kita, terdapat stigma sosial yang cukup terasa. Jujur saja, kalian ketika mendengar ada teman yang bercerita pernah datang atau baru saja pulang dari sesi dengan psikologi, apa pikiran yang pertama kali terpintas?. Kebanyakan dari kita pasti berpikir keheranan, “lah.. memangnya dia kenapa?”. Meskipun mungkin tidak sampai terucap, secara tidak langsung hal tersebut menandakan bahwa stigma tersebut masih ada. Jauh dalam lubuk hati, kita sendiri masih menganggapnya sebagai hal yang aneh.
ADVERTISEMENT
Dampaknya, ketika seseorang masih memiliki anggapan semacam itu, dia sendiri akan memiliki kecenderungan untuk tidak jujur dengan kondisinya sendiri. Dia akan mempertanyakan perasaan yang dialaminya. Menganggap semuanya masih baik-baik saja dan masalahnya belum cukup serius untuk dibawa ke psikolog. Padahal bisa jadi masalah tersebut hinggap di dalam pikiran hampir setiap saat. Sewaktu-waktu dapat muncul dalam pikiran tanpa dipicu dan bahkan keluar sebagai perubahan perilaku yang dapat diamati oleh teman-temannya.
Selain stigma, keraguan yang muncul sumbernya juga datang dari diri sendiri. Sebelum datang ke psikolog, seseorang memiliki berbagai macam prasangka yang muncul. Salah satunya adalah takut dengan apa yang akan ditemukan tentang diri sendiri. Apabila tidak sesuai dengan konsep diri yang selama ini dipercaya, maka hal tersebut akan memunculkan ketidaknyamanan. Terlebih lagi apabila orang tersebut belum siap melakukan perubahan bagi diri sendiri. Ada juga beberapa orang yang menganggap mencari bantuan profesional memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Dengan segala pertimbangannya, rasanya belum sepadan untuk menginvestasikan waktu dan uang untuk hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Pengalaman Pertama Selalu Menegangkan
Jika anda belum pernah namun sudah berniat datang ke psikolog, tidak perlu khawatir. Pengalaman pertama memang selalu menegangkan. Hal-hal buruk yang dibayangkan tidak akan terjadi.
Psikolog tidak akan mengkritik bahkan menyalahkan kalian atas apa yang telah terjadi. Mereka hadir untuk mendukung dalam perjalanan anda. Tidak perlu khawatir juga apabila belum merasakan perubahan yang signifikan setelah satu sesi bersama psikolog. Karena hal yang indah selalu membutuhkan waktu untuk tumbuh.