Pengaruh Televisi Terhadap Perilaku Anak

Atta
mahasiswa ilmu komunikasi UMY
Konten dari Pengguna
23 Januari 2021 14:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Atta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengaruh Televisi Terhadap Perilaku Anak
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Televisi (TV) adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata “tele” dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.
ADVERTISEMENT
Kotak televisi pertama kali dijual secara komersial sejak tahun 1920-an dan sejak saat itu televisi telah menjadi barang biasa di rumah, kantor bisnis, maupun institusi, khususnya sebagai sumber kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi media periklanan. Sejak 1970-an, kemunculan kaset video, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray, juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk melihat materi siaran serta hasil rekaman. Dalam tahun-tahun terakhir, siaran televisi telah dapat diakses melalui Internet, misalnya melalui IPlayer dan Hulu.
Sebagai produk komunikasi moderen, wajar bila media televisi dalam waktu singkat dapat membuat hati masyarakat dunia dan bahkan sekarang televisi sudah menjai bagian dari kebutuhan manusia, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Pesan yang disampaikan melalui televisi juga dapat masuk ditengah tengah keluarga, kelompok masyarakat, anak-anak, wanita, maupun pria sampai orang perkotaan maupun pedesaan. Tapi, televisi juga seperti produk komunikasi lainnya yang memiliki kekurangan apalagi dampak negatif pada anak-anak.
ADVERTISEMENT
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian televisi secara etimologi diartikan sebagai proses penyiaran gambar melalui glombang frekuensi (Poerwodarminto, 1996:1028). Seperti halnya dengan produk komunikasi lainnya, televisi pada pokoknya juga mempunyai dua fungsi yaitu fungsi pendidikan dan fungsi hiburan.
Pertama yaitu fungsi pendidikan. Pada fungsi ini anak merupakan aset yang berharga bagi bangsa, masa depan bangsa tergantung pada generasi berikutnya atau bisa dikatakan bahwa yang sekarang adalah anak-anak meraka akan menjadi pewaris dari generasi terdahulu untung mempersiapkan generasi berikutnya maka kita harus mendidik anak sebaik mungkin mulai dari perilaku, sopan santun, dan akal mereka.
ADVERTISEMENT
Persiapan ini tentu butuh kesabaran dan keuletan, pendidikan tidak hanya melalui sekolah saja melainkan didikan dari orang tua juga sangat berpengaruh dengan kesiapan anak dalam mempersiapkan masa depannya, pendidikan bukan hanya berada di sekolah tetapi televisi juga bisa memberikan pendidikan terhadap anak, maka dari itu apa yang dikonsumsi anak dal televisi juga harus kita perhatikan jangan sampai anak anak memengonsumsi hal-hal negatif. Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak ramai. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran kepada masyarakat.
Fungsi kedua yaitu hiburan atau the entertainment function. Dikebanyakan negara terutama yang masyarakatnya bersifat agraris, fungsi hiburan yang melekat pada televisi tampaknya dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Seperti yang kita tahu bahwa saluran televisi juga memiliki banyak siaran seperti berita, kartun, dan sinetron. Bukan hanya itu tetapi masih banyak lagi peran orang tua disini sangat dibutuhkan agar bisa memilih hiburan yang tepat bagi anak-anak mereka, jika orang tua salah dalam mengambil atau menyajikan hiburan bagi anak ina akan berdampak fatal bagi anak.
ADVERTISEMENT
Ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi khususnya pada acara film kartun. Pertama dampak kogntif yaitu kemampuan seseorang /pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa. Kedua dampak pemirsa yaitu pemirsa diharapkan pada trendi actual yang ditayangkan televisi. Ketiga dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dampak lain yang ditimbulkan menonton tayangan televisi bagi anak diantaranya sebagai berikut, pertama sikap ingin mendapatkan atau mencapai sesuatu selekas mungkin. Kurang menghargai proses dan hanya ingin hasil yang instan, kurang dapat membedakan khayalan dan kenyataan, ada juga dampak perilaku karena anak suka meniru, mereka akan meniru perilakunya yang ada pada idolanya baik mengenai tingkah lakunya, cara bicaranya dan lain-lain. Ada juga dampak lain yaitu pendidikan yaitu menyita waktu dan mengurangi perhatian dan minat belajar.
ADVERTISEMENT
Tapi bukan hanya punya kelebihan, televisi juga punya kekurangan yang tentunya berdampak juga pada anak anak, oleh sebab itu membicarakan dampak terhadap anak tidak akan pernah selesai, selain itu posisi waktu dan tayangan ditelivisi seperti film kartun untuk anak yang sedikit dan terbatas bukanlah faktor mutlak yang menyebabkan terganggunya kepribadian anak (Azhra Kuswandi, 1996:63).
Televisi juga miliki dampak negatif diantaranya membuat anak lebih kasar karena meniru film kartun yang ia tonton seperti Tom and Jerry, Oggy, dan lainnya yang memperlihatkan kekerasan sebagai suatu lelucon hal ini membuat sang anak berpikir bahwa jika ia melakukan hal tersebut maka itu adalah sebuah lelucon.
Dampak lain nya adalah anak anak bisa lalai dalam membagi waktunya antara bermain, menonton tv, dan belajar. Tv memang bisa melalaikan anak, hal ini membuat orang tua harus berhati hati dalam mengatur pola waktu anak.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya uraian di atas dampak lain yang tdak kalah mengerikan bagi anak adalah membuat anak menjadi ketagihan atau ketergantungan pada televisi. Contohnya saat anak anak makan biasanya ibu akan menyalakan televisi untuk hiburan agar anak mau makan dan fokusnya terlihkan hal ini bisa membuat kebiasaan higga ia dewasa, bukan makan di ruang makan melainkan ia akan makan di depan televisi.
Kita tidak bisa membendung perkembangan teknologi yang begitu derasnya, yang kita bisa lakukan adalah beradaptasi dan membuat perubahan itu menjadi sesuatu yang positif. Dunia ini akan terus menerus berkembang begitu pula otak kita. Anak-anak adalah aset bangsa yang kita harus jaga dan persiapkan untuk memimpin bangsa ini agar bangsa ini tidak hancur, maka dari itu persiapan yang matang dan mental yang tangguh harus terus diterapkan. TV bukanlah penghalang anak-anak untukk meraih kesuksesan akan tetapi televisi bisa menemani anak anak untuk memperoleh kesuksesan. Dengan televisi anak jadi memiliki banyak sumber ilmu yang bisa mebuat anak mengetahui banyak hal dan merupakan jendela dunia dimana anak bisa melihat apa yang terjaadi di belahan dunia lain tanpa harus kesana.
ADVERTISEMENT
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai orang tua untuk mengatur dan memberikan anak tontonan sesuai dengan porsinya , kita juga harus bisa memilih tontonan yang baik untuk kita dan keluarga untuk mempermudah itu maka kita mengenal yang namanya rating usia dan juga mengatur waktu bagi sang anak untuk bisa membagi waktu antara bermain, menonton televisi, dan belajar jangan sampai anak kita lalai dalam membagi waktunya. Tontonan televisi memanglah menghibur dan menarik akan tetapi jika kita mengkonsumsi berlebihan maka akan berdampak pada pisikis, sosial, dan mental anak anak sehingga menciptakan generasi yang buruk.