Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Ki Hajar Dewantara dan Makna Kasih Sayang pada Sistem Among
19 Oktober 2023 13:38 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Arif Syamsul Ma'arif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ki Hajar Dewantara menjadi role model dalam pengimplementasian Kurikulum Merdeka yang kini tengah digagas pada sistem pendidikan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Musababnya, salah satu filosofi pendidikan ala KHD adalah mengharuskan guru menjadi sosok penuntun peserta didik dalam tumbuh kembangnya. Hal itu sesuai karena pendidikan sepatutnya membimbing anak-anak dalam menghadapi tantangan atau membuat keputusan.
Dikutip dari Channel YouTube Microlearning Guru Belajar-Kemendikbud, KHD mengenalkan sistem among. Sistem among adalah suatu metode pendidikan yang terpusat pada proses pembelajaran. Metode tersebut adalah kata lain dari semboyan KHD: Ingarso Sung tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
“Ing Ngarso Sung tulodo: di depan memberi teladan. Ing Madya Mangun Karso: di tengah membangun kehendak. Tut Wuri Handayani: di belakang memberi dorongan,” ungkapnya sebagaimana dikutip, Rabu (18/10).
Perlu diketahui, sistem among didasarkan pada dua hal, yakni kodrat alam dan kemerdekaan. Kodrat alam digunakan sebagai syarat untuk mencapai kemajuan peserta didik. Dengan adanya kodrat alam, guru perlu menuntun dan membimbing peserta didik dalam pembelajaran. Hal itu dilakukan agar peserta didik dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam proses pembelajaran.
ADVERTISEMENT
“Kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin murid hingga dapat mencapai selamat dan bahagia,” ucapnya.
Unsur-unsur Sistem Among
Sistem among dipecah menjadi beberapa unsur, yakni momong, among, dan ngemong. Momong diambil dari Bahasa Jawa yang mempunyai arti merawat dengan penuh kasih sayang.
Dalam pelaksanaannya di kelas, terkadang selalu ditemukan peserta didik yang kesulitan dalam memahami materi. Misalnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, salah satu peserta didik masih belum paham terkait mencari isu untuk membuat berita. Di sini, guru berperan menjadi penuntun. Guru memberikan pendampingan khusus kepada peserta didik tersebut. Salah satunya adalah dengan mengajak peserta didik untuk mencoba merasakan sesuatu lewat panca indera.
“… serta mentransformasikan kebiasaan-kebiasaan baik disertai dengan doa dan harapan,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Kedua, ada among. Among mempunyai makna seperti memberikan contoh baik dan buruk tanpa harus mengambil hak murid.
Guru dan peserta didik bisa melaksanakan among dalam segi penghargaan terhadap kebudayaan lokal. Contohnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, guru bisa mengajak peserta didik untuk mengunjungi Saung Angklong Udjo. Di sana, peserta didik bisa melakukan observasi. Dengan begitu, kegiatan tersebut diharapkan bisa menumbuhkan rasa cinta terhadap warisan kebudayaan.
“… agar bisa tumbuh dan berkembang dalam suasana batin yang merdeka sesuai dengan dasarnya,” ucapnya.
Ketiga, ada ngemong. Ngemong adalah proses untuk merawat dan menjaga agar peserta didik mampu mengembangkan diri, bertanggung jawab, dan disiplin. Hal itu telah disesuaikan dengan kodrat alamnya. Dalam pembelajaran, guru perlu mengamati dan memantau peserta didik dari segi akademik, perilaku, dan kemampuan sosial secara rutin.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, Ki Hajar Dewantara menjadi model dalam menerapkan Kurikulum Merdeka dengan pendekatan pendidikan sistem among yang menekankan peran guru sebagai penuntun peserta didik dalam pertumbuhan peserta didik.
Guru diharapkan bisa mengadopsi pendekatan ini dalam pembelajaran, mengingatkan pentingnya pengembangan karakter dan pemberian teladan kepada peserta didik, serta memastikan pemantauan dan bimbingan yang rutin untuk pertumbuhan holistik peserta didik.