AUKUS: Dilema Keamanan Kawasan dan Kepentingan Amerika Serikat

Arini Alfa Hasanah
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Konten dari Pengguna
20 Oktober 2022 21:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arini Alfa Hasanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto kolase/dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto kolase/dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Pada 15 September 2021 tiga negara yakni Australia, Amerika Serikat dan Inggris mengumumkan kerja samanya dengan membuat suatu pakta pertahanan yang dinamakan AUKUS. Melalui pembentukan pakta AUKUS ini, ketiga negara memiliki tujuan utama untuk keamanan kolektif khususnya di kawasan Indo pasifik, yang mana pokok AUKUS ini untuk menyediakan armada kapal selam bertenaga nuklir yang ditujukan untuk Angkatan Laut Australia. Pakta keamanan ini diperkuat dengan alasan kompleksitas permasalahan yang ada di kawasan Asia pasifik, salah satunya yakni konflik Laut Cina Selatan.
ADVERTISEMENT
Laut Cina Selatan pada dasarnya merupakan wilayah yang memiliki peran geopolitik yang sangat besar bagi beberapa negara disekitarnya, termasuk Cina. Klaim Cina atas sebagian besar wilayah di Laut Cina tersebut membawa kontroversi, dan tentu saja melibatkan beberapa negara di kawasan Asia. Selain dalam sektor perikanan dan perdagangan, Laut Cina Selatan bagi Cina sendiri sangat penting untuk strategi militer, terutama dalam strategi kapal selam bertenaga nuklir dan deterrence yang dimilikinya.
Munculnya Cina sebagai negara besar di kawasan Asia, bahkan bisa dikatakan hampir mengikuti jejak Amerika Serikat yang selama ini berhasil menyandang dan mempertahankan gelar sebagai negara super power, secara tidak sadar mengundang Amerika Serikat untuk banyak mencampuri berbagai persoalan di kawasan tersebut. Dari kasus Laut Cina Selatan sendiri Amerika Serikat juga pada dasarnya memiliki kepentingan dan kebutuhan, melihat Amerika Serikat juga banyak memiliki hubungan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Asia serta sangat berpengaruh terhadap mobilitas militernya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, melihat pengaruh atau power Cina saat ini, terkhusus di kawasan Asia pasifik, tentunya menimbulkan kekhawatiran Amerika Serikat atas pengaruhnya di kawasan tersebut. Amerika Serikat sampai saat ini cukup banyak terlibat dalam konflik Laut Cina Selatan, karena pada dasarnya ini merupakan salah satu strateginya dalam mendapat dukungan politik dan militernya dari negara-negara yang ikut terlibat dalam konflik tersebut.
Oleh karena itu, pembentukan pakta AUKUS ini disebut-sebut merupakan salah satu strategi Amerika Serikat dalam mengimbangi pengaruh Cina di kawasan Asia pasifik. Terlepas dari klaim ketiga negara tersebut atas pembentukan AUKUS yakni demi keamanan di kawasan, faktanya rivalitas antara Amerika Serikat dengan Cina sangat besar. Oleh sebab itu, tidak menutup kemungkinan bahwasanya pembentukan AUKUS ini sangat erat dengan kepentingan besar Amerika Serikat di kawasan Asia pasifik. Lantas bagaimana respon Cina atas pembentukan pakta AUKUS ini?.
ADVERTISEMENT
Pemberian bantuan oleh Amerika Serikat kepada Australia untuk pengembangan kapal selam nuklir tersebut membawa berbagai reaksi dari banyak negara di kawasan Asia pasifik, salah satunya respon keras yang dilontarkan Cina. Cina menyatakan bahwasanya pembentukan pakta AUKUS ini adalah bentuk ketidak konsistenan Amerika Serikat terhadap hukum internasional serta dapat melemahkan aturan non proliferasi nuklir. Perjanjian non proliferasi merupakan perjanjian yang mengatur pengayaan dan transfer bahan nuklir untuk perdamaian yang ditujukan kepada negara dengan izin atas nuklir dan negara yang tidak memiliki hak atas pengembangan nuklir.
