Konten dari Pengguna

Jangan Asal Mengajar! Kenalilah 5 Konsep Inti Pembelajaran

Ariq Hidayat
Tenaga Pendidik IAIN Kerinci, Pengamat Sosial & Ilmu Keislaman
2 Oktober 2024 12:59 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ariq Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi belajar mengajar, sumber: https://images.pexels.com/photos/5212342/pexels-photo-5212342.jpeg?auto=compress&cs=tinysrgb&w=1260&h=750&dpr=1
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi belajar mengajar, sumber: https://images.pexels.com/photos/5212342/pexels-photo-5212342.jpeg?auto=compress&cs=tinysrgb&w=1260&h=750&dpr=1
ADVERTISEMENT
Sehingga memicu persepsi bahwa pendidikan di indonesia berada di ujung tanduk kegagalan. Di samping itu, seorang guru yang mestinya sebagai suri tauladan dan contoh yang baik bagi para murid malah mencontohkan hal yang tidak baik. Maka barang tentu interaksi pembelajaran yang semestinya melahirkan manusia yang memiliki “akhlaqul-karimah” tidak akan pernah tercapai.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, bagi setiap guru dan pendidik pada umumnya harus mengenal konsep inti pembelajaran. Karena, kegiatan belajar mengajar merupakan interaksi antara guru dan murid, interaksi yang berlangsung antara guru dan murid melibatkan beragam komponen, baik itu komunikasi, emosi dan persepsi. Hubungan timbal balik antara guru dan murid akan selalu berkesinambungan dengan pesan dan kesan. Melalui pesan, baik secara verbal maupun visual memicu reaksi emosional dan kognitif untuk menangkap dan menafsirkan maksud yang diinginkan oleh guru, atau disebut dalam dunia pendidikan sebagai “transfer ilmu”. Sejatinya, kegiatan belajar dan mengajar tidak hanya melibatkan kegiatan fisik semata, tetapi belajar mengajar itu erat kaitannya dengan “keadaan mental”.
Dengan demikian, ketika seorang guru telah mengetahui prinsip dasar pendidikan itu adalah “aktivitas mental” maka pendekatan secara emosional sangatlah diperlukan. Namun tidak mengesampingkan lima konsep inti pembelajaran secara teoritis, tentunya sebagai acuan yang terukur dan sistematis yaitu:
ADVERTISEMENT
Model bisa juga disebut dengan pola, bentuk atau acuan. Sehingga pengertian dari model pembelajaran adalah acuan dalam belajar mengajar. Setiap model pembelajaran harus memiliki empat unsur yaitu:
a. Sintaks: adalah tahapan tahapan, atau bisa dikatakan sebagai langkah-langkah untuk mencapai target pembelajaran. Misalnya, pada pelajaran fikih, seorang guru yang mengampu mata pelajaran tersebut akan mulai menyusun rencana pembelajaran yang lengkap disertai dengan tujuan dan target pembelajaran, serta bagaimana langkah untuk mencapai target tersebut. Sehingga dengan menyusun rencana pembelajaran sedemikian rupa memiliki standardisasi yang jelas serta terukur sesuai dengan tingkat pemahaman murid.
b. Interpretasi sistem sosial: yaitu menyusun rencana pembelajaran dengan acuan kearifan lokal, agar membentuk pengembangan pembelajaran yang dinamis dan inovatif, sehingga mengajarkan murid untuk peka terhadap peristiwa sekelilingnya dan dapat memicu kreatifitas serta daya kritis dengan basis "studi kasus" yang relevan.
ADVERTISEMENT
c. Prinsip reaksi: adalah sikap guru memosisikan siswa dan memberikan respons. Hal ini erat kaitannya dengan pendekatan pembelajaran.
d. Sistem pendukung: adalah sarana untuk memudahkan siswa dan guru melakukan kegiatan belajar mengajar. Bisa berupa ruang multimedia, alat peraga dan sebagainya.
ilustrasi sarana perpustakaan, sumber: https://images.pexels.com/photos/7929249/pexels-photo-7929249.jpeg?auto=compress&cs=tinysrgb&w=1260&h=750&dpr=1
Setelah seorang guru menyusun acuan pembelajaran, maka hal yang harus diperhatikan adalah paradigma, cara pandang atau orientasi pembelajaran yaitu ada 3 pendekatan pembelajaran:
a. Teacher centered learning: guru sebagai pusat pembelajaran (contohnya: metode ceramah di mana murid hanya sebagai pendengar semata).
b. Student centered learning: guru sebagai fasilitator.
c. Student teacher collaboration: guru dan murid saling berkolaborasi.
Untuk mencapai target yang diinginkan tentulah memerlukan strategi yang jitu dan ampuh, begitupun dalam proses belajar mengajar. Maka strategi pembelajaran memiliki 4 unsur:
ADVERTISEMENT
a. Penentuan dan penetapan yang disesuaikan berdasarkan keinginan atau visi guru.
b. Menentukan pendekatan pembelajaran yang efektif melalui kajian dan pertimbangan yang matang.
c. Menentukan tahapan pembelajaran dengan melakukan observasi yang mendalam.
d. Menentukan kriteria keberhasilan atau standardisasi mutu penilaian yang tepat dan terarah.
Ketika target dan strategi telah ditetapkan maka perlu untuk memilah metode implementasinya diantaranya:
a. Metode ceramah
b. Metode demonstrasi
c. Metode diskusi
d. Metode simulasi
e. Metode debat
f. Metode simposium
g. Metode laboratorium dan lain-lain.
ilustrasi diskusi, sumber: https://images.pexels.com/photos/3183150/pexels-photo-3183150.jpeg?auto=compress&cs=tinysrgb&w=1260&h=750&dpr=1
Teknik pada hakikatnya bersifat situasional atau fleksibel, sesuai dengan kebutuhan dan keadaan yang dihadapi oleh pendidik. Adakalanya satu metode pembelajaran tidak bisa diterapkan disatu kelas tapi bisa di kelas lain, adakalanya pula satu pendekatan hanya bisa diterapkan pada mata pelajaran tertentu, begitupun seterusnya. Oleh sebab itu, guru atau pendidik harus memiliki tingkat observasi yang baik terhadap lingkungan dan situasi disekelilingnya.
ADVERTISEMENT