news-card-video
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Revenge Bedtime Procrastination: Lelah, tetapi Sulit untuk Tidur

Arini Rosadi
Mahasiswa Universitas Syiah Kuala, Fakultas Kedokteran, Program Studi Psikologi
12 Maret 2025 15:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arini Rosadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar: Freepik (www.freepik.com)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: Freepik (www.freepik.com)
ADVERTISEMENT
Pernahkah kalian merasa ingin menunda waktu tidur hanya untuk sekadar bermain ponsel, menonton film , atau bermain gim hingga larut malam? Padahal, tubuh sudah lelah setelah beraktivitas seharian penuh dan tahu bahwa esok harus bangun pagi, tetapi tetap memilih untuk begadang, bahkan hingga subuh? Jika iya, bisa jadi kalian mengalami fenomena revenge bedtime procrastination (RBP).
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, apa itu revenge bedtime procrastination? Apa penyebabnya, dan bagaimana solusinya? Yuk, cari tahu lebih lanjut!
Apa Itu Revenge Bedtime Procrastination?
Istilah revenge bedtime procrastination pertama kali muncul dalam publikasi di Tiongkok pada tahun 2016. Revenge bedtime procrastination (RBP) adalah fenomena ketika seseorang sengaja mengorbankan waktu tidurnya demi mendapatkan waktu luang, terutama karena jadwal harian yang padat. Bagi mereka dengan pekerjaan bertekanan tinggi yang menyita banyak waktu, kebiasaan ini menjadi cara untuk menikmati hiburan, meskipun berdampak pada kurang tidur. Meskipun terasa menyenangkan saat itu, begadang lalu bangun pagi dapat menyebabkan kurang tidur yang serius. Hal ini berdampak negatif pada kesehatan mental, fisik, dan emosional, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
ADVERTISEMENT
Penyebab terjadinya Revenge Bedtime Procrastination
Fenomena ini sering kali terjadi pada individu dengan jadwal harian yang padat, terutama mahasiswa dan pekerja yang menghadapi tekanan akademik atau pekerjaan tinggi. Beberapa faktor yang membuat seseorang rentan mengalami RBP antara lain:
1). Kurangnya Pengendalian Diri
Kurangnya pengendalian diri ternyata memiliki keterkaitan dengan RBP. Ketika individu berusaha untuk tidur tepat waktu, tetapi terganggu oleh distraksi seperti media sosial, gim, atau aktivitas lain yang dianggap lebih menyenangkan dibandingkan tidur, mereka kesulitan mengendalikan godaan untuk tetap terjaga.
2). Rutinitas Harian yang Padat
Orang dengan jadwal harian yang sibuk sering kali merasa tidak memiliki cukup waktu luang di siang hari, sehingga mereka mengorbankan waktu tidur untuk mendapatkan waktu bersantai.
ADVERTISEMENT
3). Stres dan Tekanan Kerja atau Akademik yang Tinggi
Tuntutan akademik atau pekerjaan yang tinggi dapat menyebabkan stres, sehingga individu cenderung menunda tidur demi mencari hiburan sebagai cara untuk bersantai setelah hari yang melelahkan.
4). Pengaruh Teknologi dan Media Digital
Di era digital saat ini, teknologi dan media digital menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan individu kesulitan mengendalikan diri. Keberadaan smartphone, media sosial, dan layanan hiburan yang dapat diakses selama 24 jam sehari menyebabkan banyak orang menunda waktu tidur, yang pada akhirnya berdampak pada kinerja akademis.
Solusi untuk Mengatasi Revenge Bedtime Procrastination
Dikutip dari Sleep Foundation, cara paling efektif untuk mencegah RBP adalah dengan menjaga pola tidur yang sehat dan konsisten. Membentuk pola tidur yang teratur tidak bisa dilakukan hanya dalam satu malam, tetapi harus dijaga secara terus-menerus. Selain itu, menerapkan rutinitas sebelum tidur dapat membantu tubuh beradaptasi dan mengurangi dorongan untuk begadang. Beberapa kebiasaan positif yang bisa diterapkan sebelum tidur antara lain:
ADVERTISEMENT
• Menjaga waktu tidur dan bangun pagi yang konsisten, termasuk pada hari libur.
• Menghindari alkohol atau kafein di sore atau malam hari.
• Menghentikan penggunaan perangkat elektronik, termasuk ponsel dan tablet, setidaknya 30 menit sebelum tidur.
• Membentuk rutinitas sebelum tidur, seperti membaca buku, bermeditasi, atau melakukan peregangan ringan untuk membantu tubuh rileks.
• Menciptakan lingkungan kamar tidur yang nyaman, gelap, dan tenang, serta menggunakan kasur dan perlengkapan tidur yang mendukung kualitas tidur.
Ruang tidur yang nyaman dapat membantu mengurangi keinginan untuk melakukan aktivitas lain yang bisa mengorbankan waktu tidur.
Kesimpulan
Revenge bedtime procrastination (RBP) adalah kebiasaan menunda tidur demi waktu luang, meskipun sadar akan dampak negatifnya. Fenomena ini sering dialami oleh mahasiswa dan pekerja dengan jadwal padat. Untuk mengatasinya, penting untuk menjaga jadwal tidur yang konsisten dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman. Dengan kebiasaan tidur yang baik, kualitas istirahat dapat meningkat dan dampak buruk RBP bisa diminimalisasikan.
ADVERTISEMENT
Referensi
Azwar, M., Shafqat, A., Fatima, M., Ijaz, F., Naseem, R., & Aftab, R. K. (2024). Correlation of revenge bedtime procrastination with academic performance in undergraduate students of medical sciences: An online cross-sectional study. Global Journal of Medical, Pharmaceutical, and Biomedical Update, 19(4).
Sleep Foundation. (n.d.). Revenge bedtime procrastination. Sleep Foundation. Retrieved March 10, 2025,