Akan tetapi, dengan hadirnya aliansi AUKUS yang bertujuan untuk keamanan kawasan ini, justru memberikan kesan kontradiktif dengan respon yang datang dari berbagai pihak. Selain itu, respon keras yang dilontarkan Cina disini tentunya menandakan bahwa akan menambah daftar panjang ketegangan yang terjadi antara Amerika Serikat dengan Cina selama ini. Tidak hanya pada kasus Laut Cina Selatan saja, sebelumnya kita sudah tahu bahwasanya Cina memiliki konflik ‘perang dagang’ dengan Amerika Serikat, keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik Taiwan-Cina dan konflik lainnya, yang memang dengan jelas memperlihatkan hubungan antara kedua negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Jadi dapat dikatakan bahwa proyek kapal selam tersebut merupakan titik krusial dari tujuan ketiga negara dalam pertukaran informasi dan teknologi dalam sejumlah bidang seperti teknologi kuantum, intelijen dan pengadaan misil jelajah. Hal tersebut pada akhirnya memungkinkan Australia memiliki kapal selam yang lebih sulit dideteksi, dan menembakkan misil dengan jarak yang lebih jauh, serta mampu lebih lama menyelam jika dibandingkan dengan kapal selam konvensional lainnya.
Dari sini maka timbullah kekhawatiran akan munculnya kemungkinan terburuk lainnya yang mungkin akan muncul di tengah-tengah pembentukan AUKUS, yakni perlombaan senjata di antara kedua negara tersebut di kawasan Asia pasifik. Karena fokus daripada pembentukan pakta AUKUS ini adalah bantuan Amerika Serikat kepada Australia untuk mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir yang sebelumnya hanya mereka bagi kepada Inggris. Kemudian, saat ini Cina juga cukup memfokuskan negaranya kepada militer, dan terbukti saat ini Cina termasuk kedalam negara dengan kekuatan militer yang besar mengikuti Rusia dan Amerika Serikat. Meskipun teknologi kapal selam yang akan dikembangkan AUKUS ini tidak dipasangkan hulu ledak nuklir, akan tetapi pakta pertahanan ini seakan memukul Cina secara perlahan di kawasan tersebut.
ADVERTISEMENT
Karena tentunya, hal tersebut akan menimbulkan security dilemma dari Cina, dan bahkan negara-negara lainnya di kawasan Asia pasifik. Security dilemma, dan bukan tidak mungkin pada akhirnya menimbulkan perlombaan senjata di kawasan Asia-pasifik, karena melihat kepentingan besar yang dibawa oleh Amerika Serikat melalui pakta AUKUS berbenturan dengan keberadaan Cina yang juga dapat dikatakan sebagai negara dengan kekuatan terbesar di kawasan Asia. Ketegangan kedua negara di kawasan tersebut secara tidak langsung akan mengganggu stabilitas keamanan negara-negara di Asia pasifik, dan melihat bahwa sepertinya kawasan ini akan dan bahkan sudah menjadi arena proxy war para negara besar, dan dalam konteks ini yaitu antara Amerika Serikat dengan Cina. Karena pada dasarnya selain Amerika Serikat, Cina juga memiliki pengaruh sangat besar di kawasan.
ADVERTISEMENT
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembentukan pakta AUKUS ini sudah sangat jelas memperlihatkan persaingan geopolitik, khususnya dalam dominasi kawasan yang juga semakin memanas. AUKUS juga merupakan manuver yang dilakukan ketiga negara untuk melawan kekuatan Cina. Negara-negara di kawasan Asia-pasifik juga secara tidak langsung akan terkena dampak dari persaingan geopolitik antara Amerika Serikat dan Cina. Oleh karena itu, fenomena AUKUS ini sudah sepatutnya menjadi isu yang perlu diperhitungkan oleh negara-negara di kawasan, untuk kemungkinan terburuk yang mungkin akan terjadi yakni eskalasi konflik antara Amerika Serikat dan Cina.