Konten dari Pengguna

Mengenal Garda Swiss Vatikan: Pasukan Tertua di Dunia yang Setia Menjaga Paus

Aris Kurniyawan
Hanya Bapak-Bapak Biasa, Menulis Karena Hidup Nggak Pernah Biasa - Sedang menyelesaikan Magister Teologi di STAKat Negeri Pontianak - Guru Partikelir Sekolah Katolik di Tangsel.
30 April 2025 10:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aris Kurniyawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Swiss guard sedang bertugas - Photo by Konrad Koller on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Swiss guard sedang bertugas - Photo by Konrad Koller on Unsplash
ADVERTISEMENT
Di tengah megahnya Basilika Santo Petrus dan hiruk-pikuk wisatawan di Vatikan, sosok pria berseragam cerah merah, biru, dan kuning berdiri tegak. Banyak orang mengira mereka adalah bagian dari pertunjukan budaya atau semacam cosplay keagamaan. Namun, di balik pakaian warna-warni tersebut tersembunyi dedikasi mendalam dari sebuah pasukan elite: Garda Swiss Vatikan, yang dikenal sebagai pasukan tertua di dunia yang masih aktif bertugas.
ADVERTISEMENT

Garda Swiss: Penjaga Setia Takhta Suci Sejak 1506

Kisah Garda Swiss Vatikan dimulai pada 22 Januari 1506, ketika Paus Julius II menerima kedatangan 150 tentara bayaran asal Swiss di tangga Istana Apostolik. Para prajurit muda ini tidak datang untuk sekadar menyapa, melainkan memenuhi panggilan khusus: menjadi penjaga pribadi Paus dan Tahta Suci. Reputasi tentara Swiss sebagai prajurit tangguh, disiplin, dan bermoral tinggi menjadi alasan utama Paus Julius II mempercayakan keselamatannya kepada mereka.
Langkah tersebut menjadi awal dari warisan panjang Garda Swiss, yang hingga kini terus menjalankan tugas dengan penuh kesetiaan. Menurut artikel Kumparan seputar sejarah Vatikan, Garda Swiss adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan spiritual dan keamanan Kepausan.

Tragedi Roma 1527: Pengorbanan Terbesar dalam Sejarah Garda Swiss

Peristiwa paling heroik dalam sejarah Garda Swiss terjadi pada 6 Mei 1527, saat tentara Kekaisaran Romawi Suci menyerbu Kota Roma dalam peristiwa yang dikenal sebagai Penjarahan Roma (Sack of Rome). Dalam kondisi kota yang porak-poranda, 189 anggota Garda Swiss berdiri melindungi Paus Klemens VII dari ribuan pasukan musuh.
ADVERTISEMENT
Dari jumlah itu, 147 orang gugur, namun keberanian mereka memungkinkan Paus melarikan diri melalui Passetto di Borgo, lorong rahasia yang menghubungkan Vatikan dengan Castel Sant’Angelo. Tragedi ini menjadi simbol kesetiaan tanpa syarat dan pengorbanan tertinggi. Setiap tahun pada tanggal yang sama, peristiwa ini diperingati dalam upacara pengambilan sumpah anggota baru Garda Swiss.
Untuk kisah serupa tentang pengorbanan prajurit dalam sejarah, Anda dapat membaca artikel Kumparan tentang prajurit penjaga pemimpin.

Seragam Berwarna Cerah dan Simbolisme Garda Swiss

Kostum khas garda swiss : photo pexels.com
Salah satu ciri khas Garda Swiss adalah seragamnya yang berwarna mencolok, dengan desain yang kerap dikaitkan dengan Michelangelo, meskipun ini belum terbukti secara historis. Seragam tersebut terdiri dari warna biru tua, merah marun, dan kuning keemasan, menggambarkan identitas dan martabat Vatikan.
ADVERTISEMENT
Di balik keindahan visualnya, seragam ini mencerminkan kesederhanaan dan penghormatan terhadap tradisi, dua nilai utama yang ditanamkan kepada setiap Garda Swiss. Dalam budaya populer, seragam ini menjadi simbol unik yang membedakan Garda Swiss dari pasukan pengawal lainnya, sebagaimana dibahas dalam rubrik gaya hidup Kumparan.

Pelatihan Fisik dan Spiritualitas Garda Swiss

Meskipun berseragam tradisional, pelatihan Garda Swiss sangat modern dan keras. Sebelum diterima, calon anggota harus:
Berusia antara 19–30 tahun,
Setelah diterima, mereka menjalani pelatihan militer lanjut di Isone, Swiss, dan belajar tentang taktik keamanan modern, bela diri, hingga penggunaan senjata seperti Glock pistol dan SIG SG 550 rifle. Mereka juga dilatih untuk menghadapi serangan teroris dan evakuasi darurat, sekaligus memperdalam etika Kristiani, sejarah Gereja Katolik, dan peran mereka dalam pelayanan iman.
ADVERTISEMENT
Keseriusan pelatihan Garda Swiss sejalan dengan tren global tentang profesionalisasi militer, yang bisa Anda baca dalam topik pelatihan militer di Kumparan.

Di Era Paus Fransiskus: Kesetiaan yang Lebih dari Sekadar Militer

Paus Fransiskus menyoroti bahwa kesetiaan Garda Swiss bukan hanya soal senjata atau keterampilan bertarung, tetapi soal hati. Dalam beberapa homilinya, Paus menekankan bahwa Garda Swiss adalah simbol pelayanan yang setia dalam kesunyian—mereka tidak tampil mencolok, tetapi kehadiran mereka membawa rasa aman dan damai.
Sebagai penjaga Paus, mereka menjadi bagian dari ritme hidup harian Takhta Suci. Mereka menyambut para pemimpin dunia, menjaga acara liturgi besar, hingga menjaga ketenangan bagi Paus untuk berdoa. Peran mereka tak tergantikan, terutama dalam menjaga simbol kesucian dan keutuhan Gereja Katolik di tengah dunia yang penuh gejolak.
ADVERTISEMENT
Refleksi tentang peran Garda Swiss ini sangat erat dengan nilai-nilai dalam rubrik religi Kumparan, yang mengangkat tema tentang pelayanan dan spiritualitas dalam kehidupan modern.

Penutup: Simbol Keteguhan Iman yang Abadi

Garda Swiss Vatikan bukan sekadar penjaga fisik, tetapi penjaga nilai, tradisi, dan iman. Mereka berdiri di tengah pergumulan dunia, sebagai lambang keteguhan yang tak goyah oleh zaman. Di dunia yang terus berubah dan nilai-nilai spiritual makin dipertanyakan, Garda Swiss hadir sebagai pengingat: bahwa kesetiaan, keberanian, dan pengorbanan tetap relevan dan dibutuhkan.
Kisah Garda Swiss tidak hanya menjadi catatan sejarah Gereja Katolik, tetapi juga refleksi mendalam bagi siapa pun yang terpanggil untuk melayani dalam diam dan kesetiaan. Untuk bacaan reflektif dan kisah inspiratif lainnya, Anda bisa menjelajah kumparanPLUS.
ADVERTISEMENT