Konten dari Pengguna

Kurikulum Merdeka dan Momentum Revolusi Guru

Arif Yudistira
Peminat Dunia Pendidikan dan Anak. Penulis Buku Momong (2022). Pengasuh SD Muhammadiyah MBS Prambanan
2 Juli 2023 5:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arif Yudistira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sekolah Anak dengan Kurikulum Cambridge International. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sekolah Anak dengan Kurikulum Cambridge International. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apa yang membedakan antara kurikulum merdeka dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya? Kekuatan kurikulum merdeka ada pada bagaimana Nadiem Makarim menghidupkan spirit atau etos KI Hadjar Dewantara.
ADVERTISEMENT
Nadiem mencoba merancang kurikulum yang mengembalikan kembali ruh serta gagasan KI Hajar Dewantara. Gagasan pendidikan karakter, pendidikan berkebudayaan dan gagasan pendidikan yang memerdekakan diangkat dalam kurikulum merdeka melalui platform “Merdeka Belajar”.
Platform Merdeka Belajar tidak hanya dirancang sebagai sebuah media belajar semata. Merdeka belajar tidak hanya merupakan tempat serta ruang kreatif bagi para guru dan murid, tetapi juga medium untuk mengenalkan kembali, atau lebih tepatnya memasukkan kembali gagasan pokok KI Hadjar Dewantara dalam membangun pendidikan kita.
Nadiem sebagai menteri sebenarnya memberikan ruang kebebasan yang luas bagi para guru untuk bergerak sendiri dan mengambil kesempatan untuk belajar dan saling mengapresiasi dalam praktik pembelajaran.
Soewardi Soeryaningrat atau Ki Hadjar Dewantara. Foto: Prachaya Roekdeethaweesab/shutterstock
Praktik pembelajaran yang diposting dan dievaluasi bersama hanya salah satu medium untuk berjejaring dan saling memberi masukan mengenai sampai di mana kualitas pembelajaran dari para guru.
ADVERTISEMENT
Para guru bisa saling belajar dari para guru inspiratif dari seluruh negeri bagaimana metode mengajar yang baik dan maksimal yang bisa diterapkan dalam kurikulum merdeka.
Sebagai kurikulum yang didesain secara holistik, sebenarnya platform merdeka belajar cukup memberi ruang edukatif dan ruang reflektif bagi para guru sebelum sampai pada metode dan praktik pembelajaran di kelas.
Dari tahapan konseptual, sebenarnya kurikulum ini sudah memberi rambu-rambu dan garis besar bagaimana konsep dan pokok-pokok menjadi guru ideal dan kurikulum yang ideal melalui wacana sederhana yang disuguhkan yang bisa dipelajari guru.
Ilustrasi guru mengajar. Foto: Shutterstock
Pemerintah memang sengaja memberi kesempatan yang sama untuk semua guru agar bisa berkembang semaksimal mungkin baik dalam kemampuan pedagogik maupun dalam kemampuan profesional mengajarnya.
ADVERTISEMENT
Ruang di platform merdeka belajar memberi kesempatan guru untuk menguji diri atau lebih berefleksi sampai di mana dan tahap apa kemampuan pedagogik saya.
Apa yang harus saya tingkatkan untuk menjadi guru yang lebih maju, kompetitif dan kompeten bagi murid-murid saya? Pengetahuan apa saja yang harus saya pelajari agar saya menjadi guru yang merdeka? Semua itu sejatinya sudah disediakan di platform merdeka belajar.

Teknologi sebagai Medium

Ilustrasi anak belajar baca, tulis, dan berhitung (Calistung). Foto: Kdonmuang/Shutterstock
Kurikulum Merdeka memang semula dirancang sebagai kurikulum yang didesain adaptif terhadap perkembangan dunia dan teknologi saat ini. Pada awal munculnya kurikulum merdeka, kondisi Indonesia dan dunia sedang mengalami pandemi.
Kurikulum ini dirancang untuk mengatasi problem menurunnya kualitas pendidikan di Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan, maka dirancanglah Kurikulum Merdeka sebagai salah satu solusi bagi pendidikan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Teknologi dan media informasi tidak bisa dipungkiri menjadi dunia yang akrab dengan anak-anak kita. Anak-anak kita lebih cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital terkini.
Melalui jaringan smartphone mereka, para anak-anak ini menggunakan teknologi untuk mengetahui berbagai trend, jejaring pertemanan hingga makanan dan kesukaan mereka.
Ilustrasi pendidikan di Indonesia. Foto: Kemendikbudristek
Teknologi di kurikulum merdeka sejatinya hanyalah medium. Kesusahan, kesulitan guru-guru lama yang memerlukan proses adaptasi bisa dikejar dengan belajar. Jangan sampai dengan adanya medium teknologi ini, guru justru dibebani oleh kurikulum merdeka.
Pesatnya perkembangan teknologi, interkonektifitas antar daerah harus membawa kemajuan dan pencerahan. Kurikulum merdeka hendak mengajak para guru dan para pemangku yang ada di dunia pendidikan saling terhubung, saling menginspirasi dan saling belajar bersama.
ADVERTISEMENT
Pendidikan harus menjadi jembatan dan jalan bagi ruang-ruang solutif yang semakin kompleks. Pendidikan dan teknologi harus membuka jalan bagi hadirnya ruang-ruang kreatif dan merdeka agar anak-anak muda kita mendapatkan ruang berkembang yang lebih maksimal untuk menggapai cita-cita mereka.
Ilustrasi teknologi cloud computing atau komputasi awan. Foto: Shutter Stock
Sebagai sebuah medium, teknologi tidak boleh selalu menjadi kambing hitam dan juga titik masalah semata. Teknologi harus menjadi ruang dan jalan keluar bagi setiap masalah manusia sebagaimana awal dan misi pertama teknologi diciptakan.
Melalui integrasi teknologi dan pendidikan, sudah bukan saatnya kita anti terhadap kemajuan dan perkembangan teknologi, tetapi kita harus mensiasati dan meminimalisir dampak negatif serta mengontrolnya.
Di era saat ini, mustahil kita hidup tanpa teknologi dan kemajuannya. Kita mesti terus adaptif dan menghindari tubuh dan pikiran kita terbawa pada aras dan arus negatif teknologi tanpa antipati terhadapnya.
ADVERTISEMENT

Momentum

Ilustrasi Orang Tua Berbicara dengan Guru Anak di Sekolah. Foto: Shutterstock
Kurikulum Merdeka adalah momentum untuk revolusi guru. Guru harus merevolusi cara berpikirnya dengan kurikulum merdeka. Guru harus berangkat dari titik pijak dan konsepsi yang sama bagaimana pandangan Ki Hadjar telah memberikan konsep pengajaran dan pendidikan.
Bila guru berangkat pada titik pijak yang sama secara konseptual dan landasan berpikirnya, saya percaya pendidikan Indonesia akan semakin bangkit dan menemukan kembali ruhnya.
Iktikad baik Nadiem Makarim merancang kurikulum merdeka dengan tidak meninggalkan warisan pemikiran Ki Hadjar Dewantara harus terus didukung dan dikembangkan.
Ilustrasi Guru Mengajar di Sekolah Foto: Shutter Stock
Kurikulum ini harus menjadi awal dan pijakan untuk mengembangkan lebih jauh pendidikan yang lebih adaptif, lebih kompetitif, lebih memanusiakan manusia dan lebih merdeka.
Ruang serta medium yang sudah diberikan oleh Kemenristekdikbud harus digunakan seluas-luasnya dan dikembangkan sekreatif mungkin agar pendidikan Indonesia makin berkualitas dan semakin adaptif dengan perkembangan zaman saat ini.
ADVERTISEMENT
Guru harus merebut dan menjadi penggerak pendidikan yang kompeten, kompetitif dan saling menginspirasi bersama kurikulum merdeka. Jangan sampai sebaliknya, guru menjadi semakin jauh tertinggal dan tidak memanfaatkan ruang yang ada di kurikulum merdeka.