Korean Wave atau Hallyu, Demam Baru di Masyarakat?

arindanvts
mahasiswa ilmu komunikasi UMY
Konten dari Pengguna
30 Desember 2020 5:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari arindanvts tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sumber foto: Flavor of Life-Wordpress.com
Korean Wave atau Hallyu merupakan istilah yang diberikan untuk budaya popular Korea Selatan yang tersebar secara global di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia (Shim, 2006). Korean wave menjual kebudayaan Korea Selatan dengan memadukan kehidupan kebudayaan tradisional dan kebudayaan modern saat ini melalui film, musik, gaya hidup dan juga produk industri hiburan seperti drama televisi. Korean wave tidak sebatas memasarkan budaya Korea Selatan, tetapi juga mampu memasarkan produk-produk komersial dan pariwisata kepada masyarakat di berbagai negara, dengan kata lain Korean wave bukan sekedar perluasan industri negara namun telah menjadi kekuatan tersendiri bagi Korea Selatan. Korean wave sedari awal memang telah dipersiapkan untuk dipasarkan ke berbagai belahan dunia sejalan dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah Korea Selatan, dengan tujuan untuk menghapus citra bangsa yang tradisional dan membangun citra nasional yang lebih modern.
ADVERTISEMENT
Korean wave melingkupi berbagai kebudayaan dan industri hiburan yang ada di Korea Selatan. Jika membicarakan Korean wave tentunya tidak akan jauh dari Korean Pop (K-Pop) dan Korean Drama (K-Drama). K-Pop merupakan sebutan untuk musik pop Korea dengan memadukan musik dan gerakan tarian yang energik, hal tersebut merupakan selling point tersendiri untuk memikat masyarakat luas. Sedangkan K-Drama merupakan drama televisi yang menyuguhkan berbagai cerita yang menarik mulai dari isu politik dan sosial, persahabatan, keluarga hingga percintaan. Di Indonesia sendiri, penyebaran budaya popular Korea di mulai sejak tahun 2002 dengan menayangkan Mother’s Sea. Mother’s Sea merupakan K-Drama yang pertama kali ditayangkan di televisi Indonesia lalu disusul dengan penayangan Endless Love. Tercatat bahwa terdapat lebih dari 50 drama Korea yang sudah di tayangkan di stasiun televisi Indonesia hingga sekarang dan terus meningkat. Sejak saat itu, Korean wave mulai menyebar di Indonesia melalui K-Drama dan disusul dengan masuknya musik pop atau K-Pop. K-Pop mulai masuk di Indonesia pada tahun 2011 melalui program televisi yang menayangkan musik mingguan Korea Selatan, menyebabkan masyarakat semakin mengenal adanya boyband dan girlband dari negeri gingseng tersebut. Dengan musik yang easy listening dan gerakan tarian yang energik menjadikan K-Pop mudah di gemari oleh masyarakat. Terbukti dengan munculnya SMASH dan Cherrybelle sebagai boyband dan girlband pertama di Indonesia yang berkiblat pada K-Pop.
ADVERTISEMENT
Teknologi memiliki peran penting dalam penyebaran Korean wave. Perkembangan teknologi semakin memudahkan kehidupan terutama dalam bidang telekomunikasi. Masyarakat dapat dengan mudah dan cepat dalam memperoleh berbagai informasi baik dari dalam maupun luar negeri, selain itu perkembangan teknologi juga mempermudah adanya penyebaran budaya. Awal mula penyebaran budaya ini melalui tayangan televisi, dimana hampir setiap hari terdapat tayangan yang berhubungan dengan budaya popular Korea Selatan seperti drama atau acara musik mereka. Tidak ketinggalan, internet sekarang ini menjadi media yang intensif dalam penyebaran Korean wave. Informasi-informasi mengenai budaya popular Korea Selatan dapat dengan mudah di temukan di internet dan media massa lainnya seperti youtube, instagram, atau twitter. Adapun situs-situs legal yang menyediakan saluran khusus untuk menikmati acara-acara Korea Selatan sehingga masyarakat dapat dengan mudah menikmatinya. Dengan kemudahan-kemudahan di atas, tidak mengherankan jika saat ini budaya Korea merupakan demam baru di masyarakat dan memunculkan komunitas-komunitas masyarakat pecinta budaya Korea. Kemunculan komunitas tersebut memiliki kurang lebih 50.000 anggota yang tergabung. Sarah Leung (2011) menyatakan bahwa Korean wave telah sukses menghasilkan konstruksi citra, seksualitas, feminitas, maskulinitas dan moralitas yang baru pada masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat dinyatakan cenderung dapat mengetahui dan mengindetifikasi nilai budaya yang dibawa oleh Korean wave melalui produk-produk yang beredar. Penggemar budaya Korea pada akhirnya mencari tahu dan belajar banyak tentang budaya tersebut secara lebih luas lagi. Hal tersebut menimbulkan dua tipe masyarakat sebagai penggemar kebudayaan Korea. Masyarakat dapat berperan aktif dan secara sadar untuk memilih dan mencari tahu informasi-informasi yang beredar demi memuaskan kebutuhannya, adapun masyarakat yang bersifat pasif dan mudah terpengaruh dengan adanya budaya Korea ini seperti mulai mengikuti style berpakaian, cara berbicara dalam keseharian, dan dapat mempengaruhi emosional seseorang. Pecinta Korea juga memiliki rasa loyalitas yang tinggi terhadap apa yang mereka sukai, dibuktikan dengan selalu membeli pernak-pernik yang berhubungan dengan artis favorit mereka walaupun dengan harga yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Melihat bagaimana Korean wave berhasil menyebarkan kebudayaan sekaligus memperkenalkan produk-produk komersial mereka, Korean wave dapat dikatakan sebagai instrumen dalam memperoleh keuntungan bagi Korea Selatan. Keuntungan tersebut di dapat dari berbagai macam bidang, dimulai dari besarnya ekspor produk program televisi Korea Selatan yang terus mengalami peningkatan yang signifikan, salah satu program televisi yang memberikan keuntungan besar yaitu Winter Sonata yang meraup keuntungan sebesar 1,1 miliyar dolar Amerika di Jepang. Keuntungan ekonomi juga diperoleh dari program musik K-Pop yang dapat dilihat dari jumlah kopi lagu yang terjual dan popularitas dari lagu tersebut, bahkan sebuah grup K-Pop dapat menjual 100.000 kopi lagu dalam sekali promosi. Selain itu produk komersial di pasar internasional juga mengambil bagian, seperti semakin meningkatnya penggunaan gadget dan kosmetik untuk mendapatkan penambilan ke-Koreaan. Tidak ketinggalan dalam bidang pariwisata, Korean wave sendiri menjadi sarana promosi organisasi pariwisata Korean Tourism Organization (KTO). KTO memanfaatkan lokasi-lokasi yang ada dalam drama untuk dijadikan sebagai kunjungan wisata, terbukti dengan kunjungan industri pariwisata di Korea Selatan yang mengalami peningkatan jumlah turis asing.
ADVERTISEMENT
Korean wave merupakan bentuk strategi Korea Selatan yang berhasil untuk menyebarluaskan kebudayaan yang dimiliki sekaligus untuk meningkatkan perekonomian di Korea Selatan. Korean wave adalah budaya popular yang menggabungkan kebudayaan tradisional dan kebudayaan modern sehingga menciptakan kebudayaan baru yang fresh di masyarakat luas. Banyak hal-hal unik yang ditemukan masyarakat pada budaya Korea sehingga tidak mengherankan jika budaya Korea sekarang ini menjadi demam baru dikalangan masyarakat. Hal-hal yang berbau Korea dapat dengan mudah di temukan dan menjadi keseharian yang tidak bisa ditinggalkan bagi para penggemarnya.