Film Horor Menimbulkan Rasa Takut yang Menyenangkan, Kok Bisa?

Arifah Fithria Banafsaj
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
22 November 2021 15:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arifah Fithria Banafsaj tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Takut, Marcos Mesa Sam Wordley. Gambar : Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Takut, Marcos Mesa Sam Wordley. Gambar : Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu merasa takut setelah menonton film horor atau mendengar kisah menakutkan dari teman? Pikiranmu pasti terbayang dengan adegan seram yang seolah-olah begitu nyata. Rasanya takut dengan suasana gelap dan suram seperti yang digambarkan sehingga ingin selalu berada di tempat yang terang dan dikelilingi oleh banyak orang.
ADVERTISEMENT
Rasa takut ini merupakan hal yang wajar terjadi. Mengapa bisa begitu? Yuk terlebih dahulu kita simak bagaimana rasa takut ini bisa muncul!
Berbagai penelitian telah mengidentifikasi dan bersumber dari Northwestern Medicine, saat seseorang dihadapkan dengan rasa takut, amigdala berperan besar dalam mengaktifkan sistem saraf lalu mengirimkan sinyal rangsangan ke area otak yang lain agar lebih waspada. Area otak tersebut ialah hipocampus dan korteks prefrontal yang bekerja sama untuk memulai respons fight or flight.
Respons tersebut memicu seseorang untuk bersiap melawan bahaya yang membuatnya takut (fight) atau melarikan diri dari ancaman tersebut (flight). Nah, respons inilah yang berperan penting dalam melindungi dan menyelamatkan seseorang jika terdapat ancaman bahaya yang nyata.
Lalu bagaimana tubuh kita menghadapi sesuatu yang menakutkan?
ADVERTISEMENT
Takut bukan hanya emosi dan bersamaan dengan hal itu muncul juga reaksi pada badan jasmani kita, misalnya keringat dingin, gemetar, otot lemas, pucat, tubuh kaku, dan lain sebagainya.
Seluruh proses tersebut terjadi dalam hitungan detik. Ternyata respons fight or flight ini memberi tahu beberapa organ seperti jantung dan kelenjar adrenal untuk bekerja lebih cepat. Saat takut, detak jantung akan berdetak lebih cepat dan mungkin untuk mengalami napas yang tersengal-sengal serta stres karena pelepasan hormon adrenalin oleh kelenjar adrenal.
Otak juga memberi tahu bagian tubuh yang lain untuk melambat. Contohnya pada organ pencernaan agar membantu tubuh untuk menghemat energi sebagai proses keselamatan yang sedang menjadi prioritas.
Respons tubuh fight or flight ini akan tetap terjaga hingga otak menerima sinyal untuk berhenti dari respons tersebut. Begitu otak mengetahui bahwa ancaman sudah hilang atau berpikir bukanlah suatu bahaya yang mengkhawatirkan maka secara otomatis akan dimatikan.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu rasa takut merupakan emosi esensial. Orang yang tidak memiliki rasa takut justru berada dalam bahaya yang serius.
Di sisi lain, respons terhadap rasa takut bisa berbeda. Pada sebagian orang, rasa takut akan dianggap sebagai situasi yang menyeramkan. Respons mereka mungkin akan menghindar dan lari dengan situasi emosional yang dirasakan saat itu. Bagi sebagian orang yang merasakan rasa takut lebih daripada orang lain biasanya disebut memiliki fobia.
Namun, ada pula beberapa orang yang justru menganggap rasa takut sebagai sesuatu hal yang menyenangkan seperti saat menonton film horor atau mendengar kisah menakutkan. Meski mereka tahu bahwa hal tersebut adalah suatu yang menakutkan, tetapi otak mengirimkan pesan bahwa hal ini tidaklah nyata.
ADVERTISEMENT
Bagaimana bisa menyenangkan?
Hal ini disebabkan karena film horor pada umumnya ditonton di tempat yang nyaman seperti di bioskop bersama dengan teman dekat atau di rumah bersama pasangan dan keluarga. Sehingga, daripada 'mengancam', menonton film horor justru menimbulkan sensasi layaknya sebuah kegembiraan.
Bukan tanpa alasan jika film horor membuat orang penasaran bahkan ketagihan. Dikutip dari Medical Daily, menurut seorang psikolog bernama Frank T. McAndrew, secara psikologis menyaksikan film horor dapat meningkatkan gairah di dalam diri. Menonton adegan yang menakutkan dapat meningkatkan perhatian otak sekaligus meningkatkan suasana hati bagi sebagian orang. Itu sebabnya, genre horor memiliki banyak penggemar di dunia.
Selain itu, Sosiolog Margee Kerr juga menambahkan bahwa rasa takut yang muncul saat menonton film horor adalah semacam menimbulkan euforia, yaitu perasaan nyaman atau gembira yang berlebihan. Jadi, meski takut, mereka akan tetap untuk menonton film horor tersebut.
ADVERTISEMENT
Lebih uniknya, dalam kebudayaan kita sendiri sejak dahulu memang senang dengan sesuatu yang berbau horor. Bedanya zaman dahulu kebanyakan tersebar melalui kisah dari mulut ke mulut. Jika dilihat dari sisi positif, pesan moral yang terkandung dalam kisah horor malah lebih efektif karena ingatan cenderung akan lebih kuat dengan rasa takut